"Oh iya, Papa lupa nyiapin itu. Yaudah, Papa turun dulu. Kamu tunggu disini aja. Ada yang mau dibeli lagi?"

"Enggak, itu aja. Makasih ya, Pa."

Ucapan Jenggala hanya dibalas senyuman oleh Andika. Begitu Andika turun dan mulai masuk ke dalam minimarket, Jenggala menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi. Membuang pandangan ke arah jalan.

Belum ada beberapa detik, Jenggala dikejutkan dengan segerombolan pria yang berhenti di samping mobil. Bukan hanya itu, pria-pria itu juga mengetuk jendela mobil.

Jenggala berdecak kesal, ingin menghubungi papanya, namun ia tidak memiliki nomor pria itu. Alhasil Jenggala kini mulai menurunkan kaca mobil.

"Turun lo bocah!" kata pria itu.

"Mau apa kalian?!"

"Turun gue bilang!"

Lalu dengan tiba-tiba, pintu sudah terbuka entah bagaimana caranya. Kaca mobil pun pecah di bagian belakang dan samping kanan.

Lengan Jenggala di tarik dengan kasar oleh pria itu sampai membuat Jenggala meringis. Mencoba memberontak, walau pun hasilnya pasti sia-sia. Kini Jenggala hanya bisa berdoa, semoga seseorang lewat dan menolongnya.

"Lepaskan anak saya!!!"

Teriakan seseorang membuat pria-pria itu semakin mengerubungi Jenggala. Sosok Andika berdiri di sana, menatap pria-pria itu dengan nyalang.

"Lepaskan anak saya, brengsek! Kalian mau apa?!"

"Bawa dia!" Salah seorang pria memerintah pada yang lain untuk segera membawa Jenggala. Sedangkan kini tersisa sekitar tiga orang yang siap melawan Andika.

Keberuntungan seolah tak berpihak pada sepasang ayah dan anak itu. Nyatanya, jalanan tampak sepi tanpa seorang pun yang melintas.

Posisi Jenggala dan Andika sudah tertamat jauh. Andika menatap panik ke arah putranya yang sudah mustahil untuk ia jangkau. Sedangkan tiga pria ini masih melakukan serangan.

Jenggala memberontak. Berusaha melepas cekalan pria yang kini memegang lengannya dengan erat.

Pria-pria yang membawa Jenggala, dan Jenggala kini posisinya berada di tengah jalan. Dengan Jenggala yang masih berusaha melepaskan cekalan mereka.

"Diam bocah!" Karena kesal, salah seorang dari mereka membentak Jenggala.

"Lepasin gue!"

"Jangan harap!"

"Siapa yang nyuruh kalian?"

"Lu nggak perlu tau!"

"Orang itu Daksa. Iya, 'kan?"

Sontak, pria-pria itu terdiam. Tak lagi menahan perlawanan dari Jenggala. Tatapan Jenggala mengabur seiring dengan kedua matanya yang berkaca-kaca.

"Bos, lepasin tuh anak!"

Terkejut karena di teriaki oleh salah satu anak buahnya, pria itu sontak mendorong Jenggala sampai tejatuh. Bersamaan dengan itu, suara klason mobil menggema panjang.

"Jenggala!!!"

◖◖◖

"Mura, udah denger kabar belum?" tanya Olivia sedikit berbisik.

Sahmura menoleh sekilas pada gadis di sampingnya. "Belum. Memang kabar apa?"

"Barusan rame banget bahas tentang kecelakaan di perempatan alun-alun, di gang yang agak masuk itu."

|✔| Kedua Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum