Ketiga bayi yang belum bisa bicara lancar itu berceloteh ria di ruang bermain. Jaemin yang menemani mereka tertawa kecil, gemas pada anaknya sendiri.

"Ma, adik bayi yang dicini lahirnya lama macih?" Tanya Yoonhee, Jaemin mengusap kepala putrinya dan mengangguk.

"Tinggal tiga bulan lagi, doakan ya semoga adik bayinya lahir sehat." Yoonhee kecil mengangguk. Tangan kecil nan gemuknya mengusap perut sang mama.

"Adik bayi cehat di cana ya, nanti kalau cudah keluar, ayo main cama Yoonie, Lin, Luca, Aleum, dan Akila" Jaemin tersenyum dan mengusap kepala putrinya sayang.

"Ne sayang, boleh mama tanya nak?" Tanya Jaemin.

"Apa mama?" Tanya Yoonhee sembari mendongak.

"Mama- tidak, maksud mama, Yoonhee tidak kesepian kan?" Yoonhee memiringkan kepalanya dan tak lama ia menggeleng.

"Yoonie ndak kecepian, mama, appadeul, dan adik bayi, juga Lin cama Yoonie cemua. Yoonie ndak kecepian." Jaemin tersenyum lega mendengarnya. Ia mengangkat sang putri untuk berdiri dan mencium pipi juga kening anaknya.

"Mama minta maaf ya kalau semisal meninggalkan Yoonie" si kecil menggeleng, tangannya menangkup wajah cantik sang mama.

"Mama ndak pelnah tinggal Yoonie dan Lin, mama celalu ada buat Lin dan Yoonie mecki cudah ada adik bayi. Papa Bel bilang Yoonie dan Lin ndak boleh benci atau malah cama mama, mama lelah, mama capek, tapi mama macih celing ada buat Yoonie dan Lin. Yoonie yang minta maaf kalena biacanya Yoonie buat mama cedih." Jaemin menggeleng kecil, dia pegang kedua tangan kecil putrinya.

"Tidak sayang, Yoonie tidak pernah buat Mama sedih. Yoonie dan Lin sudah jadi anak baik. Mama senang, maafkan mama ya kalau mama ada salah. Mama sayang kalian berdua, kalian anak mama juga." Yoonhee memeluk leher Jaemin dan mencium pipi chubby sang mama.

"Yoonie caaaaayyyyaaaaangggg cekali cama mama." Ujar si kecil, Jaemin tertawa.

"Mama juga, nak. Mama saaaaaayyyyyyaaannnnggg sekali sama Yoonie." Keduanya tertawa, sebelum-

"Lin ndak dicayang juga ma?" Tanya Lin tiba-tiba yang datang bersama Winwin dan Dejun.

"Sini sayang sini, mama juga sayang Lin, aduhh jangan cemburu begitu, gemas sekali sih anak Mama ini." Lin mendekat dan mencium pipi Jaemin.

"Lin cayang mama! Banyak-banyak, lebih banyak daripada cayang Lin ke appadeul hehe" Jaemin terkekeh gemas.

"Sini ayo main sama mama sama adik. Papi Sicheng dan Papa Xiao, ayo kemari!" Dua pria itu mendekat, mereka mencium masing-masing pipi Jaemin.

"Mama! Adik Aleum gigit tangan Adik Luca!" Pekik Yoonhee.

"Eyyy~ baru ditinggal menoleh sebentar." Dejun yang bangun lalu memisahkan kedua anaknya tersebut.

"Ini anak Taeyong hyung punya dendam apa sih pada anak Johnny hyung?" Tanya Dejun keheranan.

"Ayahnya lagi musuhan juga, capek Nana tuh lihat mereka debat tidak jelas hanya karena baju sweater untuk Nana" keluh Jaemin, Winwin tertawa di sebelahnya.

"Mereka kan mau yang terbaik untukmu, sayang." Ujar Winwin.

"Kan semuanya nanti juga Nana pake, haduh pusing Nana" Winwin terkekeh gemas, meski sudah punya lima anak dan akan tambah tiga lagi, tetap istrinya ini menggemaskan. Tambah menggemaskan malah, apalagi pipinya yang chubby itu. Mau Winwin gigit saja rasanya.

"Lin sudah ganti baju nak?" Tanya Jaemin pada Lin tengah susun balok dengan Yoonhee.

"Cudah, tadi cama Papi Cicheng" jawab si kecil.

"Kenapa tadi Adik Luca bisa mengompol di baju Lin?" Tanya Jaemin.

"Tadi Lin minta Daddy Bel, Lin mau pangku adik, tapi ndak tahu tiba-tiba adik mengompol di baju Lin. Baju Lin bau. Teluc tadi Papi bantu Lin ganti baju, coalnya Daddy ganti celana adik Luca." Jawab Lin.

"Lin mau pangku adik lagi?" Tanya Dejun.

"No!! Lin ndak mau diompoli dua kali." Dua ayah dan satu mama itu tertawa mendengarnya, apalagi Lin mengangkat tangan dan menggelengkan kepalanya.

"Yoonie mau pangku adik!"

"Jangan Yoonie nanti diompoli!"

"Apacih?! Macak Lin aja yang boleh pangku! Yoonie juga mau!"

"Yacudah kalau diompoli jangan menangic."

"Yoonie bukan Lin"

"Eyyy~ sudah, kenapa malah bertengkar, sini, Yoonie mau pangku adik kan? Kemari, biar Papa Xiao bantu." Dejun menggendong Areum dan Yoonhee mendekat lalu duduk disebelah Dejun. Papa Xiaonya itu mendudukkan si kecil Areum yang anteng pada pangkuan Yoonhee.

"Adik belat!" Keluh Yoonhee yang membuahkan tawa dari sang mama dan kedua ayahnya.

"Ninininini~" tangan kecil itu memainkan gaun yang dipakai sang kakak. Rendanya dimainkan. Lin sih tidak lihat, dia lebih fokus pada baloknya. Hingga-

"Uh? Bacah? Oh! Huwaaaaa mamaaaa gaun Yoonieeee diompoli adikkkk!!!" Teriak Yoonhee kaget. Dejun segera mengangkat Areum dan membawa si kecil pergi, sedangkan Winwin geleng kepala dan melihat Yoonhee yang shock.

"Apa Lin bilang tadi, nanti diompoli, kacihan."

Jaemin hanya bisa geleng kepala dan menahan tawa akan tingkah anak-anaknya.

***

_97_

[ALL X JAEMIN] OUR JAEMINTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon