Taehyung melotot saat itu juga. "Jadi kau, kau si buronan internasional itu?" Bertanya takut-takut.

Sialnya, pemuda itu malah mengangguk. Dan sebuah anggukan artinya 'ya' dan otomatis tebakan Taehyung benar.

"Dan kau juga buronan sekarang." JK menambahkan.

"Maksudmu?"

"Mereka sudah melihatmu bersamaku tadi. Jadi kau akan banyak berurusan dengan polisi setelah ini. Mereka akan ikut mencarimu, hukuman puluhan tahun penjara untuk tewasnya polisi itu. Beruntungnya kau hanya buronan negara ini. Tapi aku yakin, mereka akan mengasumikan kau adalah rekan komplotanku. Dan kau akan menjadi buronan internasional juga."

"Heh bukannya kau yang menembak polisi itu?" Taehyung menyalak tak terima.

"Tak ada bukti. Kecuali kau dan polisi yang menerjunkan dirinya yang mungkin juga sekarang sudah mati, bersama pistol yang kau tinggalkan dimobil itu bersama sidik jarimu."

"Kau menjebakku?!" Taehyung mencela semakin tak terima, ia melotot tajam berserta telunjuknya yang mengarah lancang tepat di hadapan wajah si pemuda.

"Singkirkan telunjuk mu."

Dengusan kesal menjadi balasan, tapi Taehyung tetap menuruti perkataa itu.

"Ini namanya strategi. Justru kau diuntungkan disini, lebih baik dari pada mereka berhasil membawamu ke markas gelap dan sewaktu-waktu dapat membunuhmu disana."

Taehyung terpaku. "Markas gelap? Membunuhku? Dari mana kau tau? Mereka bilang hanya akan membawaku ke kantor polisi untuk menjawab beberapa pertanyaan."

JK terkekeh dengan aura yang misterius. "Sepolos itu kah pikiranmu? Apa mereka memberi tahu mu kenapa kau harus ikut dengan mereka?"

Taehyung menggeleng pelan. Memperhatikan JK yang menyesap sejenak rokoknya santai.

"Sudah ku duga. Kenapa kau seperti bocah lima tahun yang bisa-bisanya menuruti perkataan mereka begitu saja?"

"Mereka polisi, jika kau lupa."

"Tak merasa curiga bahkan saat kau di bawa dengan mobil itu?"

Taehyung membenarkan ucapan pemuda itu dalam hatinya.

"Katamu aku harus ikuti saja mereka selagi menunggu mu datang. Kau lupa atau apa?"

"Katamu juga kau tak akan pernah mengikuti perkataan ku, kau lupa atau apa?" JK membalikkan ucapan dengan rautnya yang pongah. Taehyung kehabisan alasan. Bahkan dirinya sendiri tak tahu mengapa ia malah mengikuti ucapan JK tadi pagi.

"Kau menyebalkan." Hanya dua kata itu yang mampu Taehyung katakan. Dapat Taehyung lihat ujung bibir pemuda itu terangkat kecil.

"Jangan coba-coba tertawa. Jawab saja apa alasan polisi itu menipu ku?" Lanjutnya berkata dengan nada ketus.

"Itu memang rencana mereka. Berlaga seolah mereka pahlawan padahal ingin menghabisi. Kau akan lebih banyak kesulitan setelah ini, dan jika kau sampai tertangkap tapi kau tidak masuk sel tahanan, berarti mereka akan membuat kesepakatan, kau di janjikan akan dilepaskan namun tidak mendapatkan kehidupanmu kembali, melainkan ditempatkan disebuah tempat yang akan membuatmu membusuk dengan percuma disisa hidupmu."

Taehyung terpaku lagi, kisah apa yang baru saja di dengarnya? Itu terdengar seperti sebuah dongeng menjelang tidur. Sulit dicerna dalam realita, apa mungkin begitu?

"Apa mereka bukan polisi?"

JK mengangguk. "Tapi mereka bekerja sama dengan polisi pemerintah, mereka anak buah suruhan dari Korea Selatan."

"Aku juga dari Korea!" Taehyung memotong cepat. Membuat JK tersenyum kecil melihat nada antusias itu, meski Taehyung mengucapkannya tanpa ekspresi berlebihan.

"Aku tahu."

"Tahu dari mana? Bukannya wajahku tak seperti orang Korea pada umumnya?"

"Namamu. Kim Taehyung. Benar?"

"Kau tahu dari mana?"

JK hanya tersenyum kecil lagi, senyum yang terlihat manis namun misterius. Taehyung tahu pertanyaannya akan mengambang, jadi ia tak peduli jika pemuda di hadapannya tak mau memperpanjang.

"Lanjutkan saja yang tadi. Kau bilang mereka bekerja sama dengan polisi pemerintah kan? Lalu apalagi?"

"Dan untuk kelakuan mereka yang satu ini adalah ilegal, diluar sepengetahuan dari polisi pemerintah. Mereka memiliki dua pemimpin, mereka serakah, lebih busuk dan licik. Mungkin setelah kejadian ini, topeng mereka akan terbongkar, gerombolan mereka juga di pastikan terlacak. Setidaknya musuh kita berkurang."

"Lalu aku harus peduli? Musuh kita katamu, kau saja kali."

"Kita, karena kau juga turut andil dalam kejadian tadi."

Bola mata Taehyung merotasi malas. "Iya terserahmu. Tapi setelah ini aku tak harus punya urusan lagi denganmu kan?"

"Siapa bilang?"

"Memang kenapa? Aku harus melakukan apalagi?"

"Ikut bersamaku, karena setelah kejadian ini nyawamu ada dalam bahaya. Kalau aku melepasmu, baru lima langkah keluar rumah, kau langsung pindah alam."

Pftt.

Taehyung menahan tawanya yang nyaris meledak. "Kau kira aku percaya? Lelucon mu tua sekali."

"Aku serius Taehyung."

"Dan kau pikir aku bercanda?"

JK tak menjawab lagi, sorot matanya tajam menatap Taehyung yang kini mulai merasa salah tingkah.

"Ish, ya sudah. Aku percaya, tapi ikut denganmu bukanlah pilihan. Apa ada pilihan lain?"

"Hanya dua."

Taehyung memandang JK penasaran, tersirat raut harapan di wajahnya. "Apa itu?"

"Aman bersamaku atau aman bersama mereka."

Taehyung sedikit mengernyitkan dahi saat JK mengatakan kata aman yang kedua bersamaan dengan kedua tangan yang mengangkat telunjuk dan jari tengah sambil ditekuk seperti membentuk tanda kutip.

"Kenapa kau melakukan ini untuk pilihan aman bersama mereka?" Taehyung mengulang gerakan tangan JK tadi dengan seribu kebingungan.

"Karena aman bersama mereka bukanlah aman yang benar-benar aman, kau akan bernasib seperti yang ku ceritakan tadi."

"Dan maksudmu, ini adalah kata lain kalau aku tak punya pilihan? Aku harus mengikutimu? Menuruti semua perintahmu? Merasa aman bersamamu? Cih. Kau lupa kalau kita baru bertemu sehari yang lalu? Kau lupa kau pembunuh? Kau pikir aku bodoh harus percaya begitu saja padamu? Lawak!"

"Keputusan ada ditangan mu, kau bisa pikirkan ini dari sekarang. Aku akan menunggumu disini lalu kita pergi sejauh mungkin, dan ku harap kau memilih pilihan yang terbaik."

"Apapun pilihan itu, yang pasti itu bukan bersamamu."

"Berarti kau memilih jalan pintas untuk cepat mati."

"Kau bukan Tuhan yang tahu kapan aku mati, aku tak mau lagi berurusan denganmu walau aku tahu aku tak punya pilihan lain."

"Kau tak tahu seberapa bahaya dunia yang baru saja kau masuki, kau butuh aku."

Pemuda yang mengaku JK itu kembali menyesap rokoknya. Membuat Taehyung termenung hebat ditempatnya, merenungi kehidupannya yang, wellterasa seperti mimpi disiang bolong.

..

ILY from 195 CountriesWo Geschichten leben. Entdecke jetzt