Satu : NIKMATNYA DENDAM

18.4K 725 22
                                    

BEN PoV

Kuangkat tubuhnya yang lemas karena obat bius yang kubekapkan pada hidungnya. Berjalan menyusuri rumah megahku. Dalam hati aku sungguh tersenyum smirk, tak menyangka akan semudah ini mendapatkannya. Ya, bukan hal mudah untuk mendekati apalagi mendapatkan tubuhnya yang menggiurkan ini, mengingat betapa banyaknya anjing penjaga yang setiap saat berada di sekelilingnya.

Oke, maaf kalau aku memberi julukan anjing penjaga pada beberapa orang yang selalu menjaganya sedemikian posesive. Tentu saja itu atas suruhan kakaknya yang super duper galak itu. Catat, selain galak dan posesive, kakak laki-laki dari perempuan yang kini ada dalam gendonganku ini, dia adalah seorang laki-laki kharismatik dan tampan, Sangat tampan bahkan, dan aku mengakui hal ini.

Tapi tentu bukan Ben namaku kalau aku tak bisa mendapatkan gadis ini. Bella si gadis sempurna ini kini ada dalam genggamanku. Dan aku pastikan, kesempurnaannya sebentar lagi akan lenyap, ditanganku.

"Bella .... kasihan sekali para laki-laki yang memujamu di luar sana, karena akhirnya aku yang mendapatkanmu", bisikku di telinganya saat kubaringkan tubuhnya yang masih berseragam putih abu-abu, di atas ranjangku.

Dia masih tergeletak belum sadarkan diri.

Dan aku tak ingin membuang waktu untuk segera memanjakan nafsuku dengan perawan sempurna ini. Dan ..

"Come on, Bell .... We will climbing, together...", bisikku sebelum aku menenggelamkan diri dalam gairah liar dan gila.

Dan perawan satu inilah yang membuatku tak bisa mengakhiri kegilaan nafsuku sendiri.

* * * *


Malam telah demikian sepi, hanya suara beberapa kendaraan yang terdengar lewat satu satu di jalanan. Dalam keremangan, gadis yang sedari tadi terlelap itu terbangun. Dikumpulkannya segala kesadarannya yang sempat hilang, dengan menatap ke sekeliling ruangan. Namun beberapa benda yang dilihatnya tak juga membuatnya tahu keberadaannya sekarang ada di mana.

Tapi dengkur nafas seseorang mengusik pendengarannya. Ketika dia menoleh, dia terkejut dan nyaris menjerit.

"Aaakkkkhhhh......", dia bangkit sambil menjerit membuat seseorang yang tertidur disampingnya terbangun paksa.

"Hei, berisik !!!", seseorang itu, yang ternyata adalah laki-laki membentaknya membuatnya seketika ketakutan. Bagaimanapun, seumur hidup dia tak pernah dibentak.

"Ka..kamu siapa ? Dan ... dan kenapa aku disini ? Apa yang kamu lakukan padaku?", tanya gadis itu yang segera meraup selimut untuk menutupi tubuhnya yang telanjang.

Telanjang ?

Dan....kenapa rasa nyeri itu menyerang suatu bagian dalam dirinya dan membuatnya meringis ? Seketika dia sadar bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi. Spontan air matanya mulai merebak.

"Kenapa, Sayang ? Kamu tak tahu siapa aku ?"

Gadis itu menggeleng tanpa bisa mencegah air matanya yang mengucur deras. Dia begitu nelangsa dengan nasibnya.

"Kenalkan, namaku Ben. Dan kamu Bella kan ?", Ben mengulurkan tangannya hendak menjabat tangan Bella.

Tapi perempuan itu menepisnya dengan kasar.

Ben tersenyum dengan reaksi Bella.

Hei, yang lembut dong, Sayang ... Oh, ya .... terima kasih untuk kegadisanmu ya ? Kamu perempuan ternikmat yang pernah kurasakan", Ben berbisik membuat Bella merasa sangat jijik.

"Kamu bajingan !!! Kenapa kau membawaku ke sini ? Kenapa kau melakukan ini padaku ?", Bella menjerit dengan tangisnya.

Bukannya panik, Ben yang telah terbiasa menghadapi perempuan ini tentu tak akan kewalahan menghadapi gadis bau kencur seperti Bella.

LOVE AT MILLION SIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang