"Iya Pak, saya terima."
"Saya belum melamar kamu. Kenapa langsung kamu terima?"
Hening, aku tak menjawab kalimatnya hingga suara kekehan darinya terdengar di telingaku.
"Ayo ke kamar." Jaehyun menarik lenganku pelan tapi sejurus kemudian aku menahan pergerakannya.
"Mau apa?"
"Tidur. Kamu pikir mau apa? Atau kamu mau mencobanya dulu?"
"Coba? Coba apa?"
"Melakukan olahraga di atas ranjang. Kalau kamu mau kita bisa nyicil buat anak—"
"ASTAGA PAK JAEHYUN!" Aku baru tersadar dengan apa yang dia ucapkan. Dia meringis kala aku menginjak kakinya.
"Bercanda, heboh banget sih."
"Ya Bapak juga nggak bisa jaga ucapan." protesku tak suka. Kembali lagi aku mendengar kekehan darinya hingga kedua dimple itu terlihat sangat menggemaskan.
"Saya cuma mau kasih tau kamu, ada yang perlu dirubah dari kamar saya sesuai kemauan kamu kah?"
"Kenapa?"
"Kalau kita sudah menikah kamar saya akan menjadi kamar kamu juga."
"Memangnya saya mau menikah dengan Bapak?" Tentu saja aku menggoda dirinya, mana mungkin aku menolak. Aku juga masih belum percaya jika dirinya mengajakku menikah.
"Oh, berani? Mau saya hubungi pihak berwajib?"
"Ih, kok ancamannya begitu!"
Kami memilih untuk tidur satu kamar, tentunya tidak melakukan apapun, hanya tidur biasa.
❧❧❧
Aku terbangun dari tidur dan bergelung dengan selimut yang sama dengan Jaehyun. Sinar matahari yang masuk dari celah jendela membuatku tersadar bahwa hari mulai siang. Apa aku terlalu nyenyak tidur di dalam dekapannya?
Aku mendongak ke atas, memperhatikan Jaehyun yang masih tertidur dengan damainya. Sungguh, aku tidak menyangka jika aku akan melihat pahatan Tuhan yang begitu sempurna saat aku membuka mata.
"Udah puas belum?" tanyanya dengan suara serak.
"Apaan sih?"
"Udah puas mandangin akunya belum?" tanyanya tanpa peduli dengan jantungku. Aku kembali memeluk tubuhnya erat. Menenggelamkan kepalaku di dada bidangnya yang tidak tertutup kain apapun.
Aku jelaskan lagi, kami tidak melakukannya. Dia memang terbiasa tidur tanpa menggunakan atasan.
"Gemes banget sih."
"Malu tahu," ucapku jujur.
"Ngapain malu sama calon suami sendiri."
Ada satu hal yang aku lupakan, mengapa dirinya bisa jatuh cinta kepadaku dan alasan itu belum aku ketahui sampai saat ini.
"Pak..."
"Y/N, aku udah sering bilang. Ganti panggilan kamu."
"Iya maaf, maksudnya Mas. Sejak kapan kamu jatuh cinta sama aku?"
Dia terdiam, seakan enggan untuk membalas pertanyaanku. Namun, detik berikutnya aku merasakan kecupan lembut di keningku.
"Ingat saat kamu pingsan waktu itu? Saat itu aku jatuh cinta sama kamu. Kalau kamu tanya alasannya. Aku nggak punya alasan karena cinta nggak butuh alasan apapun. Yang jelas aku mau kamu jadi pendamping hidup aku, jadi teman hidup dan teman tidur aku, jadi ibu dari anak-anak aku, jadi pengingat saat aku mulai goyah."
Sebentar, aku ingin menangis mendengar ucapannya.
"Lho, kok malah nangis?"
"Nggak biasa digombalin jam segini."
"Kita nikah besok aja gimana?"
"Sekarang aja," jawabku asal.
"Yaudah, kita nabung dulu aja mumpung masih di atas ranjang."
Bugh!
Aku memukul lengannya karena dia yang berbicara asal.
"Iya, ampun sayang."
"Y/N, sayang.."
Memang, semua pria akan mesum pada waktunya.
---------------------------------------------♡
Ini sih namanya usaha yang nggak mengkhianati hasil.
ANDA SEDANG MEMBACA
JAEHYUN AS (COMPLETED)
FantasiJadi dokter, pacar, suami, kakak ipar, kakak, selingkuhan, guru ngaji ataupun tutor? Jung Jaehyun of NCT bisa menjadi siapun yang kalian inginkan. Fiktif belaka ya jangan disamakan dengan kehidupan real life sang idola. Di sini kamu yang jadi lead f...
Programmer pt.2
Mula dari awal
