Saint membungkukan tubuhnya, memberi salam terakhir pada tuan tanaka yang akan segera kembali ke jepang. Saint pun tersenyum kecil seiring dengan mobil tuan tanaka yang melaju meninggalkan hotel tempat pertemuan mereka berlangsung. Pertemuan mereka berjalan dengan lancar, ayah Saint pun terlihat sangat puas dengan presentasi yang Saint lakukan selama rapat berlangsung.
tuan Suppapong menepuk lembut puncak kepala Saint. Saint menolehkan kepalanya, tersenyum kepada sang ayah yang kini telah berdiri di sampingnya.
" ayah tidak tahu kau berbahasa jepang sebaik itu Saint... ayah tak pernah ingat kau mengambil kelas bahasa jepang?" Saint tertawa kecil,
Saint memang tak pernah belajar bahasa jepang, Saint bisa menguasainya karena Perth, Perth pandai berbahasa jepang karena ayah dari ibu Perth adalah orang jepang dan bahasa jepang Saint menjadi semakin baik setelah ia mengenal Parm.
" ayah lupa jika Parm sempat tinggal di jepang selama 5 tahun..."
" ah benar, ayah lupa jika Parm pernah tinggal di jepang... ayah bahkan lupa jika dia menantu ayah, dia lebih terasa seperti anak ayah dan Dean adalah menantu ayah..." Saint dan tuan Suppapong tertawa kecil.
Sesungguhnya terkadang Saint pun lupa jika saudara kandungnya adalah Dean bukan Parm, Parm membaur dengan baik bersama keluarganya. Dan menurut banyak orang yang Saint temui saat dirinya bersama Parm, mereka selalu terlihat seperti saudara kembar dan Saint setuju dengan pendapat tersebut, rupa Parm memang jauh terlihat lebih menyerupainya dibanding Dean.
" kau akan pulang bersama ayah atau...?"
" ah, aku..."
" selamat sore..." ucapan Saint terhenti,
Saint dan tuan Suppapong mengalihkan pandangan mereka pada sosok Perth yang baru saja datang menghampiri mereka.
Wajah Saint seketika bersemu, Perth terlihat begitu tampan saat ini. Hanya dengan menggunakan pakaian kasual, kemeja putih dengan lengan tergulung hingga siku dipadukan dengan celana jeans biru terang, dan rambut Perth tertata rapi dengan kening yang kini terpampang.
Tuan Suppapong terkejut dengan kehadiran Perth, karena memang sudah lama mereka tidak bertemu dan terakhir kali dirinya tahu Perth berada di london. Tuan Suppapong melangkah maju menghampiri Perth memberikan Perth sebuah pelukan. tuan Suppapong pun terpaku terpesona pada sosok Perth yang kini nampak jauh lebih dewasa.
" Perth, bagaimana kabarmu..."
" kabarku baik ayah, bagaimana dengan mu ayah..?"
" seperti yang kau lihat, ayah sehat... waahh..." tuan Suppapong melepaskan pelukannya dan kini menatap Perth " kau tumbuh dengan baik di london Perth..." Perth tersenyum membungkukan sedikit tubuhnya, berterimakasih dengan pujian tuah Suppapong
" kapan kau kembali dari london Perth?"
" kurang lebih satu minggu yang lalu ayah..."
" ah, sungguh kebetulan kita bertemu, ayah dan Saint baru saja menyelesaikan pertemuan kami dengan klien disini, terlihat dari penampilanmu, sepertinya kau kesini untuk kencan Perth? "
" mmm, aku kesini untuk menjemput seseorang ayah..."
Perth tersenyum kecil menganggukan kepalanya, sepertinya tuan Suppapong belum mengetahui kalau niatnya datang ke hotel ini adalah untuk menjemput anaknya.
Tiba tiba tuan Suppapong mengalihkan tatapanya pada Saint, tuan Suppapong merasa khawatir pada Saint jika mereka harus bertemu dengan kekasih Perth saat ini, karena seingat tuan Suppapong, Saint benar benar terpuruk saat ia dan Perth mengakhiiri hubungan mereka.
YOU ARE READING
I'm Yours -END-
FanfictionLanjutan dari cerita The man who cant be moved. buat yang belum baca boleh dibaca dulu karena ceritanya akan melanjuti kisah sebelumnya. terimakasih banyak
