Tips Menulis Dialog

6.1K 476 13
                                    

Kali ini aku membawa tips menulis dialog dalam cerita fiksi karena terkadang kita kesusahan untuk membuat dialog agar terlihat lebih menarik dan menantang.

Tipsku kali ini aku kutip dari xposisi.com, selamat membaca^^


1. Let it flow

Biarkan dialog mengalir begitu saja semenjak kamu mulai menulis draft pertama ceritamu. Seringkali, penulis menghasilkan scene yang luar biasa dengan menuliskan dialog sebagai pembuka. Tonjolkan apa yang karakter kamu perdebatkan atau pikirkan, dan segera tuliskan, tanpa atribusi. Hanya berupa kalimat lepas saja. Selanjutnya, kamu bisa menuliskan narasi mengenai kejadian di saat kalimat tersebut terucap, tokoh yang mengucapkannya dan atribusi lainnya.


2. Act it out

Ketika cerita kamu tengah berada di dalam konflik diantara dua tokoh, maka mulailah argumen diantara mereka menggunakan dialog. Tidak ada salahnya memberikan sedikit jeda diantara dialog karena hal ini bisa memancing respon pembaca.


3. Sidestep the obvious

Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah membuat a simple back-and-forth exchanges. Setiap baris kalimat merupakan respon dari kalimat sebelumnya dan seringkali mengulang kata atau frasa yang sudah ada. Lihat contoh berikut:

"Hallo, Aira."

"Hai, Arya."

"Wow, baju kamu bagus."

"Baju? Maksud kamu yang aku pake ini? Ini baju turunan mama."

"Serius? Kelihatan masih seperti baru."

"Ini nggak baru, kok, but thanks ya."

Perhatikan adegan percakapan di atas. Terasa kering bukan? Tidak ada kejutan apa-apa didalamnya sehingga pembaca pun akan merasa bosan. Sebaiknya, selipkan sedikit kejutan yang bisa membuat pembacamu bertanya-tanya. Lihat contoh berikut:

"Hallo, Aira."

"Arya? Kamu di mana?"

"Aku di sini. Wow, baju kamu bagus."

"Di mana dia, Arya?"

Percakapan di atas akan membuat pembaca bertanya-tanya apakah tujuan dari ceritamu. Cara ini akan membuat pembaca bertahan. Agar cara ini berhasil, lihat setiap adegan percakapan yang kamu buat dan ganti setiap respon langsung yang diberikan karakter lainnya.


4. Cultivate silence

Cara ini seringkali menjadi pilihan yang tepat dalam menuliskan dialog. Salah satu master di teknik ini adalah Ernest Hemingway. Cara ini menggabungkan antara silence dan action. Lihat contoh berikut (diambil dari cerita Hemingway berujudul Hills Like White Elephants):

"Apa sebaiknya kita minum-minum lagi?"

"Tentu saja."

Angin bertiup dengan kencang dan menggerakkan tirai-tirai di jendela.

"Bir ini sangat enak," ujar pria tersebut.

"It's lovely," sahut perempuan di sebelahnya.

"Ini hanya operasi sederhana, Jig," ujar pria itu, "ini bahkan bukan operasi yang sebenarnya."

Si gadis hanya menatap lurus ke gelas-gelas yang ada di meja.

"Aku tahu kamu tidak bermaksud melakukannya, Jig."

Gadis itu tidak berkata apa-apa.


5. Polish a Gem

Bagi ceritamu menjadi empat bagian dan poleslah dialog yang sudah kamu tulis di setiap bagian tersebut. Temukan kemungkinan baru yang bisa kamu lakukan agar dialogmu menjadi lebih 'berkilau'.

Coba tiru dialog yang diambil dari masterpiece Mario Puzo berikut.

Ketika Moe Greene marah kepada Michael Corleone muda, alih-alih berkata "Saya menjual tulang-tulan ini agar kamu bisa sekolah tinggi" beliau malah berkata "Saya menjual tulang-tulang ini agar kamu bisa berkencan dengan pemandu sorak itu." Intinya adalah, kamu bisa mengganti kalimat di dalam dialogmu dengan sesuatu yang lebih 'nendang'.


6. Employ Confrontation

Kebanyakan penulis terjebak dalam eksposisi atau 'menunjukkan' di dalam menulis cerita. Narasi yang dihadirkan seringkali kepanjangan, terutama untuk backstory yang pada umumnya mengawali cerita. Padahal, kamu bisa menggunakan dialog tanpa mengurangi informasi yang ingin disampaikan.

Pertama, buatlah scene yang penuh ketegangan, biasanya terjadi diantara dua karakter. Biarkan mereka saling adu argumentasi dan kemudian munculkan informasi penting secara natural di dalamnya. Lihat contoh berikut.

"Aku tahu siapa kamu."

"Kamu tidak tahu apa-apa."

"Kamu mantan tunangannya, Bayu."

"Kamu tidak tahu apa-apa, jadi jangan...."

"Kamu mantan tunangan Bayu yang meninggalkan Bayu demi pria lain yang lebih kaya. Benar kan?"


7. Drop Words

Penulis Elmore Leonard sangat menyukai teknik ini. Dengan menyematkan satu kata penting di tempat yang tepat, kamu bisa menimbulkan emosi di dalam ceritamu. Bayangkan kamu sedang berbicara langsung, bukannya menulis, maka hasilnya akan terasa lebih nyata. Pilihlah satu kata kunci yang benar-benar menggambarkan maksud satu kalimat panjang.


credit : xposisi.com

Writing TipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang