"Gak, gue udah banyak yang merhatiin"

"Siapa?"

"Rahasia dong"

"Cih, kayak ada yang demen aja lo"

"Ada"

"Paling juga orang gila yang demen sama orang modelan lo" ucap Guanlin yang kemudian kembali memfokuskan dirinya dengan game di ponselnya

"Lin"

"Hm?"

"Lo sadar gak?"

Guanlin menggeleng. "Lo lagi ngatain diri lo sendiri!"

"Ha?"

"Lo bilang, Cuma orang gila yang demen sama gue.."

"Anjir! Tapi iya sih, gue udah gila. Gila karena udah tergila gila sama lo" ucap Guanlin sembari menaik turunkan alisnya dan mulai mendekati Renjun

Renjun memundurkan tubuhnya hingga terpojok jatuh di sofa. Renjun segera menahan tubuh Guanlin. "Mau ngapain lo?"

Guanlin tidak menjawab, ia semakin mendekat. "Astaga!"

"Kenapa?" tanya Guanlin panik ketika Renjun berteriak dan mendorongnya menjauh

"Kompor belum gue matiin, lin!!" jawab Renjun yang kemudian segera berlari menjauhi Guanlin.

"Perasaan dia tadi gak masak apa apa deh" gumam Guanlin

*
*
*

"Anak kalian jadi daftar pre-school?" tanya Guanlin kepada Mark dan Jeno. Mereka sekarang sedang berada di pos ronda dekat taman komplek mereka

Mark dan Jeno sontak mengangguk. "Gue gak tau kalau ternyata biaya sekolah semahal itu sekarang" ucap Jeno yang kemudian memakan gorengan yang telah ia beli di depan komplek tadi

"Sama! Gue aja sampe bengong pas renjun bilang total biaya perbulannya"

"Itu gue yang nyaranin mereka daftarin anak anak kita disana" ucap Mark

"Pantesan laki laki kita pada nurut"

Mark terkekeh. "Yaiyalah. Gue doang yang paling waras di antara lo berdua. Itu ya sebenernya kita gak dapat kuota buat masukin anak anak kita, tapi untung aja yang punya itu temen gue. Jadi ya bisa lah gue nego digit"

"Emang sebagus itu ya tempatnya? Perasaan semua sekolah sama aja"

"Iya semua sekolah sama aja kok. Tapi disini bagusnya itu mereka belajar sambil bermain. Ya semua pre-school juga sistemnya gitu sih. Tapi disini pendidiknya itu emang yang bener bener terlatih gitu. Gimana ya jelasinnya? Ya pokoknya gitu lah" jelas Mark yang hanya di angguki kedua temannya itu

"Selamat malam Mas Mas" mereka sontak menoleh ketika seseorang menyapa mereka

"Oh, mawar ya?" tanya Mark ramah. Sedangkan Jeno dan Guanlin langsung menoleh ke arah rumah mereka. Memastikan bahwa tidak ada suami suami mereka yang tengah mengawasi. Trauma mereka tuh pulang pulang di timpuk sapu sama di ambekin.

"Heh, lo bedua kok diem aja? Di sapa juga" ucap Mark ketika melihat kedua rekannya itu malah celingak celinguk

"Ah, i-iya"

"Mas Guanlin, mas Jeno maaf ya kemarin saya bilang suami kalian ART" ucap mawar

"Ya gapapa kok, santai aja haha ya gak lin?" jawab jeno kemudian menyenggol lengan Guanlin

"Haha iya gapapa"

"Mawar darimana? Malem malem gini jalan sendiri?" tanya Mark

"Iya mas, saya habis beli nasi di depan"

Kisah Papa Papi - GuanrenTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon