Part 13~ dipersimpangan

Mulai dari awal
                                    

Katanya sih seorang model...

Walau aku tidak sering berbincang dengannya , tapi dia terlihat tidak sombong apa lagi membully orang lain. Cukup ramah dan juga royal kepada kami teman-teman seangkatannya.

Beberapa anak kampus sering menggosipkannya karna sikap dan gaya nya yang tanpa malu-malu selalu mencari perhatian ke Pak Fahri. Walau aku hanya sekilas mendengarnya dilorong kampus karna aku yang jarang berbaur. Tapi berita itu nyatanya cukup santer dan di ketahui hampir semua mahasiswa kedokteran semester akhir. Kehadiran Zahra dan Tazkiya saja sudah cukup mewarnai hari ku, karna hampir seharian kami selalu bersama. Sehingga aku tidak perduli dengan gosip itu apa lagi mencari pembenarannya.

" beliau datang kemari dengan niatan dan tujuan ingin mengkhitbah mu..." Ayah menatap ku semakin tajam.

Jedaaarrrrrr......

Seakan ada sambaran petir tiba-tiba tubuh ku berjingkat dari ranjang.

" apa Yah....." aku panik sangat-sangat panik......

" harusnya Ayah yang bertanya, ada hubungan apa Haura dengan Pak Fahri...." terdengar suara Ayah yang justru semakin meninggi mengalahkan suara kaget ku tadi. Apa lagi ditambah Ayah sudah memanggil nama depan ku dengan jelas.

Siaga satu.... Ayah benar-benar sedang marah....

" sabar yah.....???" Terdengar suara ibu yang sedang mencoba menenangkan Ayah. Aku sudah tak berani menatap mereka berdua. Wajah ku sudah hilang terbenam diantara kedua lutut yang kutekuk.

Apa sih sebenarnya yang dikatakan lagi oleh Pak Fahri sehingga membuat Ayah bisa semarah ini.

Astaqfirullah.....astaqfirullah..... komat kamit bibir ku terus bergerak beristiqfar .

Terdengar suara helaan nafas begitu berat dari Ayah.

" maaf, Ayah hanya kaget tak menyangka tiba-tiba Pak Fahri datang kemari dengan orang tuanya hanya ingin melamar mu. Hanya Ura anak yang Ayah punya. Rasanya Ayah belum begitu ikhlas bila harus secepat ini kamu diambil oleh orang lain. Tapi, apakah Ura memang memiliki hubungan dengan Pak Fahri tanpa sepengetahuan Ayah.....???" Suara Ayah sudah mulai melunak dan membelai rambut panjang ku dengan sayang.

Kuberanikan diri mengangkat wajah ku menatap Ayah dan juga Ibu. Terlihat Ibu justru tersenyum sambil memeluk lengan Ayah dengan posesif.

" Ura tidak pernah memiliki hubungan dengan siapa pun Yah. Siapa pun. Termasuk Pak Fahri...." kecuali rasa lain yang sudah bersemayam untuk laki-laki yang pernah memeluk ku dirumah sakit, suara hati ku berkata dan itu masih ingin kusembunyikan dihadapan Ayah sebelum aku mendapatkan kepastian.

Ayah mengangguk anggukkan kepalanya tanda mengerti. Ibu justu semakin lebar tersenyum sambil mengedipkan mata nya kearah ku. Terlihat jelas ibu ingin menggoda ku.

" Ayah belum memberikan jawaban karna jawabannya ada di kamu. Fikirkanlah... dan berikan jawaban yang terbaik dari mu. Karna sesayang apa pun Ayah, pasti tetap akan tiba saatnya Ayah melepas mu. Walau sesungguhnya Ayah masih sangat tidak ikhlas bila harus melepas mu secepat ini...." tiba-tiba Ayah memeluk ku. Terdengar sedikit isakan yang terdengar lirih mungkin tak akan terdengar bila saja posisi Ayah tidak sedekat ini dengan ku. Ternyata hati mu selembut sutra bidadari yah....

Trimakasih Ayah, engkau memang selalu yang terbaik.....

Selalu menyayangi ku seakan seorang peri dimata nya....

Ibu juga ikut memeluk tubuh ku ala teletubis seakan kami akan berpisah saja. Bagaimana pun kami bertiga selalu saling mengisi dari semua cerita kesedihan dan juga bahagia dikehidupan kami dirumah ini. Tak ada yang berubah hingga usia ku sudah besar sekali pun. Ayah dan Ibu selalu menyayangi ku tanpa lelah dan henti.

" ya Ayah. Ura akan memikirkannya juga beristikharoh memohon petujuk dari Allah Azza wa jalla...." ucapku yakin setelah ayah melepaskan pelukannya dan bersiap berdiri untuk pergi meninggalkan kamar. Sedangkan Ibu masih bertahan duduk didepan ku sambil menatap ku lekat.

" sebenarnya Ibu gatal sekali ingin menggoda mu. Tapi sepertinya ini akan sangat serius. Tanyakan juga pada hati mu.... sebagai seorang Ibu, pasti ibu menginginkan lelaki gentle yang melamar mu. Semoga lelaki yang membayangi mu itu juga akan segentle Pak Fahri . Mengkhitbah mu didepan Ayah...." ibu mencium kening ku seakan sedang menyalurkan semua kekutannya pada ku.

Ddddrrrrrttttt

Handphone ku bergetar memperlihatkan tanda pesan masuk. Tertera nama Pak Fahri disana. Ada apa lagi yang mau dia sampaikan. Tiba-tiba ada rasa marah dan kesal ketika teringat kemarahan ayah tadi pada ku.

"Assalamualaikum Haura. Maaf bila aku tadi kerumah mu tanpa memberitahu mu terlebih dahulu. Semoga Ayah mu sudah memberitahukan maksud dan tujuan ku. Aku akan menunggu jawaban dari mu..."

Ya Allah,..... saya bingung.... lantas mana jawaban dari sholat istikharoh ku tadi.....

Apakah lelaki yang kembali kutemui di minimarket tadi yang tak tau dia gentle atau tidak tapi aku rindukan...

atau

Pak Fahri yang ga ada ujan ga ada angin datang tiba-tiba secara gentle melamar ku tapi aku tak memiliki rasa lain selain dibuat jenggel dan juga kesal malam ini.... ....

Lelaki Diujung DoaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang