Daddy

6.6K 431 16
                                    

•••

"Ayah yang tidak becus" gumam Jeno, lalu menatap leher Johnny dengan tatapan lapar.

Johnny mendengar namun dia tidak ingin ribut disini, jadi pria itu hanya diam saja.

Mark-balita menggemaskan berumur 3 tahun itu menoleh sambil memegang erat bolanya, menatap Greya dengan mata bulat jernihnya.

"Daddy" Mark memanggil.

"yes, honey?" Mark memegang bola dengan satu tangan dan menggunakan sebelah tangan mungil bebasnya untuk menunjuk Greya.

"Malk want play with hel" ujarnya.

Mata Greya berbinar, balita menggemaskan itu pandai berbahasa inggris, tentu saja Greya semakin gemas ingin mengunyal unyal pipi tembam seputih salju dengan kemerahan alami yang menambah tingkat keimutannya.

Jeno melihat pria dengan raut datar yang terlihat tidak setuju jika Mark bermain ke rumahnya.

"sepertinya tidak bisa, daddy masih ada urusan"

bibir Mark melengkung kebawah, dengan raut memerah sudah siap memecahkan tangisnya, Jeno menatap balita itu membuat Mark menunduk memeluk erat bolanya dengan isakan yang sudah tidak bisa di tahan, Greya melirik kearah sang Ayah, gadis itu memegang lengan Johnny meminta agar Ayahnya memperbolehkan.

"Mark" ujar Jeno, Mark reflek terdiam, Greya kasihan dengan balita imut tersebut lagi pula dia juga ingin bermain dengan Mark.

"Daddy, bolehkan jika Mark bermain denganku, please daddy. aku ingin memiliki adik, Mark menggemaskan kok lihat dia"

Johnny mengalihkan pandangan, membuang nafas.

"Greya, dengarkan dad-

"kenapa?! aku hanya ingin bermain dengan Mark, aku kesepian tidak punya siapapun, karna Daddy sibuk bekerja" wajah Greya murung.

dengan sangat terpaksa Johnny mengizinkan anak orang asing itu di bawa ke rumah dan menemani putrinya yang terus saja berbicara tentang adik, Johnny bingung harus bagaimana, dia terlalu sibuk bahkan memperhatikan putrinya saja jarang, Greya memang selalu mengurung dirinya dan menikmati kesendirian di dalam kamar, sebab tidak ada yang bisa dia ajak bermain.

walaupun gadis itu sudah beranjak remaja, tetap saja Greya masih membutuhkan pendamping bermain, dia masih terlalu muda, tapi Johnny menjadi ayah yang gagal.

"baiklah, hanya untuk sekali ini"

senyuman cantik terpantri di bibir gadis itu, Greya bersorak begitu juga Mark yang tergelak menggemaskan seolah mengerti jika gadis perempuan yang jauh lebih dewasa darinya kegirangan.

"Mark, namamu Mark kan. nanti kita bermain ya"

Mark hanya diam saja, walau begitu dia menggerak gerakkan kedua kakinya.

Jeno menatap Johnny sambil tersenyum "jaga putraku, aku harus pergi sekarang, tenang saja aku tau kau bukan orang jahat"

Jeno menurunkan Mark, lalu pria itu berjongkok mengusap surai lembut Mark dengan telapak tangan besarnya.

"daddy akan menjemputmu nanti baby, tapi daddy akan pergi dulu"

Mark mengangkat kedua alis tipisnya "whele is daddy going?" tanya Mark.

Jeno mengecup dahi Mark, "sebentar saja baby, bermain dengan baik jangan sampai terluka hm, kau paham? promise?"

Mark meraih tangan ayahnya lalu di tempelkan dengan telapak tangan mungilnya "otay, plomise"

the daddies | JenJohnWhere stories live. Discover now