Chapter 27- Jenis Energi

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Gue kepikiran bandit." Fisika menginterupsi. "Bukankah komplotan itu sering ada dalam kisah-kisah perjalanan seperti ini? Mereka biasanya akan menghadang dan merampok para pelancong yang melewati hutan."

Izar meraih beberapa ranting dan melemparkannya ke dalam api unggun. Bunga-bunga api semakin bertebaran di sekitar mereka.

"Ya, hal biasa dalam fiksi fantasi. Kalau mereka muncul, tinggal eksekusi aja. Beres, bukan?"

Izar tersenyum tipis menatap Fisika. Jenis senyum yang membuat bulu kuduk wanita tersebut merinding.

"Lo kenapa sih?" ketus Fisika yang tidak tahan dengan sikap Izar.

"Maksud lo?" balas Izar tidak terima. "Gue gak kenapa-napa tuh. Lo sensi amat jadi orang."

"Lo kalau gak suka sama gue tuh bilang. Jadi cowok tuh ya? Gentle dikit napa? Ngomong! Lo benci gue kenapa? Kalau gue ada salah sama lo. Lo bisa ngomong sama gue Zar. Gue bakal intropeksi diri jika gue dah buat salah sama lo."

Izar tidak segera membalas Argumen Fisika. Walau mata hitamnya berkilat tidak suka dan mata cokelat Fisika yang masih memancarkan binar adu mulut. Izar hanya bisa memutar bola mata malas sembari membuang pandangan ke arah hutan.

"Sudahlah. Gak usah di bahas, gue mau tidur."

Pria itu pun buru-buru menyimpan kembali peta ke dalam tas. Lalu mengeluarkan sleeping bag miliknya, memakainya dan memejamkan mata dengan segera.

Melihat tingkat Izar yang seolah melarikan diri dan tidak ingin menghadapi masalahnya sendiri. Justru semakin membuat Fisika merasa geram.

Toh, dia juga tidak mau ribut malam-malam di tengah hutan seperti orang gila. Saat ia memalingkan mata menatap Sagi....

"Tidur!" titah Sagi dalam satu nada yang tegas. Dia telah mengambil posisi Izar untuk menjaga api tetap menyala.

"Eh?"

"Gue bilang tidur. Ini perintah Fisika."

Fisika tidak berkutik, jika Sagi telah menggunakan kartu AS miliknya. Wanita itu hanya menghela napas. Kemudian menarik sleeping bag milikinya sendiri untuk digunakan.

Sekarang, ia dan Izar tampak seperti kempompong yang berada dalam keremangan cahaya api unggun milik seorang induk ulat jantan yang sedang berjaga.

"Baginda," lirih Fisika yang membaringkan diri menatap kerlap-kerlip bintang di atas langit. "Gue rasa, Izar perlu tahu apa yang terjadi antara Baginda dengan gue. Tolong jelaskan sama dia apalah gitu. Biar dia gak kayak ABG labil yang merajuk gak jelas. Gue sebagai teman lama yang udah mengenal Izar. Berharap, misi ini gak berantakan gara-gara gue. Gue mohon, Baginda."

Fisika melirik Sagi sejenak dalam bayang-bayang nyala api unggun. Sial bagi jantung Fisika. Mau dilihat dari sudut mana pun, mahakarya pahatan rahang yang membentuk wajah sang Kaisar tetap terlihat pesona.

Barangkali, Ariel Little Mermaid akan meninggalkan pangerannya saat melihat Sagi. Yeah, Sagi adalah the real cowok wattpad di dunia nyata.

"Tidur!" Sagi kembali mentitahkan kata tersebut. Fisika hanya tersentak dan bisa pasrah pada ketua genk mereka. "Emosi milik lo terhubung dengan energi sihir gue. Secara supranatural, gue mempunyai kemampuan menggunakan elemen listrik dan petir yang mengalir dalam nadi gue sendiri. Semakin emosi lo gak stabil, itu akan mempengaruhi perubahan energi gue dan asal lo tahu, sihir gue dalam ilmu fisika mencakup energi potensial, energi kinetik, energi kalor, energi cahaya, energi nuklir, energi bunyi dan sebagainya."

Alis Fisika bertaut bingung. Dia mendadak teringat dengan hukum kekekalan energi yang tempo hari diajarkan Sagi.

... Energi Tidak Dapat Diciptakan dan Tidak Dapat Dimusnakan, Tetapi Dapat Diubah Dari Satu Bentuk Ke Bentuk Energi Lain.

Tetapi Dapat Diubah Dari Satu Bentuk Ke Bentuk Energi Lain.

Tetapi Dapat Diubah Dari Satu Bentuk Ke Bentuk Energi Lain.

Fisika mendadak ngeh. Mata cokelatnya membulat sempurna.

"Mustahil!" ujar Fisika takjub. "Bagaimana mungkin Baginda bisa mengendalikan semua jenis sihir?"

"Itulah fatal kekuatan milik Bigbos." Izar mendadak menyahut. Dia memang sedari tadi hanya berpura-pura tidur. "Bigbos memiliki kemampuan sihir yang dapat mengubah energi apapun menjadi kekuatan sihirnya dan hal inilah yang Bigbos keluarkan saat menyelamatkan lo beberapa waktu lalu. Kekuatan tersebut terlalu over power dan sangat besar. Makanya, Ibu Suri sangat tidak setuju Bibgbos ikut dalam misi ini."

Fisika mendadak tidak bisa tidur. Sagi terlalu sempurna untuk jadi nyata. Dia adalah bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Wanita itu menelan salivanya.

Kekuatan sehebat itu mengalir juga dalam pembuluh darahnya. Perasaan Fisika bercampur aduk. Senang barangkali, tetapi dia juga takut. Apabila tidak bisa mengontrol kekuatan sihir seperti itu.

"Untungnya kemampuan lo sebagai pelindung bisa cukup merendam energi tersebut," ujar Sagi sambil melemparkan beberapa ranting ke dalam api unggun yang hampir padam.

Tanpa diduga, Izar sudah menerjang kerah tunik Sagi dengan sangat kuat. Wajah Izar memerah menahan emosi serta gejolak yang selama ini ia tahan dan simpan. Sekarang, mungkin akan meledak malam itu juga.

"Bigbos kenapa melakukan hal tersebut?! Bukankah itu perjanjian sihir terlarang? Bigbos dan Fisika akan terikat sehidup-semati! Ini fatal, Bigbos! Bigbos adalah pewaris kekaisaran! Bigbos akan memancing perang antar ras di Malakai!"

Izar merasa gila. Kedua tangannya gemetar saat ia menari tangannya turun dari kerah tunik milik Sagi.

Malam itu seharusnya dingin. Tetapi suasana di sekitar nyala api terasa sangat membara. Perjalanan ini semakin runyam. Permata belum sepenuhnya terkumpul. Tetapi masalah baru telah datang menghampiri.

"Jika lo tutup mulut, semuanya akan baik-baik saja."

Izar tidak habis pikir melihat Sagi masih bersikap tenang.

"Gue gak akan ember sama Ibu Suri. Tetapi bagaimana dengan Sohye? Bigbos dan dia udah dijodohkan. Kalian akan menikah dan wanita ini!" Izar menunjuk Fisika tiba-tiba.

"Anda ingin menjadikannya selir?"

Guntur menggelegar di atas langit secara misterius. Petir telah menyambar sebuah batang pohon di dekat mereka hingga tumbang dan terbakar. Lalu angin mendadak berhembus kencang. Api unggun yang mereka nyalakan padam dalam seketika.

Air mata Fisika tumpah. Dia kecewa, pertama karena Sagi sudah ada yang memiliki. Kedua, dia tidak mau hidup sebagai seorang selir. Membayangkannya saja, tubuh Fisika gemetar hebat.

Dia bisa memprediksi, kisah hidupnya akan mirip seperti pemeran wanita dalam cerita manhwa yang sering dia baca di aplikasi KakaoPage. Fisika akan ditindas oleh calon ratu dan barangkali akan tewas dalam tangan si Antagonis. Untung-untung jika dia terbangun dengan mengulang waktu.

Izar dibuat pusing tujuh keliling. Penglihatan Fisika dan Sagi mendadak berubah menjadi biru terang. Jiwa mereka terkoneksi satu sama lain. Pria itu harus berpikir cepat, siapa yang harus ia selamatkan lebih dulu.

Fisika? Atau sang Kaisar?

__/_/_/__/___
Tbc


Kuanta (End)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ