"Aku juga bersyukur bisa bertemu denganmu disini..." Ryujin tersenyum ringan. Mengusap tangan Lia yang masih memeluknya erat.

"Lia-ya...." suara berat dari seorang wanita terdengar. Membuat si pemilik nama dan juga Ryujin menoleh bersamaan. Mendapati Yeji yang sudah berdiri didepan sana dengan menunjukan wajah dingin menyeramkan seperti yang selalu ia tunjukan ketika berhadapan dengan Ryujin.

"Yeji?" Lia segera melepaskan pelukannya dari lengan Ryujin lalu bangkit. Menatap Yeji beberapa saat sebelum akhirnya berjalan mendekati Yeji yang tak bergerak dan hanya memandangi Lia tanpa bersuara.

"Kenapa kau datang kemari?" Tanya Lia. Berdiri tepat dihadapan Yeji kemudian meraih tangan Yeji.

"Apa yang sedang kau lakukan disini?! Aku sudah lama menunggumu dirumah..." Yeji terdengar ketus saat mengatakan itu pada Lia. Memberikan tatapan dingin yang sebelumnya tak pernah Ryujin lihat Yeji tujukan pada Lia.

"Aku harus membersihkan halaman gereja, aku baru saja menyelesaikan beberapa menit yang lalu...." jawab Lia memberikan alasan atas keterlambatannya pulang hari ini.

"Sekarang kau sudah selesaikan? ikut aku !" Yeji menarik tangan Lia dengan tiba-tiba. Menyuruh Lia untuk ikut dengannya.

"Ryujin, sampai jumpa besok...." Lia menolehkan wajahnya. Melambaikan tangan pada Ryujin sembari berlari kecil mengikuti langkah besar Yeji yang masih memegangi tangannya kuat. Meninggalkan Ryujin yang kini terlihat berdiri kemudian memakai kembali topi yang masih ia pegang sembari menatap kepergian mereka berdua.

"Kenapa kau selalu saja berduaan dengan wanita itu?!" Yeji membanting pintu mobilnya kasar setelah dirinya dan Lia telah sama-sama berada didalam mobil.

"Aku sudah mengatakannya berulang kali jika aku tidak suka kau terlalu dekat dengannya tapi kenapa kau tak juga mau mendengar !" Bentak Yeji. Merasa cemburu karena Lia terus saja menempel pada Ryujin dan tidak mau mendengarkan apa yang ia katakan.

"Berhentilah melarangku melakukan apa yang mau" ucap Lia. Melipat kedua tangannya didepan dada sembari mengarahkan pandangannya pada Yeji yang terlihat sangat marah. Berbanding terbalik dengan dirinya yang tenang, tak tersulut emosi seperti yang sedang Yeji tunjukan padanya.

"Aku berhak atas dirimu ! aku berhak membatasimu untuk berteman dengan siapa saja, termasuk melarangmu berteman dengan wanita itu.." Yeji mendelik. Menunjukan sisi buruknya pada Lia yang sudah terbiasa melihat Yeji meledak-ledak seperti ini.

"Sejak kapan kau bisa mengaturku seperti ini? Aku bukan milikmu, Kau bukan siapa-siapaku, kau hanya teman semasa kecilku tidak lebih.." jawab Lia. Mengedarkan pandangannya keluar jendela mobil, sangat ingin mengakhiri pembicaraanya dengan Yeji. Lia sangat letih ditambah Yeji yang terus berteriak padanya membuatnya tidak bisa bernafas.

"Apa kau bilang?" Dahi Yeji berkerut. Terlihat mengeraskan rahangnya mendengar perkataan Lia yang bertolak belakang dengan apa yang ada didalam otaknya.

Yeji menarik wajah Lia agar Lia kembali menatapnya. Menekan jemarinya dikedua pipi Lia kemudian mendekatkan wajahnya pada wajah Lia yang terlihat tidak nyaman dengan tingkah Yeji yang sudah 2 tahun ini semakin menjadi.

"Kau milikku ! semua yang ada padamu milikku! Apakah kau lupa jika aku sudah mengeluarkan begitu banyak uang untuk mendapatkanmu? Termasuk membelimu dari orang tuamu yang isi kepalanya hanya memikirkan uang dan uang ! " Teriak Yeji dengan memberikan penekan disetiap kalimatnya.

"Lepaskan aku !" Lia mendorong tangan Yeji agar Yeji melepaskan dirinya.

"Jika sekali lagi aku melihatmu berduaan dengan wanita bernama Ryujin itu aku akan segera membunuhmu ..." Yeji melepaskan wajah Lia, meninggalkan bekas berwarna merah dipipi Lia. Menyalakan mesin mobilnya, memacu mobilnya meninggalkan pekarangan gereja.

LOSE (JINLIA & YEJISU)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ