; OO1 .ೃ࿔*

274 32 10
                                    

Tubuh Mitsuya terlempar tidak terlalu jauh dari pintu rumahnya, sebab bibinya yang memang tidak menyukai Mitsuya dari sejak awal, secara Mitsuya itu berandalan walau jika ia kembali dari rapat gengnya, ia selalu membantu bibinya itu. Tapi kenapa bibinya justru mengusir dirinya dari rumah itu? Aneh. “Sialan, ini sakit bodoh.” kata Mitsuya entah pada siapa, ia memegang lengannya yang terkena luka gores karena bibinya yang berusaha membunuhnya, namun ditahan oleh Mitsuya, dia masih sayang nyawa, tapi tidak sekarang.

Mitsuya berjalan ketempat dimana kedua orang tuanya dikubur setelah terjadinya kecelakaan, untung ia masih hidup, walau ia harus disiksa oleh bibinya. Ia duduk didepan kedua kuburan itu, air mata yang sedari tadi ia tahan ia keluarkan begitu saja disini.

“Mama, Papa, Taka yakin kalian mengerti sebetapa lelahnya Taka, jadi Taka boleh mengunjungi Mama sama Papa disana, kan?” tanya Mitsuya dengan air mata yang masih keluar dari sudut matanya dan air hujan yang ia biarkan membasahi kepalanya. Ia mengusap air matanya walau air mata tetap tak berhenti keluar.

Mitsuya berjalan ketempat yang lain lagi, yaitu dijurang. Ia terjatuh, ralat, ia menjatuhkan diri, sesuai dengan apa yang ia bilang tadi; mengunjungi Mama dan Papa disana.

Gelap, yang ia lihat sekarang hanya warna hitam, ia tidak bisa melihat warna lain disini. Tapi tiba-tiba cahaya muncul tepat didepannya, cahaya itu semakin lama semakin membesar. Dan tiba-tiba memunculkan suara yang sangat nyaring. Ia melihat kesekelilingnya, hanya ada pepohonan, mungkin ini dihutan.

’Tunggu, hutan? Seharusnya aku sudah mati, bukannya malah dihutan. Matilah kau yang menolongku.’ kata Mitsuya dalam hatinya, ia memang sudah sangat lelah, jadi pantas jika ia sangat marah saat seseorang menolongnya. Hiraukan apa yang ia bilang tadi, sekarang ia benar-benar menikmati pemandangan yang indah dihutan ini.

Angin sepoi-sepoi berhembus membuat Mitsuya semakin menikmati pemandangan hutan itu. Entah kenapa ia ingin menelusuri hutan ini lebih jauh, maka dari itu dia terus berjalan sampai bertemu rumah, memang agak aneh, namun Mitsuya tidak menaruh kecurigaan sepersen pun. Ia mengetuk pintu rumah tersebut dan tiba-tiba pintunya terbuka sendiri membuat ia sedikit kaget. “Maaf, permisi, aku masuk ya...” kata Mitsuya sedikit ragu saat memasuki rumah itu.

Mitsuya berkali-kali memuji rumah itu, tapi ada suara seseorang yang kemungkinan adalah pemilik rumah itu. “Siapa kamu berani memasuki rumah saya?” tanya sang pemilik rumah sekali lagi. Tentu saja Mitsuya terkejut, menoleh kebelakang untuk melihat asal suara. “G- g- g- gomen daddyh” kata Mitsuya mengikuti gaya bicaranya yeen sebab ia sangat amat ketakutan sekarang, just kidding, ia ingin menambah bumbu komedi karena agar tidak terlalu merinding.

Rasanya jantung Mitsuya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

‘sial’ kata Mitsuya dalam hatinya, ia merasa nyawanya terancam saat ini. Sungguh rasanya ia tidak mengerti dengan perasaannya sendiri, ia ingin mati, tapi saat ini ia sangat ingin menjaga nyawanya supaya tetap bertahan hidup, aneh. Ia menatap kearah lain, sebab rasanya ia tidak sanggup untuk sekedar menatap wajah makhluk ini. “Seenaknya masuk kerumahku, apakah kau tidak punya malu?!” tanya sang pemilik rumah dengan sedikit meninggikan nada suaranya. Sungguh, suaranya membuat Mitsuya semakin takut.

“Gomen, aku hanya ingin berjalan menelusuri hutan lebih dalam, sambil meminta bantuan. Tapi aku menemukan rumah ini, tapi karena tidak ada yang menjawab panggilanku, jadi aku berinisiatif untuk masuk” jelas Mitsuya sambil menunduk dihadapannya, membuat lawan bicaranya menghela nafas. “Jangan menunduk didepanku, angkat kepalamu, sialan!” kata lawan bicaranya, sambil perlahan mendekat ke Mitsuya dan memegang dagunya. “Wajahmu tidak buruk juga, sangat manis dan cantik, aku jadi bingung, apakah darahmu semanis wajahmu?”

Mitsuya justru semakin takut dengan orang, ralat, vampir didepannya ini. “Maksut lo apa asw?” tanya Mitsuya sambil perlahan mencengkram tangannya, tanda ia bersiap-siap memukul lawan bicaranya. Sang pemilik rumah mendorong tubuh Mitsuya sampai Mitsuya terpojok didinding. Ia mencium leher Mitsuya hingga yang dicium pun merinding. “Om? Ngapain om? Om?? Ahk!” Mitsuya sedikit mendesah saat pemilik rumah ini menggigit lehernya.

“Wah, Ran! siapa ini? Dia kelihatan manis.”

⊹    ⊹    ⊹    ⊹    ⊹
z-arsa & Man_jirou
[ 07 - 03 - 22 ]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 07, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

VAMPIR     Mitsuya haremWhere stories live. Discover now