"Hey jangan bersedih aku disini untukmu..."ucap yeji mencoba menenangkan lia. Menghapus sisa air mata lia kemudian mengecup keningnya.

"Terima kasih yeji...aku bersyukur kau ada disini bersamaku sekarang"

"Apakah kau ingin berjumpa dengannya?" Tanya yeji. Menggenggam tangan lia. Menatap lekat wanitanya yang sedang bersedih karena merindukan ibu yang telah meninggal karena kecelakaan saat lia masih berusia 8 tahun. "Aku akan menemanimu besok, kita kepemakaman bersama-sama ya..."

"Tapi kau ada latihan besok..."

"Jangan kau pikirkan. Aku bisa saja tidak datang, aku ingin menemanimu..."

Lia menggeleng. "Kau sudah banyak membolos karena aku yeji, aku tak ingin kau kalah lagi dalam turnamen selanjutnya..." tolak lia.

"Tapi aku ingin menemanimu...." yeji terlihat kecewa.

"Kau harus selesaikan latihanmu, buktikan kalau kau dapat memenangkan turmamen itu lalu kita akan datang kepemakamam ibuku bersama...."

"Tapi...."

"Berjanjilah kau akan menang kali ini..." lia menunjukkan jari kelingkingnya. Menyuruh yeji berjanji.

"Tapi jika aku berlatih kita tidak akan sering bertemu. Aku tak bisa lia.... Aku seperti ingin menyerah karena tak sanggup jauh darimu...." keluh yeji. Menolak untuk berjanji.

Namun lia seperti tak peduli dan menarik paksa tangan kanan yeji. melipat semua jari-jari yeji kecuali jari kelingking kemudian mengaitkan pada kelilingkingnya sendiri. "Kau sudah berjanji...."

"Yaaa... kau curang..." yeji menarik jari kelingkingnya dengan raut wajahnya sangat sedikit kesal.

"Jadi kau tak ingin berjanji?" Wajah lia berubah sedih.

"Bukan begitu lia.., aku hanya tak tahan ketika tak melihatmu. Kau tau kan latihan ini menyita begitu banyak waktu.."

"Kalau begitu aku akan sering-sering datang melihatmu berlatih..."

"Itu tidak mungkin krys, pelatih tidak akan mengijinkannya.." yeji terlihat frustasi.

"Aku tidak mau tau kau harus berjanji padaku..." lia kembali menunjukkan jari kelingkingnya. Memaksa yeji menurutinya. "Berjanjilah atau kita tidak akan pernah bertemumu lagi.."

"Kenapa kau berkata seperti itu?" Dahi yeji mengerut. Tak suka ketika lia berkata seperti tadi. "Kau tak ingin melihatku lagi?"

"Kalau begitu berjanjilah..." lia mengangkat jari kelingkingnya didepan wajah yeji. Dan kali ini dengan berat hati yeji terpaksa mengiyakan keinginan lia.

"......aku berjanji, tapi kau juga harus berjanji untuk tidak mengatakan hal itu lagi...."

"Aku berjanji...."

#flashbackend
.

"Kau sudah bangun?" Lia mendekati yeji yang baru saja terbangun dari tidurnya. Memperhatikan yeji yang terlihat sangat berantakan. Dia hanya memakai bra sport dan celana pendek diatas lutut. Ada banyak sisa lipstik yang menempel dibibir, leher dan wajahnya. Mungkin lipstik dari wanita yang lia usir tadi.

"Pukul berapa ini?" Yeji memegangi kepalanya sendiri. Merasakan sakit dikepalanya karena semalam ia minum terlalu banyak.

"Pukul 1 siang...." jawab lia singkat. Meletakan segelas air putih diatas meja disisi ranjang. Bermaksud memberikan air itu pada yeji.

"Oh sh*t aku lupa class ku...." yeji terdengar mengupat. Memukul kepalanya sendiri dengan kepalan tangannya karena lupa hari ini dia ada jadwal melatih untuk pertandingan basketball yang akan diselenggaran bulan depan disalah satu sekolah.

TOXIC - YEJISU X RYUJIN [COMPLETE]Where stories live. Discover now