PDKT

287 56 14
                                    

Sudah hampir sebulan ini Sehun mulai bekerja di perusahaan keluarganya. Masih banyak orang yang meragukan kinerjanya, walaupun mereka tau selama di luar negri Sehun sudah bekerja di perusahaan terkenal.

Tok... Tok...

"Masuk." Kata Sehun pada orang yang mengetuk ruangannya, Seungwan berjalan masuk ke ruangan milik bos barunya.

"Sajangnim ini dokumen yang anda butuhkan." Kata Seungwan memberikan sebuah dokumen kepada Sehun. "Ini adalah rincian perusahaan-perusahaan yang bekerja sama dengan kita."

Memang selama sebulan ini pria itu sudah mempelajari perusahaan-perusahaan mana saja yang bekerja sama dengan Hansan grup. Tentu ini ia butuhkan.

"Oh terima kasih Son biseo." Kata Sehun menatap sekretarisnya yang hari ini terlihat cantik dengan kemeja berwarna sky blue dan rok span.

"Kalau begitu saya undur diri." Pamit wanita itu dengan sopan. Baru beberapa langkah dia harus berbalik kala Sehun memanggil dirinya. "Son biseo." Panggil Sehun kala Seungwan akan keluar.

"Ah nde sajangnim, apa kau memerlukan sesuatu?" Tanya Seungwan.

"Nanti temani aku makan siang." Kata Sehun dengan nada seperti perintah yang harus dituruti.

"Jeosonghamnida sajangnim, ada hal penting yang harus saya lakukan saat jam makan siang." Seungwan menolak ajakan pria itu halus, memang Sehun gencar mendekati mulai dari mengajaknya makan siang hingga ingin mengantarnya pulang kerumah, gadis itu selalu menolaknya .

Setelah Seungwan beranjak dari ruangannya Sehun bukannya membuka dokumen itu, pikirannya malah melayang pada wanita tadi. Bagaimana bisa Seungwan menolak dirinya, sedangkan gadis di luar sana akan mengejarnya dan memohon padanya.

"Kau membuatku tertantang Son biseo." Kata Sehun dengan seringai yang terpatri dibibirnya. "Aku pastikan aku akan mendapatkanmu." Tekadnya.

******

Si kembar tengah menunggu ibunya menjemput mereka, mereka berdiri di depan dekat gerbang. Haechan sibuk memakan cookiesnya sembari menjahili Renjun, tentu hal itu membuat si sulung kesal. Dia memukul Haechan kencang, Haechan mengaduh kesakitan.

"Awww... Sakit Injun-ah." Katanya sambil mengelus bahunya yang dipukul kencang oleh sang kakak.

"Salahmu sendiri." Renjun memekik kencang, wajahnya memerah menahan kesal.

"Hai... Hai nanti eomma datang. Kalian mau mendapat hukuman dari eomma." Kata Jeno, senyumnya tak pernah luntur dari wajahnya ketika dia berbicara. Matanya sampai hilang karena tersenyum, sedangkan Jaemin menyenderkan tubuhnya di dekat pagar. Dia sudah tidak peduli dengan kelakuan kembarannya, anak kecil itu ingin cepat-cepat pulang dan merebahkan tubuhnya di kasurnya yang empuk.

Benar saja perkataan Jeno tak lama Seungwan datang menjemput ke empat anaknya, dari semua anaknya, Jaemin yang paling antusias. Anak itu berlari kecil disusul ke tiga kakaknya dibelakang, Jaemin langsung memeluk tubuh ibunya, walaupun tubuhnya hanya mampu merengkuh pinggang Seungwan.

"Eomma ayo pulang, Nana lelah." Adunya mendongak melihat wajah sang ibu.

Seungwan tersenyum mendengar penuturan putra bungsunya, wanita itu tau Jaemin tipe anak yang malas melakukan apapun. Sangat berbanding terbalik dengan Haechan yang sangat energik, tapi ada kalanya anak itu energik. Bahkan bisa melebihi Haechan.

"Tapi aku lapar, kita makan dulu kan eomma?" Tanya Haechan mengelus perutnya. Padahal anak itu baru menghabiskan sebungkus cookiesnya, tapi dia masih belum kenyang.

"Iya echan kita makan dulu." Seungwan bertanya pada si kembar. Haechan memekik kencang sampai Renjun yang berada disampingnya mengeplak adiknya itu.

"Kenapa kau suka sekali memukulku." Haechan menatap sengit Renjun.

Appa My 4 Children (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora