9. Lovers do

3.6K 492 30
                                    

Sweater Weather- The neighborhood
.
.
.
.
🎶 Let's have an adventure
Head in the clouds but my gravity centered
Touch my neck and I'll touch yours
You in those little high waisted shorts, oh

Diva melirik kearah Thommas yang nampak benar-benar serius menekuni pelajaran yang sedang ia pahami itu, seminggu menjelang UTBK Thommas nampak memang benar-benar memegang janjinya untuk bisa masuk satu program studi dengan Diva meski ia sama sekali tidak mengerti apa yang akan ia jalani namun dengan otak yang pintar Thommas nampak tidak kesulitan beradaptasi.

"Yakin milih DKV?"

"Udah berapa kali lu nanya itu Dip?" Tanya Thommas tanpa mengalihkan perhatiannya dari Ipadnya.

Diva menghela nafas dan membaringkan kepalanya diatas meja, entah kenapa lelaki itu terlihat lesu meski sebenarnya ia juga harus mulai belajar, Diva meraih ponsel milik Thommas dan melihat jumlah chat yang tidak dibaca Thommas hampir menyentuh anggka 200, berasal dari banyak orang dan banyak Grup termasuk orang tuanya.

"Kalo orang tua ngechat itu dibales kali." Ucap Diva melihat chat kekasihnya itu, Thommas tidak menjawab dan mengalihkan perhatiannya kepada Diva.

"Lu nggak mau gue masuk DKV Div?" Diva menoleh dengan cepat kearah Thommas mendengar ucapan lelaki itu terdengar serius.

"Bukan gitu..duhh gimana ya, aku nggak mau bikin kam—"

"Bikin apaan? Gue yang mau kok masuk sini juga." Thommas memotong ucapn Diva dengan cepat "Udahlah Div, daripada mikirin hal yang udah nggak bakal berubah ini mending lu belajar atau ajarin gue." Ucap Thommas.

Diva menjatuhkan dahinya keatas meja dan menghela nafas.

"Dia emang nggak mau sama lu kali." Thommas menoleh melihat Gerald ang berucap dengan Enteng sambil menghisap pod itu.

"Enteng banget lu ngomong anjing." Ucap Thommas, Guntur menekan puntung rokoknya keatas asbak "Lagian salah lu juga pake acara bilang masuk ngikutin dia." Ucap Guntur.

Thommas menghela nafas dan menyandarkan punggungnya sambil menatap langit malam yang nampak hitam pekat, angin lumayan kencang menerpa, nampaknya hujan akan turun malam ini.

"Ya gue sih mau jurusan apa aja nggak masalah, fine-fine aja soal nanti urusan nanti." Ucap Thommas, remaja itu bukanlah tipe manusia yang mudah overthink sepertinya, meski jika hal itu menyangkut Diva ia akan sangat berhati-hati.

"Ya terus lu mau gimana lagi?" Gerald menaikan alisnya "Nggak lu nggak Guntur, pacaran sama cowok ribet apa gimana si anjing?"

Guntur mengerutkan keningnya, remaja itu tiba-tiba menegakkan tubuhnya dan mencondong sedikit bukti hendak memulai percakapan yang mungkin serius.

"Gue mau nanya, Sammuel emang sering kayak mendadak sensi gitu?" Gerald, Thommas bahkan Irfan menaikan alisnya hampir bersamaan karena heran dan tersadar jika mereka berkumpul saat ini Sammuel tidak ada.

"Lah iya gue baru nyadar Sammuel nggak ada."

Guntur mengusap wajahnya sesaat "Sensi gimana maksudlu? tapi emang kalo diantara kita berempat yang paling sering ngambek Sammuel." Ucap Gerlad yang mengingat jelas seluruh tingkah temannya.

Thommas memperhatikan Guntur yang nampak berkali-kali menghela nafas, lelaki itu mengurungkan niat untuk bertanya lebih lanjut tentang masalahnya karena melihat temannya itupun sedang melewati masalah yang sama.

FOù les histoires vivent. Découvrez maintenant