"Ayo, Guys!"

"Cih!"

Dom yang asik berdebat dengan Zophy itu berhenti karena melihat samsaknya pergi.

"Loh, kok kalian pergi? Nggak seru. Kalian takut... Jadi, ini yang namanya ambisi?"

Merasa hari ini sudah cukup melelahkan dan tidak butuh perkelahian lainnya, Zophy menyikut Dom. "Diamlah, Plester!"

"Ough╴sakit!"

Selepas TJ dan kawan-kawannya pergi. Dom menjulurkan tangan untuk membantu Jay berdiri, tapi ditolak.

Namun saat giliran Zophy yang memberi uluran tangan baru Jay mau terima. Ia menggenggam tangan putri Mahon Jo dan teringat kata-kata TJ.

"[Melindungi sepupu sendiri saja nggak bisa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"[Melindungi sepupu sendiri saja nggak bisa. Pecundang.]"

Jay kepikiran.

Selama ini memang Zophy yang selalu memberinya uluran tangan.

Saat mereka pertama bertemu, Zophy yang pertama memberikan tangannya untuk berjabatan.

Saat jatuh pertama kali menaiki sepeda, Zophy yang pertama memberi uluran tangan untuk menolongnya berdiri.

Saat Mahon Jo diabukan, Zophy yang pertama memberikan tangan supaya Jay bangkit dan memberinya pelukan supaya tenang.

Dan sampai sekarang pun tidak ada yang berubah. Tetap Zophy duluan yang memberikan tangannya.

Yang dikatakan TJ, adalah kebenaran. Jay mengakuinya.

"Jay, nggak apa-apa, kan?" Bahkan sekarang Zophy mengkhawatirkannya.

Lalu bagaimana dengan Zophy sendiri selama ini? Apa dia baik-baik saja?

Jay memberi jawaban dengan anggukan sesudahnya baru menanyai balik. "Kau sendiri?"

"Nggak apa-apa. Segini kecil, bukan apa-apa."

Tidak, Zophy.

Jay menanyakan dirimu dari masa lampau yang bisa bertahan hingga menjadikanmu Zophy yang sekarang.

Apa kau baik-baik saja?

Jay hampir saja menitikkan air mata jika Minu tidak datang menghampiri.

"Hei! Ada apa?" tanya Minu melihat satu-satu wajah Jay, Zophy, dan Dom.

Jay babak belur, pakaian dan rambut Zophy berantakan, lalu Dom yang baik-baik saja kecuali plester yang sangat mengganggu itu.

Minu murka, sudah jelas ini kerjaan TJ tadi. Dia telat datang menyelamatkan.

Merasa malu dan bertanggung jawab, Minu menundukkan kepala sebagai tanda permintaan maaf mendalam. "Maaf banget, ya. Aku nggak bermaksud melibatkanmu begini..."

Jay mengambil sepedanya dan melewati Minu begitu saja. Ia tidak butuh permintaan maafnya.

"AYO KITA KE APOTEK DAN OBATI LUKAMU DULU!" pekik Minu menengok pada Jay yang langsung ditolak. "Nggak usah, pergilah!"

Let's Break The Wind Where stories live. Discover now