(11) Ada Untukmu

Mulai dari awal
                                    

"Halo tante, saya Baskara."

"Salam kenal, Baskara. Kamu bisa panggil saya tante Rossa. Senang sekali tante bisa bertemu kalian." Ungkap Rossa, tulus, membuat Andin dan Baskara tersenyum senang.

"Terima kasih, tante. Kami juga senang sekali bisa kenal dengan tante dan keluarga." Balas Andin.

"Selamat malam, semuanya." Di tengah obrolan mereka, tiba-tiba Aldebaran ikut menimbrung. Tentu saja. Ia sudah menunggu kedatangan perempuan itu sejak berjam-jam yang lalu.

"Malam..."

Tatapan Andin dan Aldebaran saling bertemu, menciptakan getaran berbeda pada perasaan masing-masing. Tatapan tajam namun lembut dari Aldebaran membuat darah di diri Andin seakan berdesir sejuk. Sedangkan tatapan lembut dari Andin telah mampu memberikan degup tak beraturan pada dada pria itu. Astaga! Ada apa dengan mereka?

"Hei, Al. Ini Andin datang bersama adiknya." Ucap Rossa pada putranya.

"Oh iya, Ma. Halo, saya Aldebaran." Aldebaran mengulurkan tangannya lebih dulu di hadapan Baskara.

Untuk beberapa detik, Baskara seperti menatap takjub pada sosok pria di hadapannya. Baskara pernah melihat pria ini. Bukan pernah lagi. Akan tetapi foto pria ini cukup sering muncul di website-website resmi program olimpiade dan aplikasi belajar online miliknya. Ya, ia pasti tidak salah.

"Baskara."

"Salam kenal, ya." Balas Aldebaran, tersenyum ramah. Baskara hanya mampu menunjukkan senyum simpulnya sebagai balasan.

"Kalian hanya berdua?" Tanya Aldebaran.

"Mama baru sampai rumah. Mungkin sebentar lagi akan menyusul." Jawab Andin, disambut dengan anggukan dari Aldebaran.

"Yaudah, ayo kita kesana, sayang." Rossa mengajak mereka untuk bergabung sambil merangkul gadis itu.

Melihat pemandangan itu, Aldebaran yang berjalan di belakang mereka tampak memaklumi sikap sang mama yang selalu hambel kepada siapapun, terlebih kepada orang yang disukai wanita itu.

Dan Aldebaran rasa, sang mama menyukai Andin sejak saat mamanya bercerita tentang pertemuan pertama mereka, tatkala Andin membantu sang mama di halaman rumah. Sementara Baskara tampak berbaur dengan beberapa orang remaja penghuni komplek itu yang seumuran dengannya.

"Andin, tante mau beritahu kamu sesuatu." Ucap Rossa saat mereka sedang sama-sama mengolesi jagung-jagung dengan mentega yang sudah bercampur dengan bumbu lainnya.

"Apa, tante?"

"Ternyata mama kamu itu teman tante." Jawab Rossa membuat Andin menghentikan aktivitasnya sesaat.

"Loh, tante sudah ketemu mama?" Andin bertanya, bingung. Rossa tersenyum seraya menganggukkan kepala.

"Jadi, tante dan mama kamu itu sudah temenan sejak kami masih muda, sebelum menikah, saat kami masih sama-sama tinggal di Bogor." Rossa memulai ceritanya, membuat Andin mendengarkannya dengan seksama.

"Kami dulu dekat sekali. Tapi setelah lulus SMA, mama kamu dan keluarganya mendadak pergi tanpa meninggalkan salam perpisahan. Ada yang mengatakan mereka pindah ke luar kota, dan ada pula yang menyebutkan ke luar negeri. Tidak jelas kemana, tante dan yang lainnya seolah kehilangan jejak mama kamu dan keluarganya. Sejak saat itu, kami tidak pernah bertemu lagi." Cerita Rossa membuat Andin tertegun mendengarnya.

"Lalu tadi siang tante sengaja datang ke rumah kamu untuk mengundang mama kamu secara langsung. Ternyata, mama kamu adalah Susan, sahabat lama tante." Di akhir ceritanya, Rossa tertawa ringan, dan disambut oleh Andin yang ikut tersenyum senang dan haru.

Forever AfterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang