Dua

2.5K 394 92
                                    

Happy Reading!!











"Junkyu, dengerin dulu"


Junkyu menggeleng dan masih melanjutkan langkahnya menuju dalam rumah. Menghiraukan panggilan dari sepupu sepupunya untuk melanjutkan ceramah di mobil tadi. Ia dengan cepat melepas sepatu dan menaruhnya di rak depan pintu utama lalu berlari kelantai dua tempat dimana kamarnya berada. Wajahnya sudah masam sejak pulang sekolah dan enggan berbicara pada semua sepupunya.


Sejak awal, Junkyu sering mendengar bahwa banyak yang menyukainya hingga beberapa kali mendapat coklat dan kartu ucapan dilokernya. Namun mereka takut pada ketiga sepupunya dan tak berani menyatakan perasaannya. Salahkan jika Junkyu mengira bahwa sepupunya sudah memberi restu? Bahkan dari tuturan Mashiho, Jihoon yang menuliskan puisi untuk Haruto menyatakan perasaannya.


Tetapi ternyata Haruto dijebak untuk mempermalukan dirinya sendiri. Dengan keyakinan bahwa Junkyu akan menolak dan Haruto menjadi bulan bulanan siswa lain. Apa mereka tidak memikirkan perasaannya? Apa mereka hanya memikirkan kepuasan setelah mempermalukan Haruto? Ia juga malu disini, tentu saja. Tidak ada dibenaknya sedikitpun untuk mengalami hal seperti itu. Seorang pemuda yang sedikit kuno yang menyuarakan isi hatinya kenggunakan megaphone ditengah lapangan.


"Junkyu!" teriak Jaemin lagi.


"Sssttt! Kakak jangan berisik, nanti tetangga denger ih!"



"Ya makanya, dengerin dulu"


"Enggak usah ngomong lagi, aku mau tidur" kakinya yang sudah melangkah masuk kedalam kamar, dengan cepat tangannya menutup pintu kayu yang terpasang disana. Namun gerakannya kalah cepat dengan Jihoon yang tenaganya seperti bison kini mendorong memaksa membuka pintu kamarnya sebelum terkunci.


"Jawab, kenapa kamu malah nerima si jepang?" Pemuda dengan titik hitam dipipinya itu terlihat memendam amarah dan kesal jika dilihat dari raut wajahnya. Rahangnya mengeras dan otot diwajahnya mengencang. Mata yang biasa menatap lembut kearah Junkyu, kini terlihat tajam seakan memaksakan bola matanya keluar dari tempatnya.


"Kim Junkyu!"


Junkyu memutarkan bola matanya saat kembali mendengar pertanyaan yang sama berkali kali. Junkyu melepas pegangannya di pintu dan berjalan kearah meja belajarnya. Menaruh tasnya dan melepas atribut sekolahnya.
"Namanya Haruto, bukan Jepang!" ucap Junkyu berusaha menahan ketusnya.


"Terserah, anggep aja kamu cuma becanda nerima dia. Kakak gak ngerestuin kamu sama dia" Jihoon kembali berjalan mendekati Junkyu. Berusaha memosisikan tubuhnya dihadapan adik sepupunya.


"Aku pacaran sama Haruto juga gara gara kakak"


"Kyu, kakak cuma mau bikin dia malu"


"Tapi aku juga malu!"


Mata yang tadi menatap tajam kini meredup, menatap penuh penyesalan kearah Junkyu setelah mendengar fakta apa yang dirasakan. Sejak di mobil, anak dari adik ibunya itu hanya diam tanpa mengeluarkan satu kalimatpun dari mulutnya. Ia seperti menjadikan adik kesayangannya tumbal hanya untuk mengerjai pemuda asal Jepang itu.


Kepalanya menoleh kearah pintu saat Jaemin dan Yoshi datang. Kepalanya menggeleng menjawab pertanyaan melalui isyarat dari Jaemin. Ia tak tau harus bereaksi seperti apa lagi saat ini. Jihoon tau mereka keterlaluan, menarik Junkyu terlibat diacara mereka. Tetapi seharusnya Junkyu tak perlu sampai menerima Haruto sebagai kekasihnya. Jihoon sampai membayangkan perasaan menang Haruto saat ini. Ia yakin Haruto menyadari bahwa tadi hanya akal akalannya untuk mempermalukan pemuda itu.


Dear My Loser | HarukyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang