"sulit" Renjun mencebikkan bibirnya

lalu ia kembali menatap ponsel ayahnya, ia ingat tentang sesuatu..
tentang ucapan ibu guru yang mengatakan 'kalau kita memerlukan bantuan yang sangat penting, kita bisa menghubungi 112'

Renjun menatap soal matematika nya lamat lamat, apa ini sangat penting?

"ini sangat penting.." ujar Renjun tersenyum meraih ponsel ayahnya

dan..

menghubungi 112(nomor polisi)

tuuuuuutttttt

tuuuuuuttttt

tersambung

"selamat siang.. ada yang bisa kami bantu?" tanya orang diseberang sana

"Nee.. njun punya sesuatu yang sangat penting, njun tidak bisa melakukan nya" polos Renjun menatap ponsel yang mengeluarkan suara itu

"dimana alamat mu, dan apa hal yang membuatmu kesulitan?"

Renjun berpikir sejenak tentang alamat nya, ia tidak tahu alamat nya dimana

"rumah Daddy!" jawab Renjun apa adanya

"ya? dimana rumah daddy mu?"

"njun tidak tahu.. tapi ini rumah Jung Jaehyun.." Renjun mencoba memberi tahu lebih detail

orang diseberang sana berdehem, mereka tentu mengenal siapa itu Jung Jaehyun dan tentu tahu siapa sosok yang siang terik seperti ini menelfon pada kantor polisi

Jung Renjun..

"baiklah, sekarang katakan apa kesulitan mu Renjun?"

"njun kesulitan menjawab soal matematika" adu Renjun dengan dana yang terdengar serius, seakan ingin memberi tahu para polisi bahwa dia sedang dalam keadaan darurat

"matematika?"

"Ya.." polos Renjun

dan sekarang para polisi diseberang sana terkekeh lucu sekaligus gemas akibat ulah Jung Renjun hari ini

"ayo tanyakan pada kami, soal yang menyulitkan mu.."

"9+5=?"

"hhmm menurutmu berapa jawaban nya? kau memiliki 9 buah strawberry lalu ayahmu membelikan lagi untuk mu 
5 buah strawberry.. jadi, kau memiliki berapa buah strawberry sekarang?"

Renjun hening sejenak ia mulai menghitung jari jarinya

"9-10-11-12-13-14... 14 strawberry?" tanya Renjun menatap ponsel yang ia taruh di atas meja

"ya.. kau memiliki 14 strawberry.. jadi jawaban nya adalah 14" jawab sang polisi dengan sabar


Ceklek

pintu kamar Renjun terbuka

"kau menelfon seseorang?" tanya Jaehyun masih santai

"ya.. njun menelfon 112" polos Renjun menunjuk ke arah ponsel

"m-mwo?" Jaehyun membelalak dan segera meraih ponsel nya yang ternyata masih terhubung dengan nomor polisi

"eoh! selamat siang! maafkan anakku yang menelfon polisi tanpa ada yang darurat.. sekali lagi maafkan aku.." ucap Jaehyun meminta maaf

"Nee selamat siang! tidak Tuan.. Renjun tidak merepotkan kami, dan dia tidak salah karna menurut nya ini adalah hal yang sulit" jelas polisi

"dia meminta bantuan apa?" Jaehyun kini menatap ke arah Renjun yang hanya duduk menatap nya polos

"soal matematika.."

My Dad • JaeRenWhere stories live. Discover now