Part 13~ dipersimpangan

14.8K 887 8
                                    

Trimaksih buat para readers yang sudah bersedia membaca cerita ini. Saya hanya orang baru diwattpad, maaf bila feel nya ga dapet dan masih banyak typo.
_________________

Lagi....lagi.... hanya kabur yang terlintas kembali dibenak ku saat ini. Pergi dan berlalu mengulangi kejadian yang sama sore tadi. Dan selalu begitu, kehadirannya sungguh sangat besar berefek pada kesehatan tubuh ku. Bak bara api bertemu bensin yang tak memberi jeda untuk lekas menjadikan kobaran.

Keringat dingin yang tanpa iba jatuh menetes...

Degup jantung memompa berpacu seperti pembalap F1....

Tubuh yang mendadak lemas bak jely tak bertulang...

Belum lagi tampang bloon sedunia karna rasa terkejut bak tersengat lebah....

Keadaan yang mampu menghisap menarik dunia ku pada sebuah rasa baru.

Rasa baru yang entah bernama apa....

Aku terus berjalan menyebrang hingga tangan ku meraih pagar dengan menyisakan rasa gemetar yang masih saja enggang untuk secepatnya pergi. Bahkan aku tak mampu memberanikan diri menengok kebelakang untuk memastikan bahwa lelaki itu masih di sana atau tidak. Justru yang kudapati adalah sebuah mobil yang sedang parkir didepan rumah . Sepertinya Ayah sedang kedatangan tamu penting rupanya.

"Assalamualaikum...." ku ucapkan salam saat memasuki rumah melalui pintu samping.

"Waalaikum salam" terdengar suara ibu yang berasal dari pantry sambil membawa minuman yang sepertinya untuk tamu ayah.

Ibu terus berjalan ke arah ruang tamu sedangkan aku berlalu menuju pantry untuk meletakkan semua belanjaan pesanan Ibu.

Jam menunjukkan pukul 21.00 aku bersiap untuk segera beristirahat malam ini. Mungkin saja esok akan kembali menjadi hari yang melelahkan dengan menangani banyak pasien yang akhir-akhir ini membludak karna memasuki musim panca roba. Cuaca yang semakin sulit untuk ditebak sehingga tidak ada persiapan ketika hujan turun tiba-tiba.

Tok....tok....tok....

Terdengar suara pintu kamar diketuk dan memunculkan wajah Ayah dan Ibu.

Keduanya berjalan menghampiri ku duduk di tepian ranjang queen size milik ku. Terlihat wajah serius dan tegang diwajah Ayah. Sedangkan Ibu terlihat lebih santai tapi tetap tak dapat menutupi kekagetannya. Aku seakan merasa sebagai terdakwa. Menunggu sebuah vonis dengan debaran jantung yang semakin menyiksa.

Siapa yang datang dan menjadi tamu orang tua ku hingga membuat wajah mereka berubah seketika. Sepertinya aku tak pernah membuat ulah atau masalah serius yang dapat menghilangkan rasa kepercayaan mereka terhadap ku.

" Ura, tadi Pak Fahri dosen mu dan Ayahnya yang kemari menjadi tamu Ayah..." Ayah memulai membuka percakapan diantara kami masih dengan wajah yang menegang.

Ada urusan apa Pak Fahri kemari tanpa mengabari ku ....???

Dan apa urusannya dengan Ayah sehingga tidak menemui ku yang notabennya mantan murid nya...

Walau aku sempat mengenalkan Pak Fahri pada Ayah saat acara wisuda ku tiga bulan lalu.

Pak Fahri adalah salah satu dosen pembimbing ku. Orang nya sangat tenang juga santun. Terlihat jelas sisi kereligiusan pada pribadinnya yang cukup pendiam. Sangat baik dan juga ramah serta mengayomi. Bahkan beliau juga sukses memimpin rumah sakit milik keluarga besarnya. Usia muda, pintar, cerdas juga kaya raya. Tapi sejauh ini aku dan teman-teman ku mengetahui bahwa setatusnya masih saja lajang.

Entah wanita seperti apa yang dicarinya.

Padahal aku sangat yakin, pasti diluar sana banyak para wanita yang tergila-gila padanya. Termasuk salah satu teman kampus ku yang kabarnya dengan terang-terangan mengatakan bahwa dia sangat menyukai Pak Fahri. Namanya Reni seorang gadis cantik tinggi semampai juga modis. Dan sepertinya Reni sangat tajir bila melihat kendaraan yang digunakan sering sekali ganti.

Lelaki Diujung DoaWhere stories live. Discover now