"Ini apa?"

Aldebaran mengeluarkan benda yang tampak sepasang dengan warna yang berlawanan. Benda itu terlihat seperti bracelet kepangan yang dirancang dengan penutup magnet dengan model sepasang Yin dan Yang. Dan dua benda itu saling melekat ketika saling berdekatan.

"Gelang?" Aldebaran memastikan. Andin tersenyum.

"Iya, sepasang gelang."

"Buat siapa?" Tanya Aldebaran, berlagak polos.

"Ya buat kamu lah."

"Satunya lagi?" Aldebaran mengulum senyumannya, tampak seperti sedang mengusili gadis itu.

"Buat Roy! Ya menurut kamu aja deh, Mas." Jawab Andin dengan nada agak kesal. Aldebaran tertawa renyah mendapati reaksi menggemaskan tersebut. Namun sesaat kemudian, ia meraih pergelangan tangan Andin, berniat ingin memasangkan salah satu dari bracelet itu.

"Mau ngapain?" Tanya Andin, bingung.

"Mau pakein di tangan kamu."

"Aku dulu yang pasangin ke kamu. Kan aku yang ngasih hadiah ini."

"Yaudah, oke."

Andin meraih pergelangan tangan Aldebaran, kemudian sedikit menyingsingkan lengan jas hitam tersebut demi memasangkan gelang yang berwarna hitam untuk pria itu. Aldebaran tampak terpesona dengan wanita itu yang sedang menunduk, sibuk mengenakan gelang itu pada tangannya. Sesekali Andin menyilangkan helaian rambutnya yang jatuh ke belakang daun telinganya, hingga membuat Aldebaran senyum-senyum sendiri.

"Kenapa senyum-senyum?" Tegur Andin, membuat Aldebaran sedikit kaget.

"Ah, nggak apa-apa." Elak pria itu.

"Sudah, nih." Ujar Andin, tersenyum simpul.

"Bagus." Puji Aldebaran sambil memandangi gelang yang sudah terpasang di pergelangan tangannya.

"Sekarang giliran saya yang pasangin buat kamu."

Giliran Aldebaran yang sedikit menunduk untuk memakaikan gelang yang berwarna putih pada pergelangan tangan Andin sebagai pasangan dari gelang yang sudah ia pakai. Sambil memakaikan gelang itu, Aldebaran sesekali sambil melirik Andin yang juga memandanginya. Tatapan Aldebaran yang tajam dan dalam membuat Andin mengulum senyumnya dengan menahan rasa gugup yang tiba-tiba menyergap.

"Kenapa Yin dan Yang?" Tanya Aldebaran, perihal hadiah gelang yang Andin berikan.

"Aku suka saja. Yin dan Yang itu simpel tapi punya filosofi yang indah dan mendalam."

"Oh ya?" Andin mengangguk.

"Dari warnanya saja, Yin dan Yang sangat berlawanan. Tapi dalam filosofi Tionghoa, simbol ini menggambarkan bagaimana dua hal yang saling berbeda namun bisa saling terhubung dan membangun satu sama lain. Mereka bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing. Sebagaimana aku juga mau kita sama seperti itu." Kalimat terakhir Andin membuat Aldebaran menatap mata gadis itu dengan bertanya. Ia ingin tahu maksud yang tersirat dari kalimat tersebut.

"Kamu mau kita seperti itu?" Aldebaran bertanya. Andin tersenyum simpul.

"Mas tahu kan hidup yang aku punya tidak seindah orang-orang di luaran sana. Aku punya keluarga dengan masa lalu yang buruk, sedangkan kamu punya keluarga yang begitu harmonis dan saling mendukung satu sama lain. Ibarat simbol Yin dan Yang, aku adalah sisi hitam itu, dan kamu adalah sisi terangnya. Meskipun saling berlawanan, aku punya harapan dengan hadirnya kamu di kehidupan aku, kamu benar-benar membawa cahaya terang itu, Mas." Terang Andin manimbulkan tatapan menyelidik dari Aldebaran.

Forever AfterWhere stories live. Discover now