"Tunggu...kau mengusirku?" Dahi Karina berkerut. Menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya.

"Aku tidak menyuruhmu datang kan?" Jawab Yeji datar. meletakan puntung rokok ditangannya kedalam asbak atas meja.

"kau pikir aku apa? Bagaimana kau bisa mengusirku begini?!" Suara Karina terdengar meninggi. Tak terima saat Yeji mengusirnya begitu saja.

"Kita hanya bersenang-senang. Lagi pula kau tau aku memiliki wanita lain yang tak bisa kutinggalkan meskipun hubungan kami sedang tidak baik.."

"Kau.....kau masih mencintainya?" Karina mendelik. menatap Yeji dengan rahangnya yang terlihat mengeras. Sangat marah karena Karina pikir Yeji akan lebih memilih dirinya ketimbang Lia. Namun Karina salah karena sejak awal Yeji hanya menggunakannya sebagai alat balas dendam. Tak pernah ada perasaann lebih karena meskipun Yeji kecewa pada Lia, perasaaanya masih tetaplah sama.

"Tentu saja......sejak awal kita tau jika ini hanya sementara. Kita hanya bersenang-senang dan kau juga menikmatinya kan?" Ucap Yeji yang kemudian dibalas dengan tamparan tangan Karina yang tiba-tiba sudah mendarat tepat dipipi kanannya keras.

"Kau memang brengsek Hwang yeji !" Teriak Karina dengan suara yang menggebu-gebu. Sangat kecewa pada Yeji yang hanya mempermainkan perasaannya. "Aku berdoa semoga kau mati mengenaskan karena memperlakukan aku seperti ini!!" Karina kembali berteriak. Mengambil tas tangannya kemudian berjalan kearah pintu keluar apartemen dengan mulut yang terus mengutuk. membanting pintu apartemen keras hingga memperdengar suara boom yang sedikit mengejutkan Yeji
yang kini hanya dapat menghela nafas panjang sembari menempelkan telapak tangan keatas pipinya yang terasa panas.

Yeji tau ia pantas mendapatkan ini. Mungkin dia pantas mati sekarang juga karena mempermainkan wanita yang tak tau apa-apa, dia bahkan mengabaikan Lia yang terus bertahan disampingnya dengan membawa wanita lain selama 5 tahun berturut-turut hanya demi membalas dendam.

Yeji memejamkan matanya. Ingin merilekskan pikirannya yang entah kenapa semakin banyak menumpuk. Namun bunyi bel apartemen kembali membuat kedua mata Yeji terbuka.

Apakah Karina kembali?

Yeji menegakan posisi duduknya sembari kedua matanya menatap kearah pintu. bangkit kemudian mendekati pintu. memperhatikan monitor cctv disisi kanan pintu. Memastikan seseorang didepan sana yang ternyata bukan Karina melainkan ibunya sendiri.

Eomma?

Yeji melebarkan kedua mata, sangat terkejut melihat kedatangan ibunya secara tiba-tiba tanpa menghubunginya terlebih dahulu.

Yeji menekan tombol buka disisi bawah monitor cctv kemudian menggerakan handle pintu. Bermaksud menyambut kedatangan ibunya yang sudah berdiri didepan pintu dengan membawa 2 kantung plastik berukuran sedang yang didalamnya terdapat bahan makanan.

"Eomma...." Yeji memanggil ibunya yang terlihat memberikan senyum paling tulus kepada Yeji. Yang kemudian Yeji balas dengan memeluk tubuh ibunya erat. Mencurahkan kerinduan karena hampir 3 tahun ini ia tidak berkunjung dan hanya menghubungi melalui sambungan telfon. Biasanya Yeji hanya akan mampir sebentar ketoko orang tuanya, itupun hanya dia seorang diri tanpa Lia yang menemani.

"Apakah semua baik-baik saja?" Ibu Yeji bertanya pada Yeji setelah mereka berdua masuk kedalam apartemen. Memperhatikan Yeji yang kini meletakan barang bawaan yang ibunya bawa keatas meja didapur apartemennya.

"....ya semua baik-baik saja" jawab Yeji singkat. Berbohong pada ibunya agar wanita itu tak merasa khawatir.

"Dimana Lia? Sudah lama eomma tidak melihatnya..." kedua mata ibu Yeji bergerak memperhatikan kesekeliling. mencoba mencari sosok Lia yang tak terlihat oleh matanya.

TOXIC - YEJISU X RYUJIN [COMPLETE]Where stories live. Discover now