"Lihatlah," Xie Lian berujar. "Tanda hitam ini adalah tempat tinggal Mawar Hitam yang akhirnya bisa ditebak oleh dewa kepustakaan." Dia menjelaskan.
"Ah," Jaehyun mengangguk paham.
Xie Lian menarik tangannya, membawanya kembali ke belakang untuk kembali dia genggam. "Semua dewa sudah pernah berhadapan dengannya. Dan dia sudah tahu setiap dewa yang ada. Bahkan dewa kepustakaan, dia sudah mengenal setiap salah satu dari mereka." Xie Lian menghela napas. "Aku khawatir jika aku mengirim mereka, Mawar Hitam akan langsung mengenali dan mereka tidak akan selamat." Xie Lian menoleh untuk menatap Jaehyun. "Hanya kau satu-satunya dewa yang belum diketahui oleh Mawar Hitam, dan mengingat jika dulunya kau adalah jenderal perang, apakah aku boleh memintamu untuk sekadar berkunjung? Jika kau bisa mengalahkannya, maka itu akan lebih bagus, tetapi setidaknya, kau pasti akan bisa kembali karena Mawar Hitam tidak pernah membunuh dewa yang pertama kali menemuinya."
Jaehyun berlutut, kedua tangannya dia angkat untuk memberikan hormat kepada Xie Lian. Jika boleh jujur, dia sama sekali enggan. Tetapi jika mendengar bagaimana putus asanya suara Xie Lian saat menjelaskan kepadanya; pada akhirnya hatinya tergerak. "Mohon Yang Mulia Kaisar membekali hamba dengan restu selama perjalanan."
Senyum Xie Lian merekah, dia menepuk bahu Jaehyunㅡmengisyaratkannya untuk berdiri. Jaehyun menurut, lantas menatap Xie Lian yang masih memberikan senyum. "Seluruh karunia dewa akan menyertaimu."
Jaehyun kembali membungkuk sejenak dan berniat meninggalkan Aula Agung, namun langkahnya kembali untuk menoleh ketika Xie Lian memanggilnya.
"Jaehyun,"
"Ya?"
"Kudengar, nama dari Mawar Hitam adalah Lee Taeyong."
Jaehyun tertegun untuk beberapa saat, lantas tersenyum dan mengangguk.
***
Biasanya Jaehyun turun ke dunia manusia untuk membantu para petani mengalirkan hujan, tetapi kali ini, berbekal dengan mandau yang ia sembunyikan dengan kekuatan spiritual, dia menuju Kota Duwu. Kota yang katanya menjadi tempat tinggal dari Mawar Hitam.
Dan rupanya, kali ini dewa kepustakaan tidak membuat kesalahan karena sebelum Jaehyun memasuki kota, di kanan kiri jalan setapak, terbentang ladang mawar dengan berbagai warna yang sangat menyenangkan mata. Wanginya segar, dan semilir angin yang menghantar wanginya membuat paru-paru bernapas dengan jauh lebih lega.
Ketika dia memasuki kota, setiap gerbang, pintu, atap hingga jendela dipenuhi dengan ornamen mawar. Sungguh indah hingga membuat dia beberapa kali harus berhenti hanya untuk mengagumi keindahan yang terukir di kuatnya pintu kayu jati. Namun, di balik semua keindahan itu, Jaehyun sadar jika semua masyarakat yang ada di Kota Duwu menutup sebagian wajah mereka. Hal ini dilakukan untuk menyamarkan antara mereka yang masih hidup dan mereka yang sudah mati.
Jaehyun sudah mempersiapkan hal itu. Dia menutupi wajahnya dengan kain hitam yang ia kenakan layaknya sebuah cadar.
Dia berjalan tanpa tahu pasti ke mana dia harus melangkah. Dia baru berhenti ketika ada kedai makanan, berharap jika dia mungkin bisa mencuri dengar obrolan orang-orang yang di sana. Siapa tahu dia mendapatkan informasi tentang Mawar Hitam.
Benar saja, begitu dia memesan makanan, dia dengan telinga dewanya mendengar obrolan tiga orang kasim tentang apa yang dia cari.
"Yang Mulia Mawar Hitam benar-benar membuat kita bekerja tidak berhenti selama seminggu terakhir."
'Yang Mulia? Kenapa mereka memanggil Mawar Hitam dengan sebutan Yang Mulia?'
"Ehhh, tetapi tidak apa-apa. Yang Mulia selalu memberikan penghargaan yang setimpal dengan kerja keras kita. Sudahlah, tidak usah protes. Memang sudah nasib kita sebagai kasim." Yang lainnya menanggapi.
ESTÁS LEYENDO
Devovere || JaeYong
FanfictionSudah seratus tahun semenjak Jaehyun diangkat menjadi dewa, tetapi dia sama sekali tidak pernah berhubungan dengan dunia hantu hingga suatu hari Kaisar Surga memintanya untuk menghadapi seorang iblis yang diberi julukan Iblis Mawar Hitam. TGCF x Jae...
devovere.
Comenzar desde el principio
