Guanheng mengehentikan kegiatan mari bergulingnya dan duduk dengan cepat kemudian menatap Minhyung dengan ekspresi sangat menyedihkan.

"Aku hanya menambahkan dua sendok garam kedalam masakannya karna saat kucicip masakannya masih kurang garam. Tapi setelahnya Xiaojun malah mendorongku dari belakang dengan kakinya" jelas Guanheng.

Sudah Minhyung duga. Yang salah itu sudah pasti Hendrey tidak lain dan tidak bukan.

"Aku tidak bisa berkomentar apapun kali ini... Kau bisa mencoba sendiri bagaimana rasa dua sendok garam sebagai pertimbangan rasa kesalmu"

Guanheng hanya menggerutu mendengar ucapan sang raja. Tetapi kemudian ia ingat sesuatu, alasan ia kemari bukan hanya mengadu tetapi menyuruh Minhyung untuk melakukan sesuatu.

"Oh Mark, aku kemari sebenarnya ada hal yang ingin ku sampaikan padamu"

"Tentang apa?"

"Daewang Daebi Mama menyuruhmu untuk melihat permaisuri mu dulu, bagaimanapun juga ia adalah istri mu walaupun kalian dijodohkan"

Minhyung mendengar itu hanya terdiam. Ia memang tidak mungkin menghindar terus dari permaisurinya, apa lagi saat ini permaisuri sudah siuman jika ia tidak menemui permaisuri dalam waktu dekat pasti akan menimbulkan pertanyaan bagi penghuni istana.

"Aku akan menemuinya nanti" ujar sang raja.

"Bagus, kau memang harus melakukan itu karna bagaimanapun juga ia tetap istrimu dan adik dari mendiang sahabat kita sendiri , Jungwoo Noona"

"Iya kau benar, dia adalah adik dari Jungwoo Noona"

.
.
.
.
.

Berbeda dengan yang terjadi di paviliun barat, dimana sang permaisuri berada, seluruh dayang dan pengawal milik permaisuri bergerak untuk menahan sang permaisuri yang berusaha untuk kabur dan berlari kearah danau dimana sebelumnya menjadi tempat sang permaisuri tenggelam.

Setelah sebelumnya permaisuri sempat histeris dan kekeh bahwa ia laki-laki, setelah ia dibuat tenang oleh tabib kemudian sang permaisuri bertanya apa yang terjadi pada dirinya kemudian sang kepala dayang yaitu Jaejae menjelaskan kronolagi awal permaisuri pergi kedanau sampai ditemukan tenggelam.

Dari sana Jung Jaemin, berpikir bahwa si permaisuri mungkin baru saja disakiti oleh orang lain dan jiwa mereka tertukar didanau itu maka dari itu Jaemin berusaha kabur dari paviliun barat agar kembali kedanau dimana mungkin saja menjadi portal pertukaran jiwanya dengan sang permaisuri.

Tetapi kepala dayang Jaejae tidak membiarkan itu terjadi, cukup tiga bulan kemarin permaisuri tidak sadarkan diri dan kali ini akan ia pasti kan jika permaisuri aman dibawah pengawasannya.

Jaemin sudah terduduk kesal di kamarnya, semua dayang ia usir dari kamar dan menyisakan kepala dayang Jaejae dan seorang pelayan muda yang ia ketahui bernama Yuna.

Jaemin duduk dengan kaki satu naik keatas meja kecil dan bersandar pada dinding kamarnya namun sikapnya itu membuat kepala pelayan Jaejae panik karna sikap seperti ini tidak menunjukan sopan santu seorang ratu.

"Mohon maaf yang mulia mama sebaikanya anda menurunkan kaki anda, tidak baik seorang permaisuri duduk seperti itu" intrupsi kepala dayang Jaejae.

Jaemin melirik kesal kemudian menurunkan kakinya sambil menggerutu. Jaemin menyipitkan matanya dan menatap tajam kedua wanita didepannya ini.

"Hei bibi Jaejae dan kau Yuna!" Panggil Jaemin.

Yang disebut namanya malah semakin merundukan kepala mereka takut.

"Maaf yang mulia mama ampuni kami" ujar keduanya .

Jaemin kembali berdecak. Ternyata begini kehidupan para dayang istana?

"Hei! Tatap mataku jika berbicara, aku ingin bertanya sesuatu kalian santai saja denganku tidak perlu setunduk itu" intrupsi Jaemin, tetapi keduanya malah bersujud dan semakin histeris meminta maaf.

"Maaf yang mulia mama jika kami melakukan kesalahan anda bisa menghukum kami "

"Yakk! Tidak ada yang ingin menghukum kalian, sekarang lebih baik kalian kembali duduk dengan tegap atau tidak kalian benar-benar aku penggal kepalanya"

Dan ancaman itu sukses membuat keduanya kembali duduk seperti semula walaupun dengan kepala masih tertunduk.
Ah sudahlah Jaemin tidak perduli, lebih baik ia mengorek informasi terlebih dahulu dari pada mengomentari sikap mereka berdua.

"Aku ingin bertanya, kemarin kalian bilang jika aku adalah istri raja Lee Minhyung dari Joseon apa benar?" Tanya Jaemin.

"Maaf yang mulia itu benar" ujar kepala dayang Jaejae.

Ah, seingat Jaemin raja ini yang dulu terkenal akan kemesumannya itu kan?! Ini gila! Bahkan dijaman pemerintahannya terdapat banyak korupsi. Hufft berterimakasih lah Jaemin kepada guru sejarah yang pernah menerangkan tentang sejarah Joseon saat ia masih SMA.

"Lalu dimana raja berada sekarang?" Tanya Jaemin lagi.

Tetapi kali ini tidak ada jawaban, kedua dayang berbeda usia itu hanya bungkam dan menunduk dalam.

Brak.

"Aku disini permaisuriku, Lee Jaemin"

TBC

Dr.QueenWhere stories live. Discover now