(@Ryomen)

391 125 34
                                    

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.



***




"Sukuna?"

Utahime sedikit bimbang saat menanyakan itu pada salah satu lelaki dengan wajah bertato dan sedang duduk sendirian di cafe vintage ditemani secangkir kopi pahit, ia ragu karena profil Sukuna sedikit blur di akun Teman-Curhat, jadi. Untuk memastikan ia bertanya lebih dulu.

"Iya, saya Sukuna, duduk aja." Balasnya dengan suara berat dan terkesan datar, Utahime langsung duduk, sedikit merasa canggung karena tatapan lelaki di depannya ini terasa menusuk hingga ke kulitnya.

"Maaf, saya agak telat."

Sukuna menatap Utahime sejenak sebelum mengangguk. "Gak papa, santai aja."

Balasnya yang cukup membuat Utahime terkejut, wanita itu mengangguk dan mengeluarkan senyuman canggung nya.

"Terima kasih."

"Utahime mau pesan apa? Biar saya yang traktir."

Terdiam sejenak, otak Utahime sibuk mencerna prediksi awalnya tentang sikap Sukuna, padahal tadi. Ia sudah bersiap jika lelaki di depannya ini bersikap menyebalkan.

"Gak usah, saya masih punya uang kok buat bayar sendiri.

Sukuna mengangguk mengerti, tidak ingin memaksa jika Utahime memang ingin membayar sendiri, karena diawal ia sudah menawarkan. Lelaki itu kemudian memanggil pelayan, memerhatikan Utahime yang sedang memesan sambil melepas jaket kulitnya, membuat mata pelayan tadi sedikit membesar begitu juga dengan Utahime yang sedikit terkejut

Karena Sukuna, terkuat hampir mentato seluruh tubuhnya, karena uang dilihat memang seperti itu, apalagi tubuh berotot lelaki itu.

"Kaget ya?" Sukuna bertanya dengan senyuman miring, menyadari ekspresi Utahime sementara pelayan tadi sudah pergi.

"Iya.."

Utahime membalas dengan jujur membuat Sukuna terkekeh kecil, lelaki itu kemudian menyampirkan jaketnya tadi ke meja, lalu kembali fokus pada Utahime membuat wanita itu mendadak merasa canggung, ia tahu Sukuna tidak bermaksud mengintimidasi tapi tatapan lelaki itu seolah berbicara lain hal.

"Takut ya?"

Kekehan kecil Sukuna terdengar, membuat Utahime ikut Terkekeh tapi tidak tahu letak lucunya di mana.

"Iya, maaf kalau risih, saya emang suka tato soalnya."

Gelengan kepala Utahime menjadi pusat perhatian Sukuna.

"Santai aja sih, itu hak kamu juga, saya juga gak mau ribet."

Senyuman miring Sukuna tercipta

"Oh oke."

"Kamu kalau mau curhat sekarang bisa kok, saya biar langsung dengerin."

Sukuna mengangguk mengerti, lelaki itu menyesap kopi pahitnya terlebih dahulu sebelum terdiam lagi, nampak berpikir harus memulai dari mana.

Temen Curhat (END)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant