Let's Break The Wind

02

'Ih, sialan. Dia mengabaikanku tapi sopan pada senior, sialan!' batin Minu merasa terdiskriminasi.

Karena Jay sopan pada June, jadilah June saja yang menjelaskan tentang peraturan dan rute yang akan dilewati. Jay itu pintar jadi dia mudah mengerti, tidak seperti Zophy yang harus dijelaskan berulang kali dulu baru paham.

"Setelah ini, jangan ganggu aku lagi dengan urusan kru kalian," ujar Jay penuh keseriusan. "Dan jangan lupakan janjimu sore tadi," lanjutnya seraya melirik pada Zophy.

"Baiklah."

Zophy yang merasa aneh mulai koar-koar, memegang sepeda Jay supaya orangnya tidak pergi. "Perjanjian apa? Kau ngapain? Jawab dulu baru bertanding!"

Jay dengan lembut memegang tangan Zophy lalu melepaskan genggaman sepupunya itu dari sepedanya.

"Ini urusanku dengannya. Kau cukup melihat saja dan tahu sendiri di akhir nanti saat aku mengalahkan orang itu," tutur Jay menaiki sepedanya siap balapan. Tapi sebelum itu, June memberinya helm supaya aman.

Merasa percuma bertanya lebih, Zophy memilih untuk menunggu hasil akhir saja. Tapi tidak bisa dipungkiri ia sangat penasaran perjanjian apa yang Jay dan Minu buat, hingga Jay yang kutu buku itu setuju balapan melawan TJ.

"Kubunuh kau kalau melakukan perjanjian aneh, Minu Yoon," ancam Zophy selirih mungkin agar tidak terdengar siapapun selain Minu di sampingnya.

Minu tidak menjawab, hanya merespon dengan senyuman mencurigakan.

Selain mengkhawatirkan sebuah perjanjian, Zophy juga melirik pada sepeda Jay. Ia sadar rem sepeda itu dilepas untuk mengurangi berat sepeda. Jay jadi bisa lebih cepat 0,1 detik. Dalam balapan 0,1 detik itu sangat berharga sekali. Minu juga menyadarinya.

Jay dan TJ sudah bersiap digaris start, siswa Mountain High itu tidak hentinya menghina sepeda Jay dan membanggakan sepedanya.

June juga ikut bersiap, dia berperan sebagai pengawas dan perekam di balapan ini.

Kemudian balapan dimulai, bersamaan dengan suara dentingan cog atau gigi yang merupakan salah satu bagian dari sepeda, dijatuhkan ke tanah.

Klontang-

WUZZHH

Jay dan TJ segera mengayuh pedal sepeda secepat yang mereka bisa, menembus dinginnya angin malam.

"Zoo, apa sepeda itu sepeda pemberian?" tanya Minu setelah Jay jauh dari garis start.

"Iya, itu sepeda pemberian yang sangat berarti baginya."

Respon Minu adalah deheman dengan anggukan mengerti.

"Hei, Minu. Perjanjian apa yang kau buat dengan Jay sampai dia setuju mau balapan?"

Pertanyaan yang dilontarkan Zophy membungkam Minu, kalau Zophy tahu pasti ia akan dibanting saat ini juga.

"Jawab aku nanti kita berkencan," bujuk Zophy. Rela sejauh itu hanya karena rasa penasarannya.