Chapter 24 -Kekekalan Energi

Start from the beginning
                                    

Sihir pelindung, biasanya bekerja di militer kerajaan sebagai garda paling objektik. Mereka dapat memuculkan sebuah tameng sihir yang dapat melindungi dirinya dan orang lain dari serangan sihir manapun.

Kemampuannya bisa berkembang pesat hingga tahap paling lanjut, jika penyihir tersebut bisa melingkupi seluruh kerajaan atau negara dengan sihirnya. Penyihir pelindung, juga berguna melindungi prajurit yang sedang bertempur dari serangan sihir tidak terduga.

Fisika hanya bisa menghela napas. Dia tidak tahu, harus merasa senang ataupun sedih. Jenis sihir ini tidak terlalu buruk dari pengguna telekinesis.

"Sementara Izar membuka jalan sebagai seorang Tanker yang memimpin kelompok. Gue sebagai seorang Fighter akan bergerak melakukan serangan sekaligus melindungi Izar, sedangkan Fisika akan terus berada di belakang untuk membangun kubah perlindungan. Pola ini akan kita gunakan mulai besok dan gue secara pribadi akan mengajarkan semua itu."

Sagi menutup penjelasannya dengan Izar mengakhiri pertemuan tersebut sambil menggulung perkamen yang memuat peta kerajaan Gallanga.

"Selamat malam."

Hanya itu kata yang Izar ucapkan untuk kedua rekannya. Bagi Izar, saat ini ia hanya ingin segera tidur dan menenangkan pikiran. Fisika hanya bisa memandang muram bayangan sang sahabat yang menghilang dibalik pintu.

"Berbagi mana dengan orang lain adalah hal ilegal dalam dunia sihir."

Mata cokelat Fisika mendadak terbuka lebar, begitu mendengar informasi yang disampaikan oleh Sagi.

"Ap- Apa?! Baginda serius?"

Sagi menggangguk sambil menatap dalam ke arah mata Fisika dengan fokus yang membuat wanita tersebut merasa tidak nyaman.

"Berbagi mana, sama dengan berbagi nyawa. Singkatnya, jika lo terluka. Gue juga akan merasakan hal yang sama. Begitupun, jika lo terbunuh. Gue juga akan merasakannya. Hubungan dan emosi kedua bela pihak saling terikat. Inilah yang menyebabkan berbagi mana adalah teknik sihir yang ilegal."

Fisika kehilangan kata-kata untuk berbicara. Sorot matanya terus terbuka lebar tanpa mengedip sekalipun.

"Fisika," seru Sagi dengan tatapan yang sulit diartikan. Tatapan mata Sagi seolah menusuk, namun bukan tipikal yang membuat seseorang merasa seperti ditusuk belati. Cara pandang Sagi pada Fisika, seperti sesuatu yang sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Ini lebih ke momen emosinal yang hanya bisa dirasakan oleh jantung dan hati.

"Maaf. Tapi jaga diri lo sebaik mungkin."

Fisika menggeleng, air matanya mengalir seperti aliran sungai kecil. Sagi malah terbelalak melihat Fisika justru menangis.

Sagi merengkuh kain tunik bagian dada dengan kuat. Ia menunduk, kesedihan Fisika mengalir begitu dalam, di dalam tubuhnya.

"Apa ini bisa dibatalkan?" lirih Fisika dengan punggung tangan mengusap air matanya sendiri.

"Tidak." Sagi menyahut parau. "Maaf, karena keegoisan gue dan sikap tidak jujur seorang bangsawan. Gue malah menjebakmu dalam polemik ini."

Fisika menggeleng pelan. Tangisnya mereda.

"Baginda gak salah. Sejak awal, gue yang menuntut untuk tetap diperkerjakan. Jadi ini salah gue. Jika saat itu, gue menurut dan pulang ke rumah. Baginda tahu apa jawabannya."

Sagi berkedip memandang wajah Fisika. Entahlah, Fisika selalu membuat perasaan Sagi seperti nano-nano dan tidak jelas. Wanita ini aneh dan sulit ditebak. Tetapi itu justru membuat Sagi kagum dan merasa nyaman jika berada di sisinya.

Anggap saja Sagi memang egois, karena tidak menjelaskan kebenaran yang ada. Tetapi sekarang, dia justru merasa bahagia bisa berbagi mana bersama wanita di hadapannya.

"Fisika," lirih Sagi dengan raut wajah cukup cerah dari sebelumnya. "Mana atau sihir. Memiliki kedudukan atau prinsip seperti hukum kekekalan energi. Apa lo tahu alasannya?"

"Tidak Baginda," jawab Fisika. Mendadak, ia seperti menyadari sesuatu di dalam kepalanya.

"Mungkin lo pernah mendengar bunyi hukum kekekalan energi di dunia lo yang berbunyi 'Energi Tidak Dapat Diciptakan Dan Dimusnakan.' Energi hanya berubah dari suatu bentuk ke bentuk energi lain dan energi juga sangat bermanfaat pada saat terjadi perubahan bentuk, karena pada saat itu ada usaha yang dilakukan."

Fisika tampaknya mulai memahami pola pikir Sagi. Tampaknya, sihir adalah ilmu fisika yang dijelaskan oleh sains.

"Gue masih gak paham, Baginda." Fisika mengakui.

"Sihir tidak dapat diciptakan," jelas Sagi kembali. "Tetapi itu merupakan berkat dari Dewa kepada manusia."

Sepertinya logis, energi tidak dapat diciptakan, sedangkan sihir tidak dapat diciptakan pula. Fisika membatin.

"Dan energi tidak dapat dimusnakan. Sebenrnya mana juga tidak dapat dimusnakan. Tingkat paling tinggi pun, mana hanya bisa dikunci dan ditutup. Memusnakan, berarti membuat objek tersebut binasa selamanya."

Walau setengah paham, Fisika berusaha menyimak dengan baik.

"Jadi?" tanya Fisika.

"Energi juga sangat bermanfaat pada saat terjadi perubahan bentuk," ujar Sagi. "Ketika mana kita bergabung menjadi satu, mereka pun berubah bentuk. Lo menjadi cukup kuat untuk belajar sihir. Semakin kuat seorang penyihir. Bahkan seekor naga bisa terpancing."

Saat mendengar kata naga. Fisika seperti tersentak oleh medan gravitasi. Dia berpaling menatap Sagi dengan bola mata berbinar-binar.

"Naga, Baginda?" seru Fisika kelewat antusias. Sepertinya perkara berbagi mana sudah tidak menjadi masalah bagi wanita penulis dunia oren tersebut.

"Ehm, ya. Naga," ulang Sagi yang juga ikut tersentak melihat mendung yang semula menaungi wajah Fisika telah terganti oleh sinar matahari yang bersinar cerah.

"Gue baik-baik saja, Baginda." Fisika tahu-tahu sudah mendekati Sagi. Kemudian, meraih kedua tangan sang Kaisar dan menggenggamnya kuat. Sorot matanya yang berbinar tidak lepas dari tatapan Sagi.

"Jika itu konsekuensi bisa lebih dekat dengan naga. Hamba tidak menyesal. Baginda, terima kasiiihhh!!!"

Wajah Sagi seperti disihir menjadi kepiting rebus dalam sedetik ketika Fisika memeluk tubuhnya dengan sangat kuat. Saking kegirangannya Fisika dengan naga, ia lupa telah memeluk tubuh seorang Kaisar yang sebenarnya. Tidak boleh disentuh oleh siapapun secara sembarangan.

__/_/_/___/___
Tbc

Kuanta (End)Where stories live. Discover now