49. pengorbanan dan keikhlasan

Start from the beginning
                                    

Jeno terima segalanya, aturan turun temurun keluarga Jaemin, keegoisan keluarganya atau apapun itu asal Jaemin akan terus bersamanya. Dia terima.





--




"Jeno makan dulu?"

"Engga bun, bunda aja."

Winwin senyum lembut, tangannya mengusap surai Jeno sesekali.

"Bunda tau kamu, sejak kamu baru muncul di dunia dan buat Jae dan Taeyong bahagia, dan waktu dikandungan sampai kamu lahir. Bunda lihat gimana cara Taeyong mendidik kamu, bunda lihat perkembangan kamu. Dan kamu adalah sosok yang paling berani diantara anak Jaehyun lainnya."

"Kamu tau Jeno? Taeyong orang hebat, dia berjuang melahirkan empat anak dengan kondisi yang sama-sama tidak memungkin kan. Tapi dia selalu sanggup dan bertahan, keegoisan ayah kamu selalu kalah dengan ujaran lembut mamamu. Jaehyun selalu mau Taeyong selamat dibanding anaknya, tapi Taeyong tidak. Dia engga mau begitu, dia mau anaknya selamat dan liat dunia. Jaehyung terlalu teguh pendirian bahkan untuk mendidik anaknya jadi sempurna, dia melakukan apapun untuk mempertahankan nama baik Jung, padahal jika papamu engga ketemu mamamu, Jaehyun bukan apa-apa jen. Dan kamu berhasil lahir karena perjuangan seorang ibu, begitu juga anak kamu nanti."

"Bunda bangga kamu teguh pendirian kamu Jeno, kamu mau tetap membangun usaha, percaya sama kemampuan kamu dan ngabain Jaehyun dengan segala sikap egois dia."

"Artinya kamu sanggup buat percaya sama Jaemin Jeno, dia juga sedang berusaha. Walaupun takdir, maut yang ada di depannya, jadi tolong jangan jadi seperti ayah kamu. Kalian itu takdir, ketika Jaemin selalu mendapat apapun yang dia mau. Kamu selalu berusaha buat dapet yang kamu mau. Kalian adalah perbedaan yang dipertemukan untuk melengkapi sebuah kekurangan. Kamu cukup percaya sama Jaemin dan ikhlas untuk apapun yang bakal terjadi, setelah itu kamu bakal lega dan lebih tenang. Karena sejatinya kamu sudah berjuang sejauh ini, selangkah lagi kamu bisa membangun keluarga bahagia kamu sendiri."

"Hidup itu terkadang soal keikhlasan dan pengorbanan, dua hal yang harus berjalan beriringan engga pernah bisa lepas. Karena sejatinya berkorban tanpa keikhlasan akan percuma."

"Peracaya sama Jaemin Jen, kamu udah lebih tenang kan? Tolong denger ini. Selama kamu berpikir aneh-aneh tadi, kondisi Jaemin menurun. Bunda harap kamu bisa lebih tenang dan engga gegabah. Jeno keputusan ada di kamu, hidup mati seseorang hanya milik tuhan."

Jeno merubah raut wajahnya yang sedikit lebih tenang menjadi datar. Tangannya mengusap wajahnya kasar. Kenapa lagi? Kenapa dia harus mengalah lagi?

"Jaemin baik-baik aja Jeno, percaya sama bunda."

"Kamu tau kan harus apa?"

Jeno ngangguk dan berjalan ke arah pintu ruang operasi. Sebuah kendala terjadi. Buat bayi mereka harus sedikit berjuang lagi untuk keluar.



"Lakuin yang terbaik dok, apapun saya terima hasilnya."


Karena sang nahkoda kapal harus siap melawan terjangan ombak dan badai kapan pun. Jika sang kapal adalah tanggung jawabnya, artinya dia engga bisa memilih buat menyelamatkan setengah bagian kapal dan mengorbankan bagian lainnya. Jalan satu-satunya cuma bertahan dan siap menerima apa yang akan terjadi.









"Cinta kamu kuat, harusnya Jaemin inget itu dan berusaha Jen. Ayah engga pernah didik anak ayah buat menyerah jika memang masih sanggup. Dan ayah yakin Jaemin engga bakalan nyerah dan rela engga ketemu anaknya. Yakali udah nampung sembilan bulan engga ketemu kan?? Dia kuat Jen. Percaya sama ayah mertua kamu, biar dia berusaha tanpa dilihat. Ngadu sama tuhan dulu yuk, karena cuma itu yang Nananya ayah butuhin sekarang."


Jaemin!!! | nominWhere stories live. Discover now