Hampir di semua perang dia pimpin, dia pulang membawa kemenangan. Jika dia belum menang, setidaknya dia dan musuh berada di posisi seimbang. Intinya, dia belum pernah kalah. 

Dia juga termasyhur akan watak yang berbudi, hati jernih dan juga pemikiran yang tidak kalah jernih sekalipun berada di posisi yang terdesak. Umumnya, para tentara yang sedang berperang akan mengunjungi rumah bordil dan mabuk untuk melepaskan penat. Tetapi, Jaehyun tidak. Karena dia tahu, ada seseorang yang menunggunya untuk pulang di rumah.

Seseorang itu adalah Taeyong.

Cinta mereka bersemi ketika mereka sama-sama berusia delapan belas. Di awali dengan Taeyong yang mengungkap dia tertarik kepada Jaehyun dan meminta izin untuk mencium Jaehyun, Jaehyun akhirnya menyadari jika dia memiliki perasaan yang sama.

Selama ini, hidupnya hanya berputar di sekitar Taeyong dan tidak ada satu haripun dia tidak bersama laki-laki itu. Pemikiran akan Taeyong yang jauh darinya begitu menyakitkan dan dia tidak sanggup. Oleh karena itu, ketika pertama kali dia ditugaskan untuk turun ke medan perang secara resmi, itu adalah waktu yang tersulit baginya.

Tiga bulan jauh dari sang pujaan hati, membuat ketika dia kembali, dia tidak dapat menahan diri untuk tidak menghamba. Dia mencium kaki Taeyong, mencium seluruh inci tubuhnya hingga bagian yang paling puncak dan intim. Itu juga pertama kalinya tubuh mereka menyatu, menyalurkan panas gejolak romansa yang sudah bertahun-tahun ditahan karena tidak ada satupun dari mereka yang berinisiatif untuk mendahului.

Malam itu, Jaehyun baru tahu jika Taeyong bisa menghasilkan suara indah yang melecut gairah. Dia baru tahu jika pinggul Taeyong sangat pas digenggamannya dan malam itu, Taeyong menciumi luka-luka pertama pasca perangngnya dengan cara yang sama seperti dirinya, sama-sama menghamba.

Kisah cinta mereka pernah begitu indah.

Setidaknya sampai pemberontakan besar terjadi dan keluarga Taeyong menjadi salah satu biang pengkhianatan terhadap raja. Tentu saja hal tersebut menjadi tamparan besar bagi Jaehyun karena dia adalah seorang jenderal, seorang abdi yang bersumpah untuk setia kepada raja. Dan dengan dia yang menjalin kasih dengan Taeyong, bukankah itu menjadi sebuah skandal besar? Dia bahkan tidak tahu apakah Taeyongnya terlibat atau tidak. Dia lebih banyak menghabiskan waktu di medan perang, dan ketika dia kembali, dia hanya menghabiskan waktu sehari-hari di ranjang bersama Taeyong dan selama hari-hari tersebut, dia tidak melihat ada yang mencurigakan.

Hubungan mereka merenggang semenjak saat itu. Taeyong ditahan, dan Jaehyun disibukkan dengan lebih banyak perang. Dan kali ini, setiap dia kembali, dia lebih banyak menghabiskan waktu di kuil untuk menjernihkan hati dan menjernihkan pikir. 

Hingga suatu hari, ketika Jaehyun pulang dari sebuah perang dan hendak menuju kuil, dia mendengar jika Taeyong dan keluarganya akan dieksekusi dengan cara diracun. Sentimen hatinya yang lama kembali berkedut, tanpa berpikir panjang, dia langsung menuju lapangan istana di mana eksekusi akan dilaksanakan.

Masing-masing gelas racun sudah disiapkan di depan masing-masing orang yang akan dieksekusi. Di samping gelas tadi, terdapat mawar putih segar untuk diberikan kepada mereka begitu mereka mati. Karena bagaimanapun, mereka pernah menjadi anggota kerajaan.

Jaehyun melihat ibu dan ayah Taeyong yang sudah mati dengan mulut yang berbusa begitu dia menginjakkan kaki di sana. Ketika giliran Taeyong, entah apa yang terlintas di kepalanya, dia langsung berlari, menyahut gelas giok yang berisi racun hitam pekat sebelum meminumnya tergesa hingga sebagian racunnya menetes ke mawar putih yang ada di bawahnya.

Taeyong berteriak, memanggil nama Jaehyun, berusaha menghentikannya namun semua itu sia-sia karena kedua tangan dan kakinya diikat. Tetapi siapa sangka, di antara napas-napas terakhir Jaehyun, surga lebih dahulu memanggilnya.

Devovere || JaeYongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang