un hi

125 14 0
                                    

"Steph, seriously stop."

"Why? Please, give me a chance, Harris."

Harris berhenti dan mengusak kasar rambutnya. "Ain't I told you? I have a girlfriend, and I would marrying her as soon as I'm done in here."

"You think she couldn't cheat on you there?" Stephanie tersenyum miring usai mengatakan pertanyaannya barusan.

"She could, but she won't."

Gadis itu tertawa sumbang mendengar ucapan Harris. Stephanie sangat kesal dibuatnya.

"You're so foolish, Harris."

Harris hanya diam melihat Stephanie yang pergi dengan langkah kesalnya. Ia mengembuskan napas panjang, melanjutkan perjalanan pulangnya yang sempat tertahan.

Suara kendaraan yang sepertinya melaju dengan kecepatan tinggi semakin terdengar jelas di telinga Harris. Lelaki itu berbalik, melihat sebuah mobil sedan hitam yang menerobos trotoar serta seorang perempuan yang berlari dengan sekuat tenaga, menuju ke arahnya.

。。。

Gianna terus mengamati pemandangan di luar sana sepanjang perjalanan. Usai tiba di kota pelajar ini, Gianna langsung menuju rumah sakit tempat Harris magang. Alamatnya ia dapat dari Jerico sehari sebelum keberangkatannya. Kebetulan ia sampai di waktu Harris pulang, berniat memberi kejutan pada kekasihnya.

Gadis itu turun dari taksi setelah membayar pada supirnya. Dihirupnya udara sejuk Kota Oxford, tercium semerbak bau dedaunan coklat yang berserakan di mana-mana.

Ia tersenyum menatap bagian depan tempat tujuannya, kemudian hendak berjalan mendekati pintu masuk sambil membawa barang-barang bawaannya, sedikit repot memang. Namun sebelum itu, ia menangkap suara berat yang akrab di telinganya. Seperti sedang beradu argumen dengan seorang perempuan. Netranya langsung menyapu sekitar, mencari keberadaan si pemilik suara.

Tidak jauh dari tempatnya berdiri, tampak dua orang yang sepertinya sedang dalam hubungan yang kurang baik. Lelaki itu Harris, tetapi Gianna tidak mengenali gadis yang bersamanya.

Mereka berteriak cukup kencang sehingga tanpa menguping pun Gianna tahu apa yang mereka bicarakan. Ia sedikit tertawa mendengar sebuah pertanyaan dari gadis itu, tersinggung sebenarnya. Namun tidak apa, sebab Harris dengan cepat membungkamnya dengan jawaban keren, menurutnya.

Setelah gadis itu pergi, ia hendak menghampiri Harris. Namun entah hanya perasaannya atau apa, ada sebuah suara mesin yang terdengar semakin dekat, dan cepat. Gianna menoleh. Dugaannya benar, mobil itu menuju Harris.

Refleks ia menjatuhkan semua bawaannya. Tubuhnya berlari sekencang yang ia mampu, mencoba melindungi lelakinya. Gianna berhasil, ia mendorong Harris keluar dari zona yang memungkinkan ia untuk tertabrak ke rerumputan sebuah taman. Namun gadis itu lengah, dirinya masih menginjak trotoar di sana. Yang terakhir ia dengar hanyalah Harris yang meneriakkan namanya.

Tak lama ada sesuatu yang mengenai bagian belakangnya. Merubah pandangan di depannya menjadi hitam pekat.

Gianna jatuh tersungkur, tidak sadarkan diri.

。。。

"Gianna!"

Pria itu berlari. Mencoba menghentikan bencana yang akan terjadi di hadapannya. Namun terlambat, walau ia tahu memang akan begitu.

Gianna. Apa yang gadis itu lakukan di sini? Batin Harris terus bertanya-tanya, sekaligus berteriak tidak terima. Setelah sekian lama, kenapa pertemuan mereka seperti ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Limerence with G [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang