sampai kapan ??

Magsimula sa umpisa
                                    

Aku tersenyum lirih, harus nya aku tak melakukan hal itu dulu, mengeluarkan kata kata yang bukan dari hati sampai menyakiti nya sedalam ini

Ia berhenti memetik gitar itu mungkin karna tau ada seseorang yang masuk dan itu aku

"Mau apa?" Tanya nya dingin tanpa menoleh padaku

Aku mendekati nya secara perlahan "aku mau ngomong " jawab ku pelan

"Kamu sudah sepakat kan, menganggap kita seperti orang asing?" Ia tetap dengan posisi nya, apa aku semenjijikan itu bagi nya , sampai sampai ia tak mau menatapku padahal aku ada di samping nya

"Aku tau, tapi aku nemuin kamu bukan mau bahas masalalu, ini soal kehadiran kamu di radio" jawab ku,.aku tau seperti nya percuma juga membujuk nya

"Ngga penting kan ada gue atau ngga nya?"

"PENTING " bentak ku "radio sepi pendengar karna ga ada kamu, kamu mikir ga sih, yang jelek jadi nya nama sekolah nya bukan nama kamu pribadi "

Ia bangkit berdiri sejajar dengan ku, tatapan nya sangat menusuk

"Kalo loe ga sok tau dan merubah yang gue blacklist dari awal semua nya ngga akan kaya gini" tekan nya, aku tak gentar menatap balik mata indah yang dulu selalu menatap ku penuh cinta

"Kamu gak bisa egois , kamu benci masalalu mu gak harus bikin orang lain ngertiin kamu terus, masa lalu kamu milik kamu, bukan milik orang lain. Jadi jangan bawa bawa masalah pribadi ke ranah sekolah " ucap ku, ia membuang muka karna perkataan ku

Setelah di rasa ia tak mau menanggapi ku ,akhirnya aku berjalan perlahan menuju arah pintu keluar , sebelum aku membuka handle pintu aku berkata

"Benci lah aku sebagai orang nya, jangan membenci masa lalu karna kenangan nya, sampai kapan?"

Key pov

Ku sentuh dada kiri ku, rasanya masih sama, rasa sakit itu, sampai kapan?

Egois kah aku, tapi rasanya sangat sulit untuk melupakan hal itu

Aku akui rasa nya percuma membenci nya, jika perasaan ku masih sama, dia dan kenangan nya sama sama sulit untuk dilupakan

"Key?" Aku menoleh kearah sumber suara, ku lihat manda berjalan perlahan mendekati ku

Hemm

"Tadi indi kesini?" Tanya nya

Aku mengangguk

"Ngomong apa?" Aku diam, bingung harus menjawab apa

"Ngomong elah, dikira gue patung pancoran apa" geram nya, aku tersenyum tipis

"Besok gue ikut siaran lagi ya " jawab ku, ku lihat matanya membulat

"Serius?" Pekik nya senang

"Iya" kata ku tersenyum tulus

"Si indi ngomong apa sih sama loe, bisa bisa nya bikin lu mau siaran lagi, padahal gue yang capek ngebujuk aja di cuekin " oceh nya sendiri, aku hanya mengedikan bahu acuh, dan mulai memetik gitar lagi

Tanpa mempedulikan manda yang mulia misuh misuh sendiri

Ku akui, efek nya masih sama. Cuma dia yang bisa buat aku senurut ini, kata kata nya seolah menyadarkan ku

Seharusnya aku tak seegois itu, jangan jadikan kedatangan nya kehancuran untuk sesuatu yang sudah aku bangun dari awal meninggalkan ia dan kenangan nya

Sepertinya memang sudah cukup orang lain ngertiin apa yang aku mau, aku tetap membenci nya, tapi hanya dari mulut, sejujur nya

Ia masih menempati posisi special itu, semenyakitkan apapun perbuatannya dulu padaku..

Aku akan tetap membenci mu indira, kamu dan kenangan mu sama sama pernah menghancurkan diriku..



Tbc
22/06/2022

TAHU DIRITahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon