21. Now, It's Gotta Be You

Start from the beginning
                                    

Dengan menarik sebuah tarikan nafas, Roseanne memantapkan langkah awalnya untuk berjalan keluar ruangan.

Langkah yang nantinya akan membawa dirinya menuju Jeffian yang sudah menunggu dirinya di altar.

Tak lama kemudian, keduanya pun telah sampai di depan pintu gereja yang akan terbuka. Prima dibantu beberapa orang segera merapikan gaun putih yang Roseanne kenakan.

"Be happy, Kak," bisik Prima cepat sebelum gadis itu berjalan menjauh dan memasuki gereja melalui pintu lain.

Roseanne tersenyum kecil, ia dapat merasakan tangan yang bertautan dengan tangan papa Lukman bergetar.

Menyadari keponakannya sedang gugup, papa Lukman segera meletakkan tangannya di atas tangan Roseanne dan memberi senyuman yang seolah mengatakan bahwa semua akan baik-baik saja.

"Siap, Tuan Putri?"

Roseanne bertemu tatap dengan om nya itu kemudian mengangguk dan menghadapkan kepalanya ke depan, mengangkat dagunya.

Pintu pun terbuka secara perlahan, sebuah senyum segera ia tampilkan di wajah ayu-nya itu. Dan kini ia dapat melihat Jeffian yang berdiri di atas altar, menatap ke arahnya dengan mata yang berkaca-kaca.

Oh shit, Roseanne merasa dirinya juga akan menangis.

'Tahan Roseanne, don't cry,' ulang gadis itu berulang kali dalam hati.

Ia tidak mau melihat ke kiri atau kanan di mana kerabat terdekat dan keluarga mereka hadir. Roseanne takut ia akan benar-benar menangis jika melihat mereka.

Utamanya jika ia melihat sang ibu.

Langkah papa Lukman terhenti di depan undakan tangga.

Om dari Roseanne itu segera mengulurkan tangan Roseanne ke arah Jeffian yang kini berjalan menuruni tangga untuk menyambut mempelai wanitanya.

Dari dekat, Roseanne dapat melihat dengan jelas mata berkaca-kaca Jeffian. Mata gadis itu kembali memanas.

Suasana terasa begitu haru.

Jantungnya berdegup cepat.

Dan entah mengapa ia dapat merasakan dinginnya tangan Jeffian sekali pun kedua tangan mereka terbalut sarung tangan.

Keduanya berjalan menaiki tangga menuju altar dan berdiri di hadapan seorang pastor yang akan menikahkan mereka berdua.

'Here goes nothing, I'm ready for the new chapter of life,' batin Roseanne.

"Sudah siap?" tanya pastor dengan sebuah senyuman bahagia menatap kedua mempelai.

Jeffian tersenyum, Roseanne bahkan mendengar sedikit tawa kecil dari mulut pemuda itu. Ia tahu jika Jeffian juga sama gugupnya dengan dirinya.

"Kami siap."

Dan pemberkatan kedua mempelai pun dimulai.

♒♒♒

♒♒♒

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Self Forced MarriageWhere stories live. Discover now