THE HEART

16 1 0
                                    

"Jadi, kapan kamu akan mencari pasangan dan menikah?"

"Kamu tahu kan, aku cuma cinta sama Akira. Tapi sampai sekarang saja aku tidak tahu dia dimana, jadi cukup memperingati aku lagi" ucap Ardy yang sudah bosan dengan pertanyaan itu

"Yasudahlah, terserah kamu saja, sebagai sahabat, yang terpenting aku akan selalu mendukungmu" balas Sam pasrah

Ardy pun lalu menjatuhkan tubuhnya pada sofa panjang. Merebahkan dan mengistirahatkan diri sejenak setelah operasi yang ia lakukan beberapa menit lalu cukup menguras tenaga.

Ya, pasalnya usia Ardy yang sudah cukup matang namun tetap saja tidak ada keinginan untuk menikah. Padahal ia sudah terbilang mapan dan sukses. Selain itu tidak sedikit juga perempuan yang jatuh hati pada nya, namun tetap saja tidak ada respon dari pria dingin itu.

"Dok, satu jam lagi ada jadwal rutin pemeriksaan pasien. Saya harap dokter bisa memanfaatkan waktu dengan baik untuk beristirahat" ucap suster memperingatkan

"Baik, sus. Terimakasih"

"Sama-sama, dok" balasnya seraya meninggalkan ruangan

Sembari beristirahat, Ardy kembali memikirkan perkataan Sam, sahabatnya yang selalu menemaninya sedari SMA.

Akira, perempuan cerdas nan cantik yang sangat ia kagumi sedari dulu. Namun tak pernah ada keberanian untuk mengungkapkan nya karena Ardy merasa diri nya belum pantas untuk Akira.

Kini Ardy sudah memiliki segalanya, namun sampai detik ini ia tak pernah sekalipun mendengar bagaimana kabar mengenai Akira lagi

Tak terasa satu jam berlalu, ia pun bergegas dan bersiap untuk kegiatan selanjutnya

Hingga malam pun tiba, Ardy membereskan barang-barang nya ke dalam tas. Melajukan mobil nya di tengah malam yang cukup sepi. Dan sesampainya di apartement, ia mandi lalu tertidur

- - -

Keesokan pagi nya di Rumah Sakit Pelita Harapan, Ardy melakukan kewajibannya sebagai seorang dokter seperti biasa.

Kebetulan hari ini Ardy menghabiskan waktu makan siang di kantin rumah sakit. Secara tak sengaja, ia mendengar salah satu percakapan antara suster lain

"Dengar-dengar sore ini akan kedatangan dokter muda baru"

"Iya benar, katanya dia juga cantik dan cerdas"

"Seperti nya ia juga lulusan dari salah satu universitas kedokteran ternama di London"

"Kita lihat saja nanti, semoga ia ramah dan baik hati"

Ardy yang mendengar hal itupun tersenyum simpul. Ia tak merespon lebih, karena tetap saja yang ada di hati nya selalu Akira

Sore pun tiba, terdapat sambutan sederhana atas kedatangan Dokter Meyra. Semua menyambut dengan ramah dan baik. Mereka saling berkenalan dan berbincang singkat

Setelah semua selesai, Dokter Meyra lalu menghampiri Ardy yang terlihat berdiri melamun di pojok jendela sambil memandangi kota

"Hai, perkenalkan saya Dokter Meyra. Senang bisa bertemu denganmu. Saya harap kita dapat saling bekerja sama dengan baik dan profesional" ucapnya sambil mengulurkan tangannya

Ardy pun balas menjabat tangan Dokter Meyra, "Saya Dokter Ardy, senang juga bisa bertemu denganmu"

"Mengapa saya sedikit gugup seperti ini? Tidak mungkin kan jika saya langsung jatuh hati seperti ini" kata Meyra dalam hati seraya meninggalkan Ardy

Waktu berlalu, Ardy fokus memeriksa pasien, begitu pula dengan Meyra. Namun sepertinya ada yang tidak beres dengan perasaan Meyra. Ia selalu sulit mengontrol diri agar tidak berlebihan dalam bersikap kepada Dokter Ardy

Je hebt het einde van de gepubliceerde delen bereikt.

⏰ Laatst bijgewerkt: Jun 04, 2022 ⏰

Voeg dit verhaal toe aan je bibliotheek om op de hoogte gebracht te worden van nieuwe delen!

HÄERZWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu