.
.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

"Ryujin...." Lia melambaikan tangannya pada Ryujin yang sedang berada diteras basechamp mereka yang terletak ditengah hutan dipinggir desa. Mendekati Ryujin, menghentikan laju kakinya dengan nafas terenggah-enggah.

"Kenapa kau berlari seperti itu? Lihat kau kelelahan..." Ryujin meletakan gitar yang ia pegang kesisi kanannya duduk. Memperhatikan Lia yang sekarang terlihat membungkuk dengan kedua tangan memegangi lutut.

"Aku memanggang cookies untukmu...." kata Lia dengan nafasnya yang masih naik turun.

"Cookies?"

Lia mengangguk dengan menunjukan senyumnya yang khas. "Ucapan terima kasih karena sudah membantuku kemarin..." Lia membuka tas yang ia bawa. Mengeluarkan kotak berwarna pink yang didalamnya berisi cookies yang telah ia panggang semalam.

"Cobalah, ini rasa butter choco..." kata Lia. Memberikan kotak berisi cookies ditangannya kepada Ryujin.

Ryujin menatap Lia yang masih menatapnya dengan wajah berbinar. Mengangkat tangannya, mengambil kotak cookies itu kemudian Membuka penutupnya. Menampakan tumpukan cookies yang tersusun rapi dengan ukuran cukup besar yang diatasnya terdapat topping chocohip.

"Tenang saja, kau tidak akan keracunan ketika memakannya..." Lia terkekeh ketika melihat keraguan diwajah Ryujin yang tidak segera memakan cookies itu dan hanya memperhatikan.

"Tidak aku tidak berpikir begitu, aku yakin ini pasti sangat enak..." jawab Ryujin. Mengambil satu cookies dan memasukan setengah cookies itu kedalam mulut. Mengunyahnya beberapa kali.

"Bagaimana?" Mata Lia terlihat membulat. Menunggu reaksi yang akan Ryujin tunjukan setelah memakan cookies buatannya.

"Seperti yang sudah kukatakan, ini sangat enak..." Ryujin tersenyum. Memasukan setengah cookies sisanya kedalam mulut. Mengunyahnya sekali lagi.

"Ah syukurlah tak sia-sia aku begadang semalaman...." Lia memegangi dadanya dengan perasaan lega.

"Sebenarnya kau tak perlu membuatkanku hal seperti ini, aku benar-benar senang membantumu jadi jangan merasa terbebani karena itu..."

"Tapi kau sudah sangat baik, kau berkali-kali membantuku dan aku sama sekali belum membalasnya..." kata Lia. Merasa sungkan pada Ryujin yang selalu membantunya.

"Bukankah kita teman? Teman tidak butuh balasan ketika melakukan sesuatu untuk temannya yang memerlukan bantuannya kan?" Ryujin menunjukan segaris lengkung dibibirnya. Memberikan senyum tulus yang jujur membuat darah Lia berdesir.

"Terima kasih...." Lia ikut menarik sudut bibirnya. Pipinya terlihat memerah sekarang. jantungnya seperti terpacu dengan sangat cepat karena ulah sosok didepannya sekarang. dan ini bukan pertama kalinya hal itu terjadi, berulang kali dan terkadang membuat Lia salah tingkah. tiba-tiba ia akan menunduk atau menutupi wajahnya sendiri dengan kedua telapak tangannya karena baginya senyum yang Ryujin tunjukan padanya seperti sinar yang sangat menyilaukan.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Where stories live. Discover now