tujuh belas.

Mulai dari awal
                                    

"Lo gak liat gue sama Guanlin? Hati hati kemakan omongan sendiri"

"Gue juga ogah kali jadi besan lo Na"

Renjun terkekeh melihat sedikit perdebatan kedua sahabatnya itu. Ia kemudian ikut memfokuskan dirinya menonton animasi di depannya.

"Ini siapa yang mau nonton ini?"

"Jisung. Demen banget dia nontonin Anna. Kemarin ke Mall, ngeliat boneka Anna masa langsung nangis guling guling minta beliin. Untung duit bapaknya banyak"

"Eh tapi emang ini film bagus sih. Gue juga suka" ucap Renjun

"Udah nonton lu ren?"

"Ini nonton"

"Si Anj-"

"Mulut mulut! Ada bocil" tegur Jaemin kepada Haechan

"Lo pada gak mau nambah anak apa?" Renjun menoleh kepada kedua sahabatnya, "temenin gue kek. Biar gak hamil sendirian" Renjun mengelus perutnya yang mulai membuncit

"Ya pengen sih, cuma belum jadi aja"

"Masih pake pengaman kalau main?"

"Gue sih iya, tapi kemaren pernah sekali gak pakai"

"Lo chan?"

"Ya gitu deh" ucap Haechan sembari menggidikan bahunya

Renjun sedikit terkekeh, "Ya gimana mau jadi kalau masih pakai pengaman"

"Gue pengen sih tapi gak buru buru banget. Sedapetnya aja"

"Gue juga"

Mereka bertiga akhirnya kembali memfokuskan dirinya menonton Frozen, sembari menjaga ketiga bocah mungil di hadapan mereka.

Ayden mendekat kepada Renjun, dan menyandarkan kepalanya di kaki Renjun. "Kenapa kak?"

"Cuuu"

"Mau susu?"

Ayden mengangguk, "kalau minta harus bilang apa?"

"Pi, cucu pwess" (papi, susu please)

Renjun terkekeh, mengusak rambut Ayden, "Nih susunya buat kakak" Renjun mengulurkan susu dalam dot kepada Ayden dan langsung di terima bocah mungil itu, "Bilang apa ke papi?"

"Acih" balas Ayden yang kemudian berjalan kembali ke tempat semula berbaring sembari melanjutkan menonton Frozen.

"Gemes banget udah di panggil kakak"

"Hm, kan gue udah bilang kalau udah mulai di biasain" jawab Renjun

"Eh, Na"

Yang di panggil menoleh. "Apa?"

"Lo masih punya kripik tempe yang oleh oleh lo dari malang itu?"

"Masih, kenapa? Mau lagi?"

Renjun hanya mengulaskan senyumnya.

"Bentar, gue ambilin"

Sang tuan rumah pun segera mengambilkan apa yang diinginkan tamunya itu, "Nih" Jaemin mengulurkan satu toples kripik tempe untuk Renjun.

"Thanks" ucap Renjun yang langsung memakan kripik tempe di hadapannya.

"Itu yang putih namanya siapa? Gemes banget!" ucap Renjun sembari sedikit terkikik

"Elsa?" jawab Haechan

"Bukan! Itu loh yang salju"

"Oh, itu mah si Olaf"

"Ih gemes banget, kecil mungil lucu hidungnya panjang"

Seketika Haechan dan Jaemin saling pandang dan bergidik ngeri melihat Renjun yang fokus dengan layar televisi di depannya dan kripik tempe di pangkuannya.

Kisah Papa Papi - GuanrenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang