Guanlin terkekeh mengusap pelan rambut Ayden dan Renjun bergantian. Ia kemudian memberikan satu usapan juga di perut Renjun.

"Papa berangkat ya. Kakak jangan nakal, jagain papi sama dedek ya"

Ayden mengangguk membuat Guanlin dan Renjun terkekeh. "Kayak tau tauan aja lu cil"

*
*
*

"Ren, ini dagingnya berapa banyak? Tiga kilo cukup gak?"

"Terserah, secukupnya aja"

"Chan, sayurnya jangan lupa. Lo mah biasanya daging semua yang lo ambil, sayur juga dong"

"Iya iya. Chiki mau gak?"

"Mau. Nanti terakhiran ambil ice cream juga buat anak anak"

"Oke"

Mereka bertiga mendorong trolly masing masing dengan bocah kecil berada di trolly mereka.

"Njun, boleh beli daging ini gak? Lumayan mahal nih" tanya Haechan

"Ambil aja gapapa chan. Kita abisin duit Guanlin hari ini"

"Wih mantep tuh, gue ambil sepuasnya ya?"

"Jangan aji mumpung lu"

"Ya kan sekali kali"

Renjun hanya memutar bola matanya malas, pandangannya kemudian tertuju pada deretan daging yang menggoda itu, "Tolong sekalian ambilin sirloin, Chan. Guanlin gak suka yang banyak lemaknya"

"Oke, udah"

Mereka bertiga pun kemudian berpencar mencari kebutuhan mereka masing masing. Sebenarnya sudah di bagi sih, untuk masalah daging Haechan dan Jaemin yang memilih, untuk sisanya adalah tugas Renjun.

Setelah cukup lama berada di supermarket tersebut, mereka pun memutuskan untuk makan siang di luar terlebih dahulu.

Renjun mengajak kedua sahabatnya dan anak anak mereka untuk makan di salah satu restoran bergaya Italy. Entah kenapa dia sangat ingin sekali makan makanan disini, sekarang.

Renjun menyuapi Ayden perlahan dengan sesekali ia mengajak bocah mungil itu mengobrol atau sekedar menyauti obrolan bocah mungil itu.

"Iya nanti dulu, makan dulu sayang baru main. Tuh liat Chenle sama Jisung aja anteng" ucap Renjun ketika Ayden menggeliat ingin turun dari baby chair

"Lu gak liat njun, nih dari tadi tangannya Chenle gue pegangin sambil gue plototin biar diem?" ucap Haechan

Renjun menurunkan arah pandangnya ke tangan Chenle yang di pegangi oleh Haechan di bawah meja, dan seketika tawanya pecah.

"Gak bener lo jadi orang tua Chan. Makanya tumben banget Chenle nurut"

"Gak nurut gue buang"

"Serem amat"

"Anak lo anteng aja, Na?" ucap Haechan

"Lo gak liat dia lagi ngapain?"

Renjun dan Haechan menoleh ke arah Jisung yang sedang di suapi oleh Jaemin itu. "Anak lo ngapain?"

"Nih, ngobrol sama tanaman palsu"

Benar saja yang di lihat Renjun dan Haechan. Jisung sedang mengoceh kesana kemari dengan satu tanaman palsu di pot kecil yang memang di sediakan sebagai dekorasi restoran tersebut.

"Emang Ajaib banget anak lo na"

"Biarin dah, udah biasa dia. Segala benda mati diajak ngobrol. Kayaknya dia punya indera kesepuluh"

"Jisung tuh lebih cocok jadi anaknya Guanlin gak sih? Sama sama absurd soalnya" ucap Haechan

"Sembarangan! Lo gak liat juga seberapa absurdnya Jeno?" protes Renjun

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now