Yeji yang terlihat sedang menikmati rokok sembari mengarahkan pandangannya keluar jendela. kearah hutan dimana 10 alat besar sedang berusaha menumbangkan puluhan pohon yang akan diambil kayunya untuk ia export keluar negeri.

"Kau butuh berapa banyak?" Tanya Yeji berbalik menatap Lia yang hanya berdiri mematung.

"Bisakah kau memberikan aku 2.." jawab Lia. meremas gaun sebetis yang ia pakai gugup.

"Kau tau ini tidak gratis kan?" Yeji mematikan rokok ditangannya kedalam asbak yang berada diatas meja kemudian bangkit. Mengambil pemukul bisbol yang ia letakan dibawah meja kerjanya kemudian berputar mendekati Lia.

Yeji mengangkat wajah Lia yang sedikit tertunduk dengan ujung tongkat ditangannya. Mengamati wajah Lia yang terlihat tidak nyaman dengan apa yang Yeju lakukan.

"Akhirnya kau datang padaku tanpa aku bersusah payah mengabari orang tuamu terlebih dahulu..." Yeji memiringkan bibirnya. Memundurkan tubuhnya 2 langkah. duduk diatas meja kerjanya masih dengan kedua mata memperhatikan Lia yang sama sekali tak bergerak.

"Lia seharusnya kau mau menerimaku hingga aku tak perlu melakukan ini..." katanya. Mengangkat pemukul bisbol ditangannya, mengarahkan pemukul itu pada gaun sebetis yang Lia pakai. mengangkat gaun itu keatas, hingga tongkat itu berhasil menampakan paha dan celana dalam yang Lia pakai.

Lia membiarkan Yeji melakukan apapun yang ia mau seperti biasa. Tapi meskipun begitu tangan Lia terlihat terkepal menerima perlakuan Yeji yang secara langsung telah melecehkan dirinya.

".....aku membutuhkan mesin padi itu secepatnya. Jika kau ingin melakukannya lakukan sekarang" ucap Lia memberanikan diri. Merendahkan harga dirinya serendah-rendahlah, melakukan sesuatu yang bahkan lagi-lagi bukan untuk dirinya sendiri dan hanya untuk kepentingan orang lain.

"Lalu kenapa kau masih berada disana? Jika kau ingin mesin penanam padi itu seharusnya kau datang padaku. Setidaknya kau harus menggodaku untuk mau menurutimu kan?" Yeji menurunkan tongkat ditangannya kemudian meletakan diatas meja.

"Kau tak mau?" Tanya Yeji. Melihat Lia yang tak merespon dan masih berdiri memantung.

Lia memejamkan matanya beberapa. Ia hanya harus melakukannya sebentar. Memulai terlebih dahulu dan Lia akan mendapatkan apa yang ia butuhkan untuk nantinya akan Lia berikan pada Yuna dan keluarga Yuna. Memberanikan diri, meyakinkan dirinya sendiri jika ia bisa melakukannya toh dia sudah berulang kali melakukan hal seperti ini dengan Yeji.

Lia mendekati Yeji yang masih setia menunggunya datang. Berdiri tepat didepan tubuh Yeji, kemudian menatap kedua manik Yeji yang juga memperhatikan setiap gerak gerik Lia. mengangkat tangannya, meletakan tangan itu diatas pipi Yeji. Mengusap pipi Yeji sebentar sebelum akhirnya tangannya berpindah pada bibir Yeji. Menyentuhkan ujung-ujung jarinya pada permukaan bibir Yeji yang tebal.

Lidah Yeji terjulur.
Menyentuh jemari Lia dengan lidahnya yang basah. Menjilat jari-jari Lia masih dengan manik matanya yang tak berpindah dari wajah Lia.

Yeji mengangkat tangannya. Menarik tangan Lia lebih dekat. Memasukan jari telunjuk dan jari tengah Lia kedalam mulutnya. Mengulum jari Lia hingga jari itu basah oleh air liurnya.

"Buka bajumu dan goda aku..." bisik Yeji. Melepaskan tangan Lia kemudian memundurkan tubuhnya dengan menjadikan kedua tangannya menjadi penyangga tubuhnya dibelakang. Mengamati Lia yang kini menarik turun resleting gaun. Mengangkat gaun itu keatas dan melepasnya melalui kepala. Menampakan tubuh mulus Lia yang kini hanya terbalut bra dan celana dalam berwarna senada.

Yeji menggigit bibir bawahnya. Sangat bergairah melihat Lia yang seperti ini, tapi sebisa mungkin Yeji mencoba mengontrol pikirannya dan membiarkan Lia yang memulai permainan mereka kali ini.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Where stories live. Discover now