【 O3 】

1.1K 229 25
                                    

Lelaki bersurai maroon menatap sang insan yang ada di hadapan.

Seorang gadis dengan surai yang tergerai terlihat dari balik jubah serba putih yang dia gunakan saat Shikanoin melihatnya dari kejauhan.

Tiba-tiba namanya disebut oleh gadis berjubah ini lantas membuat dirinya heran.

"Siapa?"

Gadis itu berjengit kaget saat mendengar respon yang diberikan oleh lelaki yang ada di hadapannya.

"Eh?"

"I-ini aku loh! apa kamu tidak ingat? aku, (Name)!"

Sang gadis yang tadinya tersenyum senang saat melihat eksistensi Shikanoin lantas berubah drastis saat satu pertanyaan ke luar dari mulut lelaki bersurai maroon itu.

Shikanoin nampak menaruh jarinya pada dagu, berpikir sejenak tentang identitas dari gadis berjubah itu.

"Hm.."

Sementara itu, gadis berjubah putih tadi hanya bisa memasang wajah kecewa karena dia pikir telah dilupakan begitu saja oleh lelaki bersurai maroon tersebut.

"Apa kamu benar-benar tidak ingat?" Gadis itu bertanya dengan nada lesu sekaligus kecewanya.

Gadis itu mulai menundukkan pandangannya. Dan saat itulah tiba-tiba dia merasa bahunya telah dirangkul oleh seseorang.

"Hehe. Aku bercanda kok, (Name)!"

"Bagaimana perjalananmu? apa kau bisa melindungi dirimu sendiri tanpa ada aku di sampingmu?"

Gadis yang dipanggil (Name) perlahan mengangkat pandangannya. Mulai menatap lelaki yang sedang merangkulnya.

Ekspresi (Name) berubah seketika kala melihat lelaki yang dia kira melupakannya kini merangkul bahunya.

"Ah! jadi kamu mempermainkanku ya!?"

Shikanoin tersenyum jahil. "Maaf, maaf. Aku tiba-tiba terpikir untuk melakukannya."

"Oh, apa kau tadi hampir menangis? aku bisa melihat sedikit air di sudut matamu loh."

(Name) lantas mengusap pelan bagian matanya. "Tidak kok! m-mana mungkin aku menangis hanya karena hal barusan!"

"Oh? benarkah?"

"Kalau kamu masih terus seperti ini lebih baik aku pergi deh!"

"Tunggu—aku sedikit kelewatan barusan! aku mengaku salah!"

(Name) tersenyum kecil kala melihat kelakuan teman semasa kecilnya──Heizou.

"Syukurlah." Ucap (Name) diselingi senyum kecilnya.

Heizou yang mendengar (Name) tiba-tiba menyebut kata syukur lantas heran.

"Setidaknya walau kita sudah terpisah cukup lama, aku bersyukur saat tau kamu tak berubah, Heizou."

Lelaki itu kini memfokuskan pandangannya ke arah (Name).

"Tidak. Aku telah berubah loh, sekarang aku sudah jauh lebih tinggi darimu." Ujar Heizou mulai membuat kesan sombongnya.

"Apa maksudnya itu? tinggi tubuh kita itu sekarang sama, tak ada bedanya!"

"Yang membedakan mungkin fakta kalau aku satu centi lebih tinggi darimu."

Heizou yang sedaritadi mempertahankan kesan sombongnya lantas sebal dengan apa yang baru saja (Name) katakan.

"Kau? lebih tinggi satu centi? bukannya kau bahkan lebih pendek dariku tiga centi?"

Heizou menggerakkan tangannya kemudian menaruhnya di atas pucuk kepala (Name).

"Lihat, aku bahkan bisa dengan mudah mengelus kepalamu seperti ini."

Lelaki bersurai maroon itu terus menyentuh dan cenderung mengelus kepala (Name) sambil terus membuat kesan sombong yang belum juga dia lepaskan.

Heizou menyadari bahwa (Name) hanya diam terbisu dan tak mengeluarkan sepatah katapun sedaritadi.

"(Name)?"

Saat mengalihkan pandangnya ke (Name), Heizou melihat bahwa seluruh wajah (Name) sudah berubah jadi merah padam.

"Oi, (Name)! wajahmu memerah loh, kau baik-baik saja?"

Gadis itu masih terus terdiam beberapa saat sebelum dia merespon kata-kata Heizou.

"K-kakiku,"

Heizou kemudian mengalihkan pandangnya ke kaki milik (Name). "Kaki?"

"KAKIKU TERGIGIT OLEH UNAGI!!"


ˋ°•*⁀➷


"Huft, untung saja unagi itu tak beracun." Heizou bernafas lega saat melihat luka gigitan yang ada di kaki (Name).

"Apa kau baik-baik saja, (Name)? kau pasti masih kaget ya."

"Gigitannya masih bisa terasa sih, tapi aku yakin akan baik-baik saja."

Heizou bangkit dari duduknya kemudian menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Ya ampun, sebenarnya kenapa bisa ada unagi di dekat sini? padahal unagi itu kebanyakan ada di watatsumi kan."

"Watatsumi.."

"Ya, benar! ayo kita pergi ke watatsumi sekarang, Heizou!"

"Eh, kenapa tiba-tiba?"

,SOULMATEWhere stories live. Discover now