Untukmu,

11 0 0
                                    

Terima kasih telah memilih jatuh cinta dengan perempuan cengeng sepertiku yang sedikit-sedikit menangis di waktu tertentu. Kamu bersedia merangkap peneduh bagi segala amarah yang kumiliki, menjadi penenang bagi setiap kegelisahan hati.

Menemukanmu adalah perjalanan panjang yang tak pernah terduga, karena aku harus merasa kehilangan takhta kesekian kalinya. Melangkah denganmu adalah keputusan diluar prasangka, karena aku kerap gagal mempertahankan yang ada sebelumnya. Serta berbahagia denganmu adalah apa yang tak alpa kurapal dalam Doa. Agar tak hanya sekarang saja kamu merasa betah menjadikanku sebagai peluk dari keluhmu. Namun selamanya, lebih lama dari itu. Kita saling membaikkan, saling mengutuhkan. Yang kutahu betapa banyak kekuranganku ketika memperlakukanmu, tapi bersama denganmu aku selalu bersikukuh belajar mencukupi separuhku.

Aku menyadari, bahwa aku tak pernah sanggup menjadi sosok yang sempurna. Sebab aku hanya perempuan yang masih tertatih memahami diriku sendiri. Walau begitu, meyakinkan asa untuk bersama denganmu merupakan satu-satunya alasan yang sanggup menguatkan letihku. Pelukmu menjadi ketenangan ketiga, setelah ragaku bersimpuh kepada-Nya dan meminta restu orang tua. Bahumu menjadi pelindung dari linangku yang dibiarkan menggenang, tanpa perlu menyiasati tubuhmu basah, kutahu kamu merelakannya. Saat hari-hari terasa amat getir, kuharap mimpi-mimpi kita tetap berjalan mencari perbekalan sukacita.

Genggam saja tanganku, selalu, tanpa kamu harus mengkhawatirkan segalanya. Kamu tidak lagi sendiri melakoni hidupmu kini, berdua kita menjelma sebagai satu. Butuh bertahun-tahun kita menaruh keingitahuan pada Tuhan, oleh siapa kamu disandingkan, tentang siapa tulang rusukmu yang ditakdirkan, nama seperti apa yang akan kamu ucapkan dengan riuh kemantapan.

Tulisan-tulisan tak bermakna apa-apa jika kita tak merasa berbahagia, maka ketika kamu mulai membacanya, pastikan lebih dulu kamu senantiasa berbahagia denganku. Meski tingkahku kerapkali memicu kejengkelan dipikiranmu, kejenuhan menghadapi diriku, kita hanya butuh bernapas— jeda saja apa yang membuat kita bermalas-malasan membenahi kesalahan. Kendati lekas menyadari yang bertaut tak hanya hati, detakku adalah nadimu, dan nadimu mengalir doa-doaku.

Mengapresiasikan kasih sayangWhere stories live. Discover now