Chapter 234 - 235

Start from the beginning
                                    

Setelah dia memperkenalkan pekerjaannya, dia menutup matanya. Air mata dan keringat bercampur dan menghilang. Tangan yang memegang kacang itu gemetar.

Kerumunan masih berbicara tentang penginapan di selatan. Insiden itu cukup besar sehingga Permaisuri juga prihatin.

Dia melanjutkan, bahwa bibinya, Claudine ditangkap dan sekarang menjadi orang berdosa, tetapi uang yang dia sembunyikan di gunung telah hilang.

Maurice melanjutkan bahwa dia ingin mengakui sesuatu. Marquis Francois Duhem adalah orang yang mengambilnya.

Itu adalah pernyataan yang mengejutkan. Darah menghilang dari wajah penonton.

Marquis terkenal di kalangan rakyat jelata. Kisah tentang bagaimana dia menjadi Lord pada usia 19 tahun sangat terkenal.

Seseorang berteriak untuk menyeret Maurice ke bawah. Maurice mengatupkan giginya dan menurunkan mikrofon. Dia bisa merasakan darah dari bibir yang pecah-pecah.

Meskipun dia yatim piatu, orang-orang di Lucca membesarkannya. Ini adalah pertama kalinya dia merasa kesepian dan tertekan.

Tiba-tiba dia teringat Pangeran Jesse. Pangeran yang baik hati dengan mata ungu. Dia menyelamatkan desa dari tirani bibinya. Maurice tahu dia tidak seharusnya melakukan hal seperti ini.

Kemudian dia menemukan seorang pria sedang menatapnya di tengah keramaian. Pria itu mengenakan jubah dan topeng untuk menutupi wajahnya. Pria itu adalah seseorang yang bisa menyakiti Marie dan Teddy (pasangan warga yang mengadukan Claudine ke Cedric dkk).

Maurice bahkan tidak bisa membayangkan hal seperti itu terjadi, jadi dia mengerahkan seluruh keberaniannya, dan berteriak.

"Aku membantu perang saudara Pangeran Jesse!"

Alun-alun menjadi sunyi senyap. Penonton akhirnya memproses kata-katanya menjadi panik dan memanggil penjaga.

Maurice menangis. Para petugas naik ke atas panggung saat dia melemparkan semua kacang polong seperti orang gila.

Tiba-tiba, sebuah bayangan besar muncul di atas alun-alun. Semua orang melihat ke langit.

"Kapal bajak laut!!!"

Pada saat yang sama, jutaan debu mana yang menyerupai bunga sakura berkumpul di atas panggung. Itu adalah pemandangan yang indah seolah-olah musim semi akan datang.

Tak hanya Maurice, para penjaga juga terperangah melihat kejadian itu. Debu mana berkumpul dengan rapat dan membentuk dua siluet.

[Tenang, Maurice. Aku akan membantumu.]

Dalam pancaran emas yang menyilaukan, sebuah suara lembut bergema ke segala arah.

* * *

Jesse's POV

Pemandangan di depan matanya berubah dari merah muda pucat menjadi emas yang menyilaukan. Itu adalah hasil dari campuran mana Francois dan eter miliknya.

Kapal bajak laut itu melayang di langit dengan kekuatan Johann.

Jesse menyapa Maurice dan bertanya bagaimana kabarnya. Maurice menangis

Jesse sama sekali tidak senang melihat wajah lelahnya yang pucat. Saat dia mendekat perlahan, petugas yang menahan Maurice bergetar di lantai yang dingin.

Mereka semua membungkuk di lantai. Jesse menggunakan oracle untuk menyuruh mereka berdiri.

Francois berbisik padanya untuk berhati-hati. Jesse meyakinkannya. Dia membuka lingkarannya, dan dia juga punya teman di atas kapal. Kerumunan itu tercengang.

SMPU/TWSB SummaryWhere stories live. Discover now