Renjun tanpa ragu langsung menusukkan pisau itu ke jantung nya, dalam kesunyian ruangan itu terdengar suara teriakan kesakitan dari Renjun yang sudah menyerah akan kemungkinan dia hidup.
"Satu orang bunuh diri sekarang tersisa 3 orang!"
Chenle melihat ujung dari ruangan dia segera berlari menuju ruangan tersebut. Disisi lain Jeno juga melihat cahaya yang ia pikir adalah sebuah pintu keluar.
"Chenle?" Panggil Jeno.
"Jeno?" Sahut Chenle.
"Kita selamat? Tapi satu lagi siapa?" Tanya Jeno.
"Kalian sudah berada disini? Dimana Jisung" Tanya Jaemin.
"Jadi yang selamat hanya kita?" Tanya Chenle merasa sedih.
Jaemin tidak menjawab dia berlari menuju kemana saja! Dia harus mencari adiknya, dia tidak boleh selamat sendirian dan
Dor!
"Tersisa 2 orang! Dan salah satu dari kalian harus mati berjuanglah untuk hidup"
Jeno dan Chenle saling menatap mereka tak percaya bahwa kini mereka harus bertarung untuk menyelamatkan hidup satu sama lain.
"Jeno...kau bisa membunuhku sekarang! Karena aku tidak ingin hidup apalagi Jisung sudah tidak ada" seru Chenle memberikan pedang yang disediakan oleh sang pembuat permainan.
Jeno tanpa segan langsung menghabisi Chenle dengan brutal. Darah mengenai tubuh Jeno, pemuda Lee itu tertawa, "AKU SUDAH MENANG! SEKARANG BIARKAN AKU KELUAR!"
"Kau yakin kau menang?" Terdengar suara dari sang pembuat Game.
"Jaemin? Kau?" Kejut Jeno.
"Iya ini aku! Akulah sang pembuat game!"
"Kenapa kau melakukan ini?" Tanya Jeno.
"Balas dendam, karena orang tua kalianlah orang yang aku cintai mengalami trauma yang sangat besar bahkan disetiap tidurnya dia selalu mengalami mimpi buruk! Dan aku tentunya tidak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang,"
"Sebenarnya siapa kau?"
"Kau bertanya tentang ku? Baiklah, aku adalah seorang penyihir yang membutuhkan darah manusia untuk menjadi abadi dan kalian adalah mangsaku" terang Jaemin.
"Kau penjahat! Kau pasti akan masuk neraka!"
"Neraka? Itu masih beberapa dekade lagi, hidup pada akhirnya adalah sebuah permainan, siapapun yang paling menikmati permainan ini adalah pemenangnya. Karena itu baik neraka maupun dunia manusia hal itu sama saja"
Jaemin tersenyum ketika Jeno mulai menyerangnya dengan sangat bringas, "Kau masih kalah dengan ku!"
Jaemin membuat Jeno terdiam, perlahan pemuda itu membuat lingkaran sihir.
"Salah kalian adalah lahir dari orang tua yang menyiksa Jisung ku! Salah kalian adalah mencintai Jisung ku! Dan kesalahan yang paling besar adalah kau meneror dan menguntit Jisung ku"
Sprash
Kaki Jeno di tebas oleh Jaemin, Jaemin tersenyum kecil kemudian
Sprash
Tangan Kiri Jeno kembali di tebas oleh Jaemin,
"Argh! Lepaskan aku!"
"Tidak akan! Kau harus menderita terlebih dahulu" Jaemin dengan senyuman bengisnya menginjak badan Jeno.
Membuat pemuda Lee itu menjerit, karena bosan dengan jeritan Jeno akhirnya Jaemin menembak Jeno tepat di jantungnya.
Dor!
Jaemin tertawa bahagia, semua ini adalah ilusi yang diciptakan oleh Jaemin untuk memiliki Jisung seutuhnya dan juga membalaskan dendam kesayangannya.
Jaemin mendekati Jisung yang pingsan, sepertinya Jaemin harus kembali mencuci otak Jisung sehingga dia melupakan teman-temannya yang telah dihabisi oleh Jaemin.
"Maaf membuat mu mengingat kenangan yang sangat buruk, setelah ini aku pastikan bahwa kamu akan bahagia" Jaemin mengecup sayang dahi Jisung yang sedang pingsan.
•••
Kok merasa jahat ya:)
End
Gimana kalian suka gak?
YOU ARE READING
Limerence || JaemSung OS
Adventure[ JaemSung Oneshoot/ Twoshoot] ° Limerence » the state of being infatuated or obsessed with another person, typically experienced involuntarily and characterized by a strong desire for reciprocation of one's feelings
