Seseorang lain menyahut, "dipikir-pikir hidup kita sengsara juga, ya."
"Hidup apa? Kita kan sudah mati." Temannya memotong.
Tangan orang yang berbicara tadi memukul kepala rekannya yang memotong pembicaraan. "Ya maksudku itu, hidup miskin, mati pun jadi kasim. Aku tidak memiliki kesempatan untuk menggunakan pelerku semasa hidup, dan sekarang aku sudah mati, pelerku malah dihilangkan."
Jaehyun tersedak. Sekian lama hidup di surga, membuat telinganya sangat asing dengan kata-kata yang begitu vulgar. Dia sampai harus minum tiga kali.
"Tetapi kenapa Yang Mulia tiba-tiba memerintahkan renovasi seluruh kota? Ini bukan hal yang biasa. Bahkan dia mengubah ladang mawarnya menjadi warna-warni. Itu sungguh tidak wajar." Salah satu dari mereka kembali bicara.
"Dengar-dengar kekasih Yang Mulia akan datang berkunjung."
"Yang Mulia memiliki kekasih??? Apa itu istrinya??!!!"
"Tidak tahu," jawabnya dengan mengendikkan bahu. "Bisa saja itu cuma gosip. Memangnya kau pernah melihat Yang Mulia membawa perempuan ke kamarnya?"
Dua temannya jadi ikut berpikir. "Benar juga."
"Tapi bagaimana kalau kekasihnya bukan perempuan?" Salah satu dari mereka kembali mengajukan pertanyaan.
"Maksudmu…Yang Mulia anu?"
Yang tadi memberi pertanyaan mengangguk. "Iya, anu."
Satu kasim yang diam memukul kepala kedua rekannya secara bersamaan. "Mau Yang Mulia anu atau tidak, yang penting kita dibayar. Sudah-sudah, segera habiskan makanan dan kembali bekerja."
Kedua temannya hendak protes, tetapi tidak ada sanggahan apapun dari keduanya dan pada akhirnya, hanya bunyi kunyahan yang tertangkap oleh telinga Jaehyun.
Jaehyun jadi ikut penasaran. Jika memang Mawar Hitam tengah menunggu terkasihnya, bukankah ada kesempatan baginya untuk menyelinap ketika dia lengah? Tetapi, masalahnya, dia harus menyelinap ke mana?
Tanpa disangka, telinga dewanya kembali menangkap pembicaraan para kasim yang kembali dimulai lagi.
"Yang Mulia juga lebih banyak menghabiskan waktu di Paviliun Meigui sekarang. Sepertinya menunggu kekasihnya datang bukan hanya sekadar gosip."
Mata Jaehyun jadi berbinar.
'Ah, Paviliun Meigui. Terima kasih para kasim. Semoga dosamu diampuni surga dan kalian bisa bereinkarnasi dan memiliki keluarga bahagia di masa depan.'
Sejujurnya, Jaehyun tidak tahu di mana Paviliun Meigui. Tetapi jika mendengar bagaimana para kasim tadi memanggil Mawar Hitam dengan Yang Mulia. Rasanya wajar jika dia menyimpulkan bangunan termegah yang terletak di tengah kota dengan halaman yang begitu luas adalah tempat yang benar.
Jaehyun membuat tubuhnya tidak terlihat bahkan oleh para hantu dan menyelinap memasuki paviliun. Benar saja, di dalam paviliun, isinya begitu meriah seolah seseorang sedang mengadakan pesta.
Tarian-tarian dengan instrumen yang mengalun indah menjadi pembuka di halaman utama, di ruang terdepan, perjamuan dengan berbagai hidangan tersedia layaknya semut yang mengerubungi gula. Benar-benar megah dan mewah.
Namun, di antara semua kemegahan itu, ada satu hal yang menarik perhatian Jaehyun. Di tengah meja jamuan, ada sebuah mawar putih yang terlihat ringkih dan hampir layu. Sungguh aneh jika melihat bagaimana megah dan segarnya hal-hal lain yang ada di sekitarnya. Mawar putih itu menjadi sebuah anomali. Ketika dia memerhatikan lebih lanjut, dia baru sadar jika mawar putih itu memiliki satu titik hitam di salah satu kelopaknya. Titik hitam itu tidak terlihat biasa dan setelah ia memicingkan mata, akhirnya dia sadar jika titik hitam itu adalah sebuah racun mematikan yang ironisnya malah mengawetkan sang mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Devovere || JaeYong
Fiksi PenggemarSudah seratus tahun semenjak Jaehyun diangkat menjadi dewa, tetapi dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan dunia hantu hingga suatu hari Kaisar Surga memintanya untuk menghadapi seorang iblis yang diberi julukan Iblis Mawar Hitam. TGCF x Jae...
devovere.
Mulai dari awal
