Training

7 1 0
                                    

Grace kembali ke tempat yang kemarin ia kunjungi bersama dengan Jeverson. Di mana ia malah bertemu dengan Demian yang muncul tiba-tiba. Kali ini, ia bersama dengan Javier dan Judith. Jeverson harus mengurus data siswa yang akan mengikuti battle sebab ia adalah ketua sektor.  Grace pun dibuat ragu dengan target-target yang disiapkan oleh Javier. Target-target itu besar bahkan harus melibatkan salah satu siswi sektor dua, Sella, untuk membangunnya. Sella diminta Javier untuk menumbuhkan sebuah pohon besar di ujung arena latihan.

"Aku tidak yakin kalau ide ini akan berhasil, Javier." Judith juga ikut meragukan pilihan Javier.

Grace sendiri kini sedang bermain-main dengan boneka manusia salju yang dibuatnya sendiri. Boneka salju itu juga hidup dan berlarian seperti balita. Grace segera melenyapkan mereka semua ketika Javier berbalik dan ingin mengajaknya berbicara. 

"Dengan kemampuanmu yang bisa menghidupkan boneka salju, seharusnya kamu bisa membekukan target-target itu," simpulnya dengan menghadap Grace.

Grace berdiri, ia ingin membantah. Ia tak bisa berkata-kata karena sadar jika itu termasuk melawan senior. Tangannya mengepal begitu kuat dan dari tangannya itu ia memunculkan sebuah anak panah yang digenggam. Kepalan tangan itu terlihat semakin kuat dan anak panah yang dipegang Grace semakin besar. Anak panah itu perlahan berubah menjadi sebuah tombak. Mata Grace yang awalnya kecokelatan pun kini berubah menjadi kebiruan. Grace dengan gerak cekatannya melemparkan tombak itu seperti melempar lembing. Tombak itu menancap ke pohon yang ditumbuhkan Sella. Pohon itu membeku sempurna dan berubah seperti pahatan es yang membentu sebuah pohon. Tak lama setelah itu pohon itu hancur berkeping-keping dan hilang seakan mencair.

Judith tercengang melihatnya. Ia juga melihat kalau deru napas Grace lebih berat dari sebelumnya. Tenaga yang dikeluarkan Grace saat itu sangatlah besar. Javier yang menjadi saksi terdekat dari tempat Grace berdiri pun bertepuk tangan.

"Sudah kubilang, kan? Kekuatanmu aslinya sangat besar, Gracia."

"Redam ketakutanmu, Grace. Kau bisa mengendalikannya," tegur Judith yang berada di belakang Javier. Sekilas, seulas senyum terbentuk di ujung bibir Grace yang dilihat oleh Judith

Tangan Grace kembali bergerak untuk mengumpulkan energi yang dibutuhkannya. Judit pun melemparkan sebuah bola air yang langsung diubah oleh Grace menjadi lempengan cakram es. Cakram itu ia genggam dan lemparkan untuk membelah beberapa target. Cakram itu bisa kembali ke genggaman Grace seperti sebuah boomerang.

"Kuakui kau sudah mahir mengendalikannya, Grace. Kalau kau siap, aku akan merekomendasikanmu masuk ke ujian Battle." Javier langsung menghentikan waktu sementara.

"Kau gila, J? Yang benar saja? Dia baru beberapa hari ada di Helleconia ini." Judith lagi-lagi meragukan keputusan Javier. "Jika yang di sini Jeverson, Ia akan memakimu karena keputusan ini."

"Kami kembar, kami jarang berbeda pendapat." Javier membela diri.

Javier berjalan mendekat ke Grace yang membeku oleh waktu yang dihentikan oleh Javier. "Lihat seringaian puas yang dia buat," tunjuknya.

Waktu kembali berjalan ketika Javier kembali menjentikkan jarinya. 

"Pikirkan bentuk senjata lain yang bisa kau tancapkan ke batang kayu itu." Javier menunjuk kayu panjang yang berada di dekat pohon yang hancur tadi.

Grace hanya memikirkan sebuah kepingan salju. Cakram yang digenggamnya seperti terpahat dengan sendirinya dan membentuk sebuah kepingan salju besar. Grace dengan cepat melemparkannya dan benda itu benar-benar menancap sangat dalam. bahkan hampir merobohkan batang kayu itu.

Saat matanya kembali ke warna cokelatnya, rambutnya berubah lagi dan helai putih semakin banyak. Javier akhirnya mencukupkan latihan itu sampai di sana.

HelleconiaWhere stories live. Discover now