Suatu Pagi

300 49 6
                                    

"Ngapain diem disitu, ayo berangkat!"

Luke berdiri di ambang pintu masuk Purgatory Hall sembari mengisyaratkan Solomon untuk keluar.

Karena Solomon orangnya rajin belajar, rasanya ga afdol kalo ga ngusilin Luke di pagi hari. "Gandengan dong, ntar aku ilang gimana?"

Kakek satu ini emang kuker, pantesan panti jompo gamau nampung dia.

"Oh iya ya, kakek kan dah tua kalo ilang bisa gawat." Luke menjawab dengan kesabaran sambil mengulurkan tangan.

"Sembarangan kamu! Masih muda, ganteng, menawan, dan mempesona gini dibilang tua."

"Lah kok ubanan?"

Wah, ada jangkrik lewat

"Kamu mau aku summon cermin biar kamu ngaca?"

"Apaan, bawaan dari lahir ini. Enak aja!"

"Nah itu tau. Punya rambut gini bukan berarti ubanan ya, Lukman."

"Hilih, tidak menutupi fakta bahwa dirimu dah tua."

"Mana ada."

Sementara Luke dan Solomon "berbincang bincang", mereka berdua ga sadar Simeon telah berjalan jauh meninggalkan mereka. Engga deng, Simeon dah nyampe RAD.

"Hei, Solomon. Hari ini kita beda kelas ya? Kamu masuk kelas mana– Eh loh." Sewaktu menoleh ke belakang, Simeon kaget tidak menemukan sosok Luke dan Solomon.

"Perasaan mereka berdua jalan di belakang ku deh."

Dan sialnya lagi Simeon juga ga sadar dia ninggal mereka.

(⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)(⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)(⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)

Hai, kalian! Udah lama ga jumpa ya, terakhir kali aku update book ini kapan ya? Awokawok lupa.

Sebenernya aku pengen update book ini dari lama, cuma otak ini lambat kali memproduksi idenya sampe authornya udah masuk kuliah :'))

Intinya aku mutusin buat update lagi tapiii kemungkinan update nya seminggu sekali :'D Dan makasih banyak udah baca book yang ndak jelas penulisannya ini :⟩

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 09, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

their chats | OM!Where stories live. Discover now