"Dia masih pacaran sama cewek itu nggak sih?"
Dejun mengedikkan bahunya. "Mana gue tahu, udah lama sih gue nggak pernah liat tuh cewe di kantor Pak Jaehyun."
Aku mengangguk paham dan berpikir mungkin hubungan Jaehyun dengan wanita itu sudah merenggang, mengingat wanita itu sudah menikah dengan pria lain.
"Jun."
"Oit."
"Kirimin gue detailnya."
"Elo mau ngelamar?"
"Bukan buat gue, tapi buat saudara gue."
"Siapa?" tanya Dejun.
Kenapa pria itu banyak tanya sekali sih. Aku sedang memikirkan cara lain untuk mengejar cintaku. Semoga kali ini usahaku berhasil dan tidak sia-sia. Jika usaha ini tak berhasil sepertinya aku memang harus mundur karena sampai kapan aku harus menunggu ketidakpastian.
❧❧❧
Bibirku tak bisa mengatup melihat betapa keren dan canggihnya perusahan Jaehyun, pantas saja jika dirinya dijuluki programmer muda yang handal. Semuanya terlihat modern membuatku takjub akan usahanya selama ini.
"Silahkan Mas Yossa, mari ikut saya."
Aku mengangguk kemudian mengikuti laki-laki yang kurasa dia seumuran denganku.
Hey, kalian pasti sudah bisa menebak apa yang sedang aku lakukan di kantor Jung Jaehyun.
Ya, aku melamar pekerjaan di perusahaannya dengan pemalsuan identitas. Aku harap dia tak akan menyadari ini dan tidak menjadi masalah yang akan membuatku dalam posisi rumit nanti.
Sepertinya semesta sedang baik hati terhadapku, tidak diperlukan tes lanjutan. Aku sudah diterima di perusahaan ini dan sudah mulai bekerja hari ini.
Ternyata memang mereka sedang membutuhkan pegawai baru dalam waktu singkat karena pegawai yang lama resign secara dadakan. Pantas saja jika aku langsung diterima bekerja hari ini.
"Selamat pagi Pak," sapaku kepada Jaehyun yang baru saja melewati mejaku.
Rasanya aku ingin memeluk tubuhnya erat, setelah lulus kuliah akhirnya aku bisa melihat wajah tampannya lagi dalam jarak sangat dekat.
"Hum."
Dia berdehem pelan, memang seperti itu sifatnya. Tak apa yang penting aku bisa berada di dekatnya.
Jaehyun kembali berbalik arah dan berhenti di depanku, membuatku kembali berdiri. "Jadi, kamu pegawai baru yang akan membantu saya?"
"I-iya Pak."
"Siapa nama kamu?"
"Yossa, Pak."
"Yossa, ke ruangan saya sepuluh menit lagi."
"Ba-baik Pak."
Hampir saja aku memelankan suaraku dan merubahnya menjadi suara asli, semoga dia tidak menyadarinya.
Tanpa mengatakan apapun Jaehyun kembali berjalan ke arah ruangannya.
"Huft." Sedikit bernapas lega, setidaknya penyamaranku tak membuatnya curiga. Beruntungnya tidak ada wanita di kantor ini jadi aku tidak perlu takut jika pada akhirnya ada seorang wanita yang akan menyukaiku.
Haha, percaya diri sekali kau Yourname!
"Perhatian, Pak Jaehyun meminta rapat dimajukan tiga puluh menit!" teriak seseorang yang belum aku ketahui namanya.
❧❧❧
Kuperhatikan para pegawai yang terlihat letih setelah menyelesaikan rapat, baru kali ini aku melihat Jaehyun yang memiliki kepribadian lain. Satu hal yang baru aku tahu, Jaehyun memiliki sifat pemarah.
Semoga aku tahan menjadi asisten pribadinya dan semoga hati ini tak mudah goyah saat dirinya membentakku karena suatu kesalahan yang aku buat.
"Ke ruangan saya cepat." Pria itu menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Haruskah seperti itu? Ada telepon di mejaku, mengapa tidak menghubungiku?
Tok. Tok. Tok.
"Masuk."
"Iya Pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Yossa, tolong ke rumah saya dan ambil berkas di si Mbok. Saya sudah menghubunginya tadi."
"T-tapi Pak?"
"Kenapa?" tanyanya menoleh ke arahku dengan wajah yang mengintimidasi.
"Maaf Pak, saya tidak bisa menyetir," ujarku takut-takut.
Rasanya jantungku ingin melompat mendengar suara yang ditimbulkan dari gebrakan meja karena ulahnya. "Mengapa bisa mereka menerima kamu menjadi asisten pribadi saya?!"
Jika dia bertanya kepadaku lalu aku bertanya kepada siapa? Salahnya sendiri mengapa dia tidak mewancaraiku terlebih dahulu, lagi pula tidak ada kalimat spesifik yang mengatakan pelamar harus memiliki surat ijin mengemudi dan lancar mengemudi baik kendaraan beroda dua maupun beroda empat.
Jaehyun tidak sedang mencari asisten pribadi yang merangkap sebagai supir pribadi kan?
"Jangan jadikan itu alasan," katanya tajam. "Ini tahun 2022 dan kamu memiliki ponsel yang cukup canggih atau perlu saya buat program terbaru di ponsel milikmu?"
Hey, lihat selain temprament, dirinya juga memiliki sifat yang teramat angkuh.
"Baik Pak. Saya permisi."
"Tunggu," katanya menahan langkahku. Suara helaan napas kasar terdengar jelas ditelingaku.
Salah apa lagi aku ya Tuhan?
"Saya belum beri tahu di mana alamat rumah saya dan berkas apa yang harus kamu ambil."
Astaga, bodoh. Bagaimana bisa aku melupakannya. Semakin minus saja nilaiku di matanya.
"Kamu benar lulusan dari universitas yang sama dengan saya?"
"Iya, Pak."
"Mengapa bisa kampus menerima mahasiswa ceroboh seperti kamu. Saya kirimkan alamat saya dan ambil berkas yang saya pinta. Sekarang."
"Baik Pak." ucapku cepat.
"Yossa?"
"Apalagi astaga?!"
Jaehyun nampak terkejut mendengar balasan dariku, pria itu mengangkat tubuhnya dari kursi dan berjalan pelan ke arahku.
Jantungku kembali berpacu dengan cepat saat jemarinya menyentuh rambutku pelan. "Jangan gunakan rambut palsu seperti ini lagi. Tak apa jika kamu tak memiliki rambut. Saya tidak masalah dengan itu."
Hampir saja aku menangis karena kupikir dia akan menarik rambut palsuku, ternyata dia berpikir aku memakai rambut palsu karena kepalaku yang tidak ditumbuhi rambut. Oh, Tuhan perilaku lelaki ini cukup membuat hamba-Mu ini hampir jantungan.
----------------------------------------♡
Bagaimana bisa pria itu berpikiran seperti itu?
VOUS LISEZ
JAEHYUN AS (COMPLETED)
FantasyJadi dokter, pacar, suami, kakak ipar, kakak, selingkuhan, guru ngaji ataupun tutor? Jung Jaehyun of NCT bisa menjadi siapun yang kalian inginkan. Fiktif belaka ya jangan disamakan dengan kehidupan real life sang idola. Di sini kamu yang jadi lead f...
Programmer
Depuis le début
