it's okay to not be okay

133 11 4
                                    

Pagi-pagi sekali di kediaman keluarga Park, bungsu Park alias Jungkook sudah siap dengan pakaian kasual nya. Hari ini Jungkook akan pergi, pergi untuk mencari salah satu bagian penting dalam keluarga nya. Dengan langkah santai, disertai dengan senyuman tipis Jungkook melangkah keluar dari kamarnya menuruni satu persatu anak tangga.

"Eoh Jungkook, mau kemana?, rapi sekali. "

Tanya Hoseok saat Jungkook baru saja sampai di ruang tamu, Hyungnya itu terlihat sibuk dengan laptopnya, pasti sedang mengurusi pekerjaan kantor, pikirnya.

"Aku akan mencari Jimin hyung. " Jawab Jungkook.

"Begitukah?, hyung ikut ya?."

"Bukankah hyung harus ke kantor hari ini?."

"Tidak, hari ini urusan kantor bisa di handle dari rumah, lagipula jika ada masalah Namjoon bisa mengurusnya, dia teman sekaligus adik kepercayaan hyung, kau tau kan seberapa hebat dirinya?."

"Itu benar tapi, apa tidak masalah?, Hyung kan sering absen ke kantor akhir-akhir ini. " Sela Jungkook tidak enak, Jungkook pikir ia bisa pergi sendiri karena dia tau kakaknya itu pasti akan memberi pengamanan yang ketat untuknya, jadi sudah pasti dia akan aman bukan?, ia pikir Hoseok pasti ingin ikut karena khawatir akan keselamatannya.

"Ei, jangan pikirkan itu, bukan masalah, hyung kan bos nya Jungkook ah." Jawab Hoseok santai sambil mengusak rambut adiknya itu.

"Tapi hyung, apa benar tidak apa-apa?, kalau hyung khawatir dengan keselamatanku, hyung kan bisa menyuruh bodyguard untuk menemaniku, dan aku tau betul seberapa hebat Namjoon hyung dalam mengurus perusahaan kita, aku tidak mengkhawatirkan itu hyung, aku hanya..."

Bukan apa-apa, Jungkook hanya merasa Bahwa beban yang kakaknya tanggung selama beberapa tahun ini pasti bertambah berat, karena selama ini Jungkook masih tetap memperhatikan sekitar, bagaimana kehidupan nya berjalan dengan sang hyung.

Jungkook tau bagaimana letih nya sang hyung, hyungnya itu harus mengurus kantor, mencari Jimin, menjaga keamanan nya, bahkan hyungnya masih mengerjakan tugas nya di rumah. Jungkook benar-benar merasa menyesal untuk itu, dia menyesal karena tidak mengikuti kata-kata Jimin untuk tetap baik-baik saja, dia seolah lupa bahwa dengan menjadi baik-baik saja, dia masih bisa merubah keadaan, dan dia merasa menyesal karena melupakan fakta bahwa dia masih memiliki kakaknya yang lain, kakaknya yang hebat, kakaknya yang luar biasa, dia merasa sungguh menyesal.

"Hyung tidak lelah?, aku sungguh menyesal karena rasa kecewa akan diriku sendiri membuat aku terpuruk, dan seolah-olah melupakanmu beberapa tahun terakhir ini hyung, aku benar-benar minta maaf." Jungkook akhirnya mengatakan isi hatinya.

"Terus terang hyung memang mengkhawatirkan keselamatan mu, Tapi apa yang kau katakan itu?, kenapa hyung lelah?, apa alasannya?." Tanya Hoseok lembut, adiknya itu sedang mengkhawatirkan dirinya, manis sekali hatinya merasa tersentuh.

"Selama ini aku, aku memperhatikan hyung, meskipun begitu dalam kesulitan yang hyung alami aku hanya diam, aku sungguh menyesal untuk itu." jawab Jungkook lirih, hampir terdengar seperti seseorang yang sedang berbicara sendiri, dia menunduk sambil memilin ujung bajunya. Kebiasaan nya sejak kecil saat merasa bersalah.

Hoseok benar-benar merasa tersentuh, dia tidak tau kalau dibalik terpuruknya si adik bungsu, adiknya masih memperhatikan kannya, ahh dan sudah pasti itu menimbulkan luka lebih dalam untuk sang adik.

"Dengarkan hyung, hyung tau adik kecil hyung ini  mengkhawatirkan hyung. Dan kau tidak perlu minta maaf uri dongsaengie serta hyung sangat berharap kau tidak akan menyalahkan dirimu sendiri atas semua yang terjadi. Hyung tidak merasa perlu memarahimu karena kau diam Jungkook-ah, Gwenchana, hyung malah senang karena diam-diam adik hyung ini orangnya sangat perhatian, Gomapta uri dongsaengie~" Ucap Hoseok lembut sambil menaikkan dagu sang adik agar mau menatapnya. Lalu ia berikan rengkuhan hangat pada sang adik.

We Will Be Always Together [ On Going ]Where stories live. Discover now