Chapter One

43 3 2
                                    

Hujan terus mengguyur kota ini, jalan yang sepi membuat mobil mobil berlaju dengan kencang. angin yang lumayan kencang, mengayunkan pucuk pucuk pohon kekiri dan kekanan. Daun daun yang berterbangan karena angin kesana kemari, begitupun dengan burung burung yang berteduh di jendela rumah rumah yang berderet panjang dari ujung jalan ke ujung jalan.
Salah satu burung yang lebih besar, ekor yang indah. Berteduh di jendela salah satu rumah yang kusam dari rumah rumah yang lain, sepertinya tidak terurus, dan tidak ada penghuni. Warna cat yang sudah memudar, membuat rumah berlantai 2 ini lebih sedikit menyeramkan.
Pagar pagar kayu yang sudah bercopotan, daun daun kering menjadi basah dan lengket di sekitar halaman rumah.
Sekotor itukah rumah itu ?

**********

Terlihat dari luar jendela yang diteduhkan oleh burung berekor indah, ada sepasang kaki yang berbalut kaos kaki. Perjelas ?
Seorang gadis, seorang gadis yang berbalut kaos kaki, baju rajut putih yang besar menutupi celana pendeknya yang sepaha, memperlihatkan sepasang kaki yang jenjang. Rambut pendek coklat terang begitu acak acakan, mata bulat berbola mata coklat terang, eyeliner disekitar mata yang sudah kering berlunturan mengkotori pipi nya. hidung mancung mengangkat bibir nya menjadi sangat kecil.
Kulit putih yang sedikit kotor karena debu debu yang bertumpukan di lantai lantai rumah dan di perabot perabot lainnya.
Disudut kamar, disitulah gadis acak acakan sering merundukkan dirinya. Begitupun sekarang. Dengan kaki yang terlipat di dadanya, kedua tangan yang melingkari kakinya, wajahnya ditenggelamkannya di kedua sisi tangan dan
Wajah yang murung, hidup sendiri dirumah berlantai dua yang besar, kusam, seperti rumah hantu.
Gadis yang hidup sebatang kara ini sangat menjauhkan dirinya dari orang orang sekitar. Sampai mereka mengira bahwa gadis ini gadis gila. Tidak sedikit orang yang mengkucilkan dirinya. Gadis ini tidak pernah melontarkan kata kata dari mulutnya. Apa gadis ini bisu ?

Ibu, kita lewat jalan lain saja, aku takut dengan rumah itu ?
Tidak apa apa sayang, tenanglah ?

Hey, jangan melewati rumah itu, ada orang aneh didalamnya ?

Iya iya iya iyaiya rumah ini seram sekali, wanita itu, apa dia orang gila ?

Dan blablablablabla
Itulah reaction dan penilaian orang orang kepada rumah itu dan gadis itu.
Gadis ini banyak menghabiskan waktunya diluar rumah, pergi ketempat yang penuh dengan air dan pohon pohon rindang, yaa dia senang ke pantai. Kadang sebelum fajar, sebelum orang orang sekitar keluar untuk melakukan aktivitasnya masing masing. gadis ini sudah pergi dari rumahnya. Mengapa terlalu cepat, karena agar tidak ada yang melihatnya, dan tidak membuat orang ketakutan akan rupa dirinya. Jika sudah petang gadis ini akan pulang. Sehingga tidak ada yang melihatnya. Jika hujan seperti ini dia akan stay dirumah, melakukan kegiatan kegiatan yang dia sukai seperti melukis dinding, mencoret, dan memainkan benda benda yang ada disekitar.
Gadis ini sudah berumur 18 tahun, tapi dia tidak tau apa arti dari umurnya yang sudah hampir beranjak dewasa. Yang dia tau hanya melakukan hal hal yang dilakukan anak kecil.
Gadis ini tidak gila, tapi dia hanya terkurung dan terpuruk dari masa lalunya yang begitu pahit. Sepahit apakah ?

Jika tidak hujan, gadis ini hanya melakukan kegiatan itu berulang ulang.
Hari pun berlalu. Hujan tidak turun lagi, langit begitu cerah untuk hari weekend bagi yang merasakannya, tapi tidak untuk gadis ini, gadis ini sudah tidak pernah lagi merasakan free day, just like weekend dan hari lainnya. Yang dia tau hanyalah kegiatan kegiatan yang selama ini ia jalani tanpa dia tau apa arti dari semua ini.
Sampai saat ini, belum ada yang bisa membuat gadis ini merubah hidupnya selayaknya gadis lainnya.

Gadis berambut pendek coklat terang yang acak acakan ini sedang duduk disebuah ayunan bawah pohon tepat di pinggir pantai. Sehingga kaki jenjang nya bisa menyentuh air yang datang sesekali.
Melihat orang orang yang lewat didepannya baik dengan kekasih maupun dengan keluarga masing masing. Gadis ini hanya bisa tersenyum didalam hati, walaupun ia sangat ingin merasakan apa yang mereka rasakan. Sungguh bahagia bukan.

Betapa manisnya gadis ini jika ia tersenyum lebar, tertawa lepas dengan keluarga dan seorang kekasih. Tapi semua itu tersembunyi.
Dia hanya merasakan keterpurukan, siksaan dari masa lalunya. Sepahit apakah masa lalunya ?

**********

Sudah petang, langit mulai gelap.
Gadis ini baru saja sampai dirumah membawa makanan untuk makan malamnya.

Seusai makan dia kembali melakukan aktivitasnya melukis dinding dan mencoret sesukanya sampai ia tertidur.

Seperti biasa gadis ini pergi lagi sebelum fajar. Menggunakan masker dan jacket bulu domba tebal. Tanpa menghiraukan rambut yang masih acak acakan.
Dia benar benar tidak peduli dengan penampilannya. Lagian siapa yang mau melihatnya ?

Gimana readers ..
Vote and comment ya ..
Please ..
Tunggu next story nya ya ..

Because You ??Место, где живут истории. Откройте их для себя