Ketika Jaehyun kembali membuka mata, dia melihat sekelilingnya telah berubah. Dia masih hidup dan jauh lebih kuat dari dia sebelumnya. Saat dia sadar apa yang terjadi, dia hanya menghela napas dan mulai saat itu dia memutuskan untuk sama sekali tidak mencampuri urusan politik dunia dan lebih memilih untuk mendengar doa-doa para petani saja.
***
Jaehyun masih membeku di pelukan Taeyong. Dia memang menutup diri untuk menghindari informasi dunia hantu atau masa lalunya terdahulu. Oleh karena itu dia sama sekali tidak tahu jika kekasihnya dulu telah menjadi iblis, karena begitu dia menjadi dewa, dia sudah memutuskan untuk tidak lagi mengingat masa lalu. Dia kira Taeyong sudah matiㅡmemang, kalau belum mati, mana mungkin dia berubah menjadi iblis. Dia pikir, begitu Taeyong mati, urusannya di dunia akan berakhir. Tetapi, dia malah mengalami perubahan drastis dan sepertinya, dia yang memimpin Kota Duwu. Jaehyun benar-benar tidak tahu bagaimana harus bersikap.
"Dulu, paling lama kau meninggalkanku hanya empat bulan. Bagaimana ceritanya kau sekarang membuatku menunggu hingga seratus tahun? Apa kau sama sekali tidak memiliki kerinduan kepadaku?" Taeyong kembali berbicara.
Jaehyun mengerjap, lantas mengendurkan pelukan Taeyong kepadanya dan malah bertanya balik. "Kenapa…kenapa kau masih di dunia?"
Pertanyaan dungu, sudah jelas kalimat Taeyong yang sebelumnya mengindikasikan alasan kenapa dia masih ada di dunia.
Taeyong tergelak di antara isakannya. "Jadi kau ingin aku benar-benar musnah?" Ujarnya sembari tersenyum. "Jika itu yang kau mau, maka aku akan bersedia." Ungkapnya. "Setidaknya aku sudah bertemu denganmu, dan kulihat keadaanmu sangat baik. Bodohnya aku, aku tetap khawatir sekalipun kau sudah menjadi dewa, perasaan yang sama seperti rasa khawatirku ketika kau tidak kunjung pulang padahal kudengar perangnya sudah usai."
Jaehyun jadi kembali teringat bagaimana Taeyong yang dulu merajuk ketika dia telat pulang hanya beberapa jam saja. Padahal, keterlambatan Jaehyun adalah semata-mata karena dia mencari hadiah terlebih dahulu untuk Taeyong.
"Taeyong…"
Taeyong mendongak, menahan air matanya untuk tidak jatuh lebih banyak. "Haaaahhhh," dia menghela napas panjang. "Kau tahu, kurasa aku akan benar-benar bisa menjadi abu sekarang. Keinginanku yang terdalam sudah terpenuhi. Aku sudah melihatmu, aku sudah mengungkapkan rasa rinduku, dan aku sangat bahagia ketika aku mendengar kau mengucapkan namaku." Taeyong meletakkan satu tangannya di telinga Jaehyun untuk membuka cadarnya. "Setidaknya biarkan aku melihat wajahmu secara menyeluruh untuk terakhir kali? Bagaimanapun, wajah ini yang selalu menjadi impianku di setiap malam selama seratus tahun terakhir."
"Taeyong…aku…"
"Shussh," Taeyong memotong. "Sudah, laksanakanlah tugasmu dengan baik. Aku tahu, kau lebih suka menjawab doa para petani." Taeyong mengusap ibu jarinya di pipi Jaehyun. "Tetapi, Jaehyun…sebelum aku benar-benar pergi, bolehkah aku meminta satu hal kepadamu?"
Jaehyun tidak menjawab dan Taeyong hanya tersenyum.
"Bisakah kau menjaga ladang mawarku? Aku menanamnya selama seratus tahun. Setiap dari mekarnya selalu mengingatkanku akan pengorbananmu yang menyelamatkanku." Taeyong tersedak isaknya sendiri. "Kau tahu, tidak? Kupikir…kupikir setelah apa yang terjadi kepada kedua orang tuaku, rasa cintamu kepadaku sudah menghilang bersamaan dengan kau yang tidak pernah kembali…tetapi hari itu…hari eksekusiku…hari di mana kau datang untuk menggantikan diriku, membuatku sadar kalau selama ini aku salah. Kau masih mencintaiku, walaupun aku tidak yakin dengan sekarang, tetapi setidaknya, hari itu aku mati dengan bahagia. Walaupun ujung-ujungnya aku harus menjadi hantu dulu karena aku belum sempat mengucapkan satu hal yang sangat ingin aku ucapkan kepadamu."
YOU ARE READING
Devovere || JaeYong
FanfictionSudah seratus tahun semenjak Jaehyun diangkat menjadi dewa, tetapi dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan dunia hantu hingga suatu hari Kaisar Surga memintanya untuk menghadapi seorang iblis yang diberi julukan Iblis Mawar Hitam. TGCF x Jae...
devovere.
Start from the beginning
