Renjun memandangi Guanlin dengan tatapan sendu, sedih dia kalau lihat Guanlin atau Ayden sakit. Ia usap pipi Guanlin, dan ia berikan satu kecupan kepada Guanlin. "Jangan sakit ya papa, hati gue ikutan sakit kalau lihat lo sakit gini"

"Pwii.. Pwaaa" Ayden terbangun dan ia segera bergerak ke arah Guanlin. Kebiasaan Ayden adalah ia akan duduk di atas perut Guanlin sembari menepuk nepuk pipi Guanlin agar terbangun.

Renjun buru buru mengangkat Ayden. "Papa lagi sakit, sayang. Main sama papi aja ya? Tapi kita mandi dulu"

Ayden melunturkan senyumnya, matanya sudah berkaca ingin menangis. "Jangan nangis dong, ayo mandi aja. Kita main air sama main bebek kuning"

Ayden yang mendengar bebek kuning pun langsung menyunggingkan senyumnya dan mengangguk antusias. Ia memang paling suka jika mandi dengan busa banyak dan disertai mainan bebek kuning kesukaannya.

Pukul 10 pagi, ponsel Renjun tidak henti hentinya berdering. Ia pun segera mengangkat ponselnya dan ternyata dari mama mertuanya, ibu Guanlin. Dengan buru buru Renjun segera menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Hallo, ma?"

"Hallo, Renjun. Guanlin dimana? Kata papa dia gak masuk kerja hari ini. Daritadi mama mencoba menghubungi tapi tidak bisa"

Renjun menepuk dahinya. "Aduh, Renjun lupa buat mengabari ke kantor ma. Guanlin lagi demam, jadi gak bisa pergi ke kantor"

"Mama kesana ya? Guanlin pasti manja banget kalau lagi sakit. Nanti biar Ayden mama bawa pulang aja, biar kamu gak kerepotan dan bisa jagain Guanlin"

Renjun sedikit terkekeh. "Iya sih ma, daritadi sebenarnya dia gak mau Renjun tinggal. Tapi Renjun kan juga harus jagain Ayden. Kalau Ayden berada di dekat Guanlin nanti takut ketularan"

"Ya udah, mama kesana sekarang ya. Perlu mama bawain sesuatu gak?"

"Gak perlu bawa apa apa ma, mama kesini aja sudah cukup"

"Iya nak, paling tiga puluh menit lagi mama sampai. Ini mama lagi di rumah bunda kamu, katanya bunda kamu mau ikut kesana jengukin menantunya"

"Mama di rumah bunda?"

"Iya, mau ngomong sama bunda kamu?"

"Gak deh ma, nanti yang ada bunda marah marah karena tau menantu kesayangannya sakit"

"Renjunnnn!! bunda bisa dengar yaa!!"

"Nahkan, ma. Belum belum udah maung aja si bunda"

Mama Guanlin terkekeh. "Kalian ini, bisa bisanya ibu dan anak berantem mulu"

"Renjun tuh jeng, susah di atur" ucap bunda Renjun

"Nah nah, anak sendiri di jelek jelekin"

"Emang jelek kamu"

"Mamaaa!! Renjun di hina bundaa"

"Hahaha udah udah, mama sama bunda bentar lagi berangkat. Berantemnya di lanjut nanti aja pas ketemu"

"Iya ma, mama sama bunda hati hati ya. Kalau bunda berulah, buang aja di pinggir jalan"

"RENJUN!!!"

Pippp

Renjun terkekeh setelah mematikan telfonnya. Memang dia sama bundanya itu kayak tom and jerry, berantem mulu kerjaannya. Tapi walau begitu, bundanya itu yang selalu ada buat Renjun selama ini. Ya mereka berdua bisa di bilang seperti love-hate relationship.

Renjun akhirnya bergegas membereskan sedikit kekacauan di rumahnya, mertua dan bundanya akan berkunjung, jadi ia harus membuat rumah ini rapi agar terbebas dari omelan. Setelah semua rapi, Renjun membawa Ayden untuk melihat Guanlin. Suaminya itu masih damai tertidur. Renjun meletakan Ayden di samping Guanlin,

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now